Jawa Timur Berpeluang Penuhi Kebutuhan Perawat di Luar Pulau Jawa
Senin, 29 November 2021 - 08:22 WIB
SURABAYA - Data Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Survei Ekonomi Nasional (Susenas) menyebutkan, per tahun 2019, di Pulau Jawa, rasio perawat dengan jumlah penduduk adalah 1:815. Artinya 1 perawat melayani 815 orang. Namun di luar pulau Jawa, rasio penduduk per 1 perawat masih rendah.
Sementara Jawa Timur (Jatim), berdasarkan data dari laman bppsdmk.kemkes.go.id, memiliki sebanyak 51.709 orang perawat. "Melihat kondisi tersebut, saya melihat Jawa Timur sangat berpeluang untuk memberikan support terhadap kebutuhan perawat di luar Pulau Jawa," kata Gubernur Jatim, Khofifah Indar Parawansa, Minggu (28/11/2021).
Baca juga: Miris! Emak-emak Curi Dompet Simpan di Pakaian Dalam Terekam CCTV
Orang nomor satu di Jatim itu menambahkan, Badan Kesehatan Dunia (WHO) menyampaikan bahwa, kebutuhan perawat di Indonesia mencapai 6 juta orang. "Nah Provinsi Jatim ini sangat berpotensi menghasilkan perawat yang bisa mengisi kebutuhan di luar Jawa bahkan di luar negeri, jelas gubernur perempuan pertama di Jatim ini.
Di sisi lai, Khofifah juga mengingatkan, saat ini transformasi digital merupakan sebuah keniscayaan. Layanan kesehatan akan banyak menggunakan alat kesehatan berbasis hi-tech. Sehingga penting bagi para perawat untuk selalu update teknologi dalam memberikan layanannya.
Artinya, para perawat perlu melakukan intensitas terhadap pengenalan alkes berbasis hi-tech. Selain spesific skill keperawatan, para perawat harus paham teknologi juga. Apalagi, sekarang ini banyak peralatan kesehatan canggih, dibutuhkan mental yang canggih dan cekatan pula, ajak Khofifah.
Menurut Khofifah, penggunaan teknologi itu tidak hanya ketika para perawat memberikan layanan kesehatan, tetapi juga menyampaikan laporan (report) termasuk medical report. Akses aplikasi saat ini luar biasa. Data bisa tercapture real time dan presisi. Percepatan dengan teknologi digital. Bukan hanya layanan kesehatan, tetapi report seperti medical report, tandasnya.
Lihat Juga: Yankes Dikirim ke Pulau Sapudi, Pj. Gubernur Adhy: Siap Beri Layanan Kesehatan Gratis bagi Masyarakat
Sementara Jawa Timur (Jatim), berdasarkan data dari laman bppsdmk.kemkes.go.id, memiliki sebanyak 51.709 orang perawat. "Melihat kondisi tersebut, saya melihat Jawa Timur sangat berpeluang untuk memberikan support terhadap kebutuhan perawat di luar Pulau Jawa," kata Gubernur Jatim, Khofifah Indar Parawansa, Minggu (28/11/2021).
Baca juga: Miris! Emak-emak Curi Dompet Simpan di Pakaian Dalam Terekam CCTV
Orang nomor satu di Jatim itu menambahkan, Badan Kesehatan Dunia (WHO) menyampaikan bahwa, kebutuhan perawat di Indonesia mencapai 6 juta orang. "Nah Provinsi Jatim ini sangat berpotensi menghasilkan perawat yang bisa mengisi kebutuhan di luar Jawa bahkan di luar negeri, jelas gubernur perempuan pertama di Jatim ini.
Di sisi lai, Khofifah juga mengingatkan, saat ini transformasi digital merupakan sebuah keniscayaan. Layanan kesehatan akan banyak menggunakan alat kesehatan berbasis hi-tech. Sehingga penting bagi para perawat untuk selalu update teknologi dalam memberikan layanannya.
Artinya, para perawat perlu melakukan intensitas terhadap pengenalan alkes berbasis hi-tech. Selain spesific skill keperawatan, para perawat harus paham teknologi juga. Apalagi, sekarang ini banyak peralatan kesehatan canggih, dibutuhkan mental yang canggih dan cekatan pula, ajak Khofifah.
Menurut Khofifah, penggunaan teknologi itu tidak hanya ketika para perawat memberikan layanan kesehatan, tetapi juga menyampaikan laporan (report) termasuk medical report. Akses aplikasi saat ini luar biasa. Data bisa tercapture real time dan presisi. Percepatan dengan teknologi digital. Bukan hanya layanan kesehatan, tetapi report seperti medical report, tandasnya.
Lihat Juga: Yankes Dikirim ke Pulau Sapudi, Pj. Gubernur Adhy: Siap Beri Layanan Kesehatan Gratis bagi Masyarakat
(msd)
tulis komentar anda