Perempuan Masih Enggan Menggunakan Alat Kontrasepsi, Ini Kata DKT Indonesia

Sabtu, 20 November 2021 - 18:55 WIB
BKKBN bersama DKT Indonesia melakukan sosialisasi kepada masyarakat Desa Butuh, Kalikajar, Wonosobo, tentang KB. Foto/MPI/Wilda Fajriah
WONOSOBO - Jumlah penduduk Indonesia meningkat dari 238,5 juta jiwa di 2010 menjadi 265 juta jiwa di 2018. Peningkatan jumlah penduduk ini bisa dilihat melalui jumlah kelahiran.



Secara nasional, jumlah rata-rata anak dalam periode masa reproduksi perempuan (Total Fertility Rate/TFR) selama lebih dari dua dekade tercatat menurun, terutama perubahan pada SDKI 1991 dan SDKI 2002-2003.

Karenanya, pemerintah membuat slogan "Dua Anak Cukup" untuk program keluarga berencana (KB). Awalnya, program dan gerakan ini dianggap sebagai pengekangan hak bereproduksi masyarakat.





Padahal, urusan merencanakan jumlah anak berimbas signifikan terhadap perkembangan suatu negara, bukan cuma perkara privat yang tak semestinya dijamah pihak luar.

Menurut PBB, dengan mengatur dan mengendalikan jumlah kelahiran maka ekonomi ekonomi dan kesejahteraan keluarga bisa semakin kuat. Manfaatnya secara kumulatif adalah berkontribusi terhadap pengurangan kemiskinan dan berdampak positif pada pembangunan.

Bagi masyarakat kota yang sudah sering mendapatkan edukasi mengenai keluarga berencana, mereka sudah paham akan pentingnya mengenakan alat kontrasepsi.

Halaman :
Lihat Juga :
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More Content