Hindari Bersinggungan, Tes PCR di Undip Gunakan Model Drive Thru
Rabu, 22 April 2020 - 12:48 WIB
SEMARANG - Kementerian Kesehatan telah menetapkan laboratorium Rumah Sakit Nasional Diponegoro (RSND) Undip Semarang sebagai laboratorium tes PCR. Dengan begitu, maka Jawa Tengah saat ini telah memiliki lima laboratorium pengecekan Covid-19.
Kelima laboratorium itu antara lain Balai Besar Litbang Vektor dan Reservoir Penyakit (B2P2VRP) Salatiga, RSUP Kariadi Semarang, RSUD Moewardi dan Rumah Sakit UNS. Uniknya, proses tes PCR di RSND Undip Semarang dilakukan dengan model drive thru.
Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo yang meresmikan laboratorium PCR Undip juga terkejut dengan model pelayanan drive thru dalam pengecekan swab itu. Saat simulasi berlangsung, Ganjar ditunjukkan bagaimana pasien yang akan tes, tidak perlu turun dari kendaraan.
Pasien yang datang mengendarai mobil cukup berhenti di depan loby rumah sakit. Setelah itu, petugas yang lengkap dengan APD dan peralatan medisnya, langsung datang menghampiri. Tanpa harus turun dari mobil, pasien tersebut langsung diambil spesimennya dan bisa langsung pulang.
"Ini keren, sangat inovatif. Saya rasa model tes PCR seperti ini yang pertama di Jateng," kata Ganjar, Rabu (22/4/2020).
Selain mempercepat, model drive thru tersebut juga dapat meminimalisir penularan Covid-19. Dengan model itu, pasien tidak perlu berkerumun di ruang tunggu dan bertemu dengan banyak orang. Pasien datang, tidak perlu turun dari kendaraan, langsung diperiksa dokter dan pulang.
"Ini bagus, selain mempercepat proses, tidak banyak orang yang bersinggungan. Kalau duduk dan ngantri, kan bahaya. Kadang, kita tidak tahu bahwa pasien itu positif atau tidak," katanya.
Dengan dijadikannya RSND Undip sebagai laboratorium PCR, maka penanganan covid-19 di Jateng, lanjut Ganjar, akan semakin cepat. Selama ini, keluhan lamanya proses pengecekan swab dapat diatasi dengan penambahan ini.
"Selama ini keluhannya karena swabnya lama, dengan penambahan laboratorium ini, jadi semakin cepat penanganannya. Sehingga nantinya, pasien yang terindikasi covid-19 dapat diambil keputusan, yang positif segera dirawat, yang negatif dipulangkan dan tempatnya bisa digunakan untuk pasien lain karena saat ini kebutuhan ini tinggi," katanya.
Kelima laboratorium itu antara lain Balai Besar Litbang Vektor dan Reservoir Penyakit (B2P2VRP) Salatiga, RSUP Kariadi Semarang, RSUD Moewardi dan Rumah Sakit UNS. Uniknya, proses tes PCR di RSND Undip Semarang dilakukan dengan model drive thru.
Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo yang meresmikan laboratorium PCR Undip juga terkejut dengan model pelayanan drive thru dalam pengecekan swab itu. Saat simulasi berlangsung, Ganjar ditunjukkan bagaimana pasien yang akan tes, tidak perlu turun dari kendaraan.
Pasien yang datang mengendarai mobil cukup berhenti di depan loby rumah sakit. Setelah itu, petugas yang lengkap dengan APD dan peralatan medisnya, langsung datang menghampiri. Tanpa harus turun dari mobil, pasien tersebut langsung diambil spesimennya dan bisa langsung pulang.
"Ini keren, sangat inovatif. Saya rasa model tes PCR seperti ini yang pertama di Jateng," kata Ganjar, Rabu (22/4/2020).
Selain mempercepat, model drive thru tersebut juga dapat meminimalisir penularan Covid-19. Dengan model itu, pasien tidak perlu berkerumun di ruang tunggu dan bertemu dengan banyak orang. Pasien datang, tidak perlu turun dari kendaraan, langsung diperiksa dokter dan pulang.
"Ini bagus, selain mempercepat proses, tidak banyak orang yang bersinggungan. Kalau duduk dan ngantri, kan bahaya. Kadang, kita tidak tahu bahwa pasien itu positif atau tidak," katanya.
Dengan dijadikannya RSND Undip sebagai laboratorium PCR, maka penanganan covid-19 di Jateng, lanjut Ganjar, akan semakin cepat. Selama ini, keluhan lamanya proses pengecekan swab dapat diatasi dengan penambahan ini.
"Selama ini keluhannya karena swabnya lama, dengan penambahan laboratorium ini, jadi semakin cepat penanganannya. Sehingga nantinya, pasien yang terindikasi covid-19 dapat diambil keputusan, yang positif segera dirawat, yang negatif dipulangkan dan tempatnya bisa digunakan untuk pasien lain karena saat ini kebutuhan ini tinggi," katanya.
tulis komentar anda