Kenapa Gempa Bali M4,8 Pagi Ini Sangat Merusak, Berikut Penjelasan BMKG
Sabtu, 16 Oktober 2021 - 12:27 WIB
JAKARTA - Gempa bumi berkekuatan Magnitudo 4,8 yang mengguncang Pulau Dewata Bali , Lombok, hingga Mataram, pagi ini ternyata memiliki dampak yang sangat merusak. Padahal, dari magnitudonya gempa ini tergolong kecil.
Berdasarkan catatan dari laman resmi BMKG, diketahui gempa dengan Magnitudo 4,8, terjadi sekira jam 3 pagi, di lokasi 8.32 LS,115.45 BT atau 8 km Barat Laut Karangasem-Bali, dengan kedalamann 10 Km.
Gempa ini dirasakan kuat di wilayah Karangasem, Denpasar dan Lombok Utara IV MMI. Kemudian Lombok Timur, Lombok Tengah, Lombok Barat, dan Mataram III MMI. Gempa tersebut, kendati kecil tetapi sangat merusak.
Baca juga: Gempa M4,8 Sebabkan Rumah Rusak dan Tanah Longsor di Kintamani Bali
Kepala Bidang Mitigasi Gempa Bumi dan Tsunami Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), Daryono mengatakan, gempa bisa sangat merusak karena dangkal dan banyak bangunan yang di bawah standar.
"Gempa kecil kok merusak? Ini karena gempa dangkal, bangunan di bawah standar, efek tanah lunak endapan lahar akan mengamplifikasi guncangan gempa, dan efek topografi perbukitan pemicu collateral hazard dampak ikutan, berupa longsoran dan runtuhan batu," kata Daryono, seperti dikutip SINDOnews, dari Twitter @DaryonoBMKG, Sabtu (16/10/2021).
Dijelaskan dia, sumber Gempa Bali M 4,8 yang merusak pagi ini, terjadi karena diakibatkan oleh aktivitas sesar atau patahan aktif lokal. Bukan akibat aktivitas Sesar Naik Flores (Flores Back Aec Thrusting).
Baca: Korban Gempa Bali Bertambah Jadi 3 Orang Meninggal, 7 Patah Tulang
"Meski ada dugaan karena lokasi episenter di kompleks gunungapi Agung-Batur bisa jadi ada kaitan dengan migrasi magma yang mentrigger aktivitas sesar lokal. Hasil monitoring BMKG hingga pagi ini pukul 5.30 WIB tercatat 3 kali gempa susulan (aftershocks) pasca gempa 4,8 yang merusak di Rendang, Karangasem, Bali," sambungnya.
Gempa di Bali ini tidak hanya berdampak pada kerusakan bangunan rumah. Tetapi juga memicu dampak ikutan (collateral hazard) seperti landslide-longsoran dan rockfall-runtuhan batu, dibeberapa tempat.
"Pusat gempa Karangasem ini terletak di zona gempa swarm Kompek Gunung Agung-Batur pada tahun 2017. Gempa swarm yang terjadi pada bulan Sept-Okt 2017 memiliki mag terbesar 4,2. Selanjutnya, pada 8 Nov 2017 terjadi gempa paling kuat dengan mag 4,9 yang juga menimbulkan kerusakan ringan," pungkasnya.
Berdasarkan catatan dari laman resmi BMKG, diketahui gempa dengan Magnitudo 4,8, terjadi sekira jam 3 pagi, di lokasi 8.32 LS,115.45 BT atau 8 km Barat Laut Karangasem-Bali, dengan kedalamann 10 Km.
Gempa ini dirasakan kuat di wilayah Karangasem, Denpasar dan Lombok Utara IV MMI. Kemudian Lombok Timur, Lombok Tengah, Lombok Barat, dan Mataram III MMI. Gempa tersebut, kendati kecil tetapi sangat merusak.
Baca juga: Gempa M4,8 Sebabkan Rumah Rusak dan Tanah Longsor di Kintamani Bali
Kepala Bidang Mitigasi Gempa Bumi dan Tsunami Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), Daryono mengatakan, gempa bisa sangat merusak karena dangkal dan banyak bangunan yang di bawah standar.
"Gempa kecil kok merusak? Ini karena gempa dangkal, bangunan di bawah standar, efek tanah lunak endapan lahar akan mengamplifikasi guncangan gempa, dan efek topografi perbukitan pemicu collateral hazard dampak ikutan, berupa longsoran dan runtuhan batu," kata Daryono, seperti dikutip SINDOnews, dari Twitter @DaryonoBMKG, Sabtu (16/10/2021).
Dijelaskan dia, sumber Gempa Bali M 4,8 yang merusak pagi ini, terjadi karena diakibatkan oleh aktivitas sesar atau patahan aktif lokal. Bukan akibat aktivitas Sesar Naik Flores (Flores Back Aec Thrusting).
Baca: Korban Gempa Bali Bertambah Jadi 3 Orang Meninggal, 7 Patah Tulang
"Meski ada dugaan karena lokasi episenter di kompleks gunungapi Agung-Batur bisa jadi ada kaitan dengan migrasi magma yang mentrigger aktivitas sesar lokal. Hasil monitoring BMKG hingga pagi ini pukul 5.30 WIB tercatat 3 kali gempa susulan (aftershocks) pasca gempa 4,8 yang merusak di Rendang, Karangasem, Bali," sambungnya.
Gempa di Bali ini tidak hanya berdampak pada kerusakan bangunan rumah. Tetapi juga memicu dampak ikutan (collateral hazard) seperti landslide-longsoran dan rockfall-runtuhan batu, dibeberapa tempat.
"Pusat gempa Karangasem ini terletak di zona gempa swarm Kompek Gunung Agung-Batur pada tahun 2017. Gempa swarm yang terjadi pada bulan Sept-Okt 2017 memiliki mag terbesar 4,2. Selanjutnya, pada 8 Nov 2017 terjadi gempa paling kuat dengan mag 4,9 yang juga menimbulkan kerusakan ringan," pungkasnya.
(hsk)
tulis komentar anda