Taktik Ublek Telur Kodam Brawijaya Hancurkan PKI Blitar Selatan yang Hendak Bangkit
Jum'at, 01 Oktober 2021 - 17:24 WIB
"Jalan apapun yang ditempuh oleh gerombolan PKI tidak akan menolong dari kehancurannya," kata Kolonel Infantri Witarmin dalam buku Operasi Trisula Kodam VIII/Brawidjaja.
Secara keseluruhan, kegiatan PKI di Blitar Selatan digerakkan tiga kelompok. Politbiro Central Comite PKI, Comite Daerah Besar (Provinsi Jatim) dan Comite Proyek (Compro).
Dipilihnya Blitar Selatan menurut Mayjen Soebijakto karena daerah tersebut tempat terisolasi. Sejak zaman Belanda, Blitar Selatan yang alamnya tandus, dikenal sebagai sarang bromocorah. Sudah lama komunisme tumbuh subur di sana.
"Dan merupakan basis massa PKI sejak 1948 dan sesudah Pemilu 1955," katanya dalam "Banser Berjihad Menumpas PKI".
Di luar aksi teror penculikan, perampokan dan pembunuhan, Politbiro PKI Gaya Baru Blitar Selatan menyusun tesis Perjuangan Bersenjata (Perjuta). Mereka memadukan konsep Mao Tse Tung (Cina) dengan Vo Nguyen Giap, komunis Vietnam. Basis revolusi (Basrev) dibangun. Disiapkan Comite Proyek, Komando Proyek, Detasemen Gerilya (Detga) dan Gerilya Desa (Gerda) sebagai perangkat pertempuran.
PKI Gaya Baru Blitar Selatan tengah menyiapkan Perang Rakyat. Dalam buku Banser Berjihad Menumpas PKI, disebutkan," Pada November 1967, CC PKI Blitar Selatan mengadakan Kursus Kilat Perang Rakyat (KKPR)".
KKPR yang diikuti 30 siswa berlangsung 10 hari di Dusun Belik Bendo, Blitar Selatan. Rewang mengajar "Kritik Oto Kritik". Oloan Hutapea mengajar materi "Membangun Kembali PKI", Ruslan Widjajasastra mengisi "Materialisme Dialektika Historis" dan Munir mengajar "Thesis Perang Rakyat".
Dalam upaya bangkit kembali, Compro Blitar Selatan juga berhasil menyelenggarakan Sekolah Perang Rakyat (SPR) sampai lima angkatan. Secara organisasi PKI Gaya Baru membentuk struktur mulai tingkat pusat (Comite Central), Provinsi (Comite Daerah Besar), Kabupaten (Comite Seksi), Kecamatan (Comite Sub Seksi), Desa/Kelurahan (Comite Ressort Besar) dan Perdukuhan (Comite Ressort).
Mereka juga mengenalkan istilah Pembangunan Partai (PP), Gerakan Massa (Germas), Kerja di Kalangan Musuh (KKM) dan Sabotase Combat (Sabcom).
Secara keseluruhan, kegiatan PKI di Blitar Selatan digerakkan tiga kelompok. Politbiro Central Comite PKI, Comite Daerah Besar (Provinsi Jatim) dan Comite Proyek (Compro).
Dipilihnya Blitar Selatan menurut Mayjen Soebijakto karena daerah tersebut tempat terisolasi. Sejak zaman Belanda, Blitar Selatan yang alamnya tandus, dikenal sebagai sarang bromocorah. Sudah lama komunisme tumbuh subur di sana.
"Dan merupakan basis massa PKI sejak 1948 dan sesudah Pemilu 1955," katanya dalam "Banser Berjihad Menumpas PKI".
Di luar aksi teror penculikan, perampokan dan pembunuhan, Politbiro PKI Gaya Baru Blitar Selatan menyusun tesis Perjuangan Bersenjata (Perjuta). Mereka memadukan konsep Mao Tse Tung (Cina) dengan Vo Nguyen Giap, komunis Vietnam. Basis revolusi (Basrev) dibangun. Disiapkan Comite Proyek, Komando Proyek, Detasemen Gerilya (Detga) dan Gerilya Desa (Gerda) sebagai perangkat pertempuran.
PKI Gaya Baru Blitar Selatan tengah menyiapkan Perang Rakyat. Dalam buku Banser Berjihad Menumpas PKI, disebutkan," Pada November 1967, CC PKI Blitar Selatan mengadakan Kursus Kilat Perang Rakyat (KKPR)".
KKPR yang diikuti 30 siswa berlangsung 10 hari di Dusun Belik Bendo, Blitar Selatan. Rewang mengajar "Kritik Oto Kritik". Oloan Hutapea mengajar materi "Membangun Kembali PKI", Ruslan Widjajasastra mengisi "Materialisme Dialektika Historis" dan Munir mengajar "Thesis Perang Rakyat".
Dalam upaya bangkit kembali, Compro Blitar Selatan juga berhasil menyelenggarakan Sekolah Perang Rakyat (SPR) sampai lima angkatan. Secara organisasi PKI Gaya Baru membentuk struktur mulai tingkat pusat (Comite Central), Provinsi (Comite Daerah Besar), Kabupaten (Comite Seksi), Kecamatan (Comite Sub Seksi), Desa/Kelurahan (Comite Ressort Besar) dan Perdukuhan (Comite Ressort).
Mereka juga mengenalkan istilah Pembangunan Partai (PP), Gerakan Massa (Germas), Kerja di Kalangan Musuh (KKM) dan Sabotase Combat (Sabcom).
Lihat Juga :
tulis komentar anda