47 PDP dan 65 ODP Corona di Kota Bogor adalah Balita
Minggu, 31 Mei 2020 - 09:50 WIB
BOGOR - Kepala Dinas Kesehatan Kota Bogor Sri Nowo Retno memaparkan di kasus Orang Dalam Pemantauan (ODP) , Pasien Dalam Pengawasan (PDP) maupun terkonfirmasi positif COVID-19 di Kota Bogor merata pada semua kelompok usia, termasuk anak-anak dan remaja.
"Memang pada kasus Kota Bogor itu kelompok umur yang paling banyak itu 45 tahun ke atas. Tapi bukan berarti kasus terhadap anak tidak ada. Bahkan kita ada kasus konfirmasi positif ada empat kasus, tiga kasus di antaranya usia 6-18 tahun dan satu kasus balita usia 3 tahun," jelasnya.
(Baca: Ingin Sempurnakan Protokol Kesehatan, Bima Arya Belum Ingin Aktifkan Sekolah)
Sementara untuk PDP, Kota Bogor mencatat per Sabtu (30/5/2020), ada 47 kasus dengan usia kurang dari 5 tahun dan 28 kasus pada rentang usia 6-19 tahun. Begitu juga ODP, ada 65 kasus untuk usia di bawah 5 tahun dan 148 kasus di usia 6-19 tahun.
Retno meminta angka-angka data tersebut menjadi perhatian dan bahan masukan terhadap dunia pendidikan dalam menyusun sebuah kebijakan, dalam hal ini terkait aktivasi sekolah.
"Apakah nanti betul-betul anak-anak ini patuh pada protokol kesehatan? Apakah betul-betul anak usia sekolah SD, patuh memakai masker, physical distancing. Meski di dalam kelas bisa saja patuh, tapi ketika keluar kelas, bermain dengan temannya, Nah itu juga perlu dipikirkan," katanya.
"Memang pada kasus Kota Bogor itu kelompok umur yang paling banyak itu 45 tahun ke atas. Tapi bukan berarti kasus terhadap anak tidak ada. Bahkan kita ada kasus konfirmasi positif ada empat kasus, tiga kasus di antaranya usia 6-18 tahun dan satu kasus balita usia 3 tahun," jelasnya.
(Baca: Ingin Sempurnakan Protokol Kesehatan, Bima Arya Belum Ingin Aktifkan Sekolah)
Sementara untuk PDP, Kota Bogor mencatat per Sabtu (30/5/2020), ada 47 kasus dengan usia kurang dari 5 tahun dan 28 kasus pada rentang usia 6-19 tahun. Begitu juga ODP, ada 65 kasus untuk usia di bawah 5 tahun dan 148 kasus di usia 6-19 tahun.
Retno meminta angka-angka data tersebut menjadi perhatian dan bahan masukan terhadap dunia pendidikan dalam menyusun sebuah kebijakan, dalam hal ini terkait aktivasi sekolah.
"Apakah nanti betul-betul anak-anak ini patuh pada protokol kesehatan? Apakah betul-betul anak usia sekolah SD, patuh memakai masker, physical distancing. Meski di dalam kelas bisa saja patuh, tapi ketika keluar kelas, bermain dengan temannya, Nah itu juga perlu dipikirkan," katanya.
(muh)
tulis komentar anda