Terlalu Lama Belajar Online, Puluhan Pelajar SMA dan SMK di Madina Pilih Menikah
Sabtu, 04 September 2021 - 16:56 WIB
Puluhan siswa SMA, dan SMK di Mandailing Natal (Madina) Sumatera Utara, tak lagi bersekolah karena memilih menikah akibat libur panjang pandemi COVID-19. Foto/iNews TV/Ahmad Husein Lubis
MANDAILING NATAL - Di tengah semangat para siswa kembali bersekolah dan melangsungkan Pembelajaran Tatap Muka (PTM), pasca libur panjang akibat pandemi COVID-19, puluhan pelajar SMA dan SMK di Kabupaten Mandailing Natal (Madina) Sumatera Utara, justru tak lagi bersekolah.
Adanya puluhan siswa SMA dan SMK di Madina, yang tak lagi bersekolah tersebut, membuat terkejut pihak sekolah. Setelah ditelusuri ke orang tuanya, diketahui siswa yang tak masuk sekolah tersebut telah menikah.
Kejadian siswa yang memilih menikah akibat terlalu lama libur tersebut, jumlahnya cukup banyak. Rata-rata mencapai 3-10 siswa di setiap SMA dan SMK. "Kami tak dapat melarang jika ada anak didik memilih menikah muda, dan cuma sebatas mengimbau orang tua agar lebih mengutamakan pendidikan bagi anak-anaknya," ujar Kepala SMA Negeri 1 Panyabungan, Muhammad Nuh.
Dia menambahkan, para siswa yang diketahui menikah karena libur akibat pandemi COVID-19 ini, rata-rata siswa yang tinggal di pelosok desa. Selama pembelajaran online, pihak sekolah dan para siswa ini nyaris tak berkomunikasi, karena terkendala akses jaringan internet.
Adanya puluhan siswa SMA dan SMK di Madina, yang tak lagi bersekolah tersebut, membuat terkejut pihak sekolah. Setelah ditelusuri ke orang tuanya, diketahui siswa yang tak masuk sekolah tersebut telah menikah.
Kejadian siswa yang memilih menikah akibat terlalu lama libur tersebut, jumlahnya cukup banyak. Rata-rata mencapai 3-10 siswa di setiap SMA dan SMK. "Kami tak dapat melarang jika ada anak didik memilih menikah muda, dan cuma sebatas mengimbau orang tua agar lebih mengutamakan pendidikan bagi anak-anaknya," ujar Kepala SMA Negeri 1 Panyabungan, Muhammad Nuh.
Dia menambahkan, para siswa yang diketahui menikah karena libur akibat pandemi COVID-19 ini, rata-rata siswa yang tinggal di pelosok desa. Selama pembelajaran online, pihak sekolah dan para siswa ini nyaris tak berkomunikasi, karena terkendala akses jaringan internet.
(eyt)
tulis komentar anda