Pemprov Jatim Beber Kronologi Dua Unit Mobil PCR Bantuan BNPB

Jum'at, 29 Mei 2020 - 21:34 WIB
Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jatim, Suban Wahyudiono.Foto/SINDONews/Lukman Hakim
SURABAYA - Pemprov Jawa Timur (Jatim) membantah tudingan Wali Kota Surabaya, Tri Rismaharini yang menyebut Pemprov menyerobot hasil permintaan Pemkot Surabaya terkait bantuan mobil labolatorium khusus polymerase chain reaction (PCR) dari BNPB (Badan Nasional Penanggulangan Bencana).

Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jatim, Suban Wahyudiono membeber kronologis pemberian bantuan mobil tersebut. Pada 11 Mei 2020 lalu, pihaknya berkirim surat permohonan tersebut BNPB Pusat atau Gugus Tugas Penanganan Covid-19.

Permohonan itu berkaitan dengan bantuan mesin RT-PCR sebanyak 15 unit dan permintaan cartridge sebanyak 3.500 buah bagi rumah sakit yang memiliki kemampuan melakukan tes cepat molekuler (TCM) GeneXpert.(baca juga: Risma Ngamuk, 2 Mobil Laboratorium BNPB Dibawa Keluar Surabaya )



“Di samping surat permohonan itu, malam hari Ibu Gubernur (Khofifah Indar Parawansa) langsung telepon Kepala BNPB Doni Monardo, dan juga Bapak Pangdam juga komunikasi untuk segera ada bantuan mobil lab PCR ini. Di samping itu, saya sendiri WA (Whatsapp) ke Bapak Doni Monardo,” kata Suban di Gedung Negara Grahadi, Jumat (29/5/2020).

Setelah itu, lanjut Suban, dia diarahkan untuk segera melakukan komunikasi dengan Dodi Riswandi selaku Deputi 1 Kedaruratan. Dalam komunikasi tersebut, keduanya berkoordinasi terkait teknis pengiriman mobil PCR. (baca juga: Jatim Terima 2 Mobil PCR Lagi, Layanan Swab Bisa 1.600 Sampel/Hari )

Kemudian tanggal 27 malam, pihaknya sudah dikirim satu unit, yang isinya 2 mesin PCR. “Pak Dodi juga menyampaikan nomor telepon ke kami untuk menelepon driver atau kru untuk mengarahkan nanti di mana harus diterima, dan kita sepakat dengan Pak Dodi bahwa kedatangan mobil unit PCR ini kita terima di Rumah Sakit lapangan di Jalan Indrapura Surabaya,” ungkap Suban.

Selanjutnya, mobil PCR ini langsung difungsikan di RS Universitas Airlangga serta Asrama Haji Sukolilo. Total ada 300 sampel yang dikerjakan dengan rincial 200 sampel di RS Unair dan 100 di Asrama Haji.

Kemudian 28 Mei, mobil ini diarahkan ke Sidoarjo dan Kabupaten Lamongan karena untuk mempercepat pemeriksaan sampel yang belum dapat diperiksa. “Salah satu mobil digeser ke Tulungagung juga untuk mempercepat pemeriksaan.

"Kenapa harus Tulungagung? Karena butuh bantuan cepat, karena terkenadala kapasitas swab. PDP Tulungagung ini tertinggi kedua di Jatim. Berdasarkan jumlah PDP 558 terdapat 172 meninggal dengan status PDP sebelum sempat diswab. Itu kronologisnya,” jelasnya.
Halaman :
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More Content