Lewat Kolaborasi, Ridwan Kamil Yakin Herd Immunity di Jabar Tercapai Akhir 2021

Selasa, 27 Juli 2021 - 21:38 WIB
Gubernur Jabar, Ridwan Kamil saat menghadiri Rakor Percepatan Vaksinasi Provinsi Jabar via konferensi video dari Gedung Pakuan, Kota Bandung, Selasa (27/7/2021). Foto/Humas Pemprov Jabar
BANDUNG - Gubernur Jawa Barat (Jabar), Ridwan Kamil optimistis kekebalan kelompok atau herd immunity bakal tercapai akhir 2021 jika semua pihak berkolaborasi untuk mempercepat program vaksinasi COVID-19.

Baca juga: Tekan Penularan COVID-19, Ini Strategi Berbasis RT yang Dilancarkan Ridwan Kamil

Menurut Ridwan Kamil, kolaborasi menjadi faktor penting dalam percepatan vaksinasi COVID-19. Agar herd Immunity di Jabar dapat terbentuk akhir 2021, maka semua pihak harus terlibat, mulai dari pemerintah, TNI, Polri, swasta, komunitas, sampai masyarakat.

Baca juga: Injak Kepala Pemuda Bisu di Merauke Papua, 2 Anggota Polisi Militer TNI AU Ditahan

"Yang pertama bahwa kecepatan (vaksinasi) sekarang akan berakhir di 2027. Tapi, jika dikeroyok bersama-sama, maka tahun ini akan selesai," kata Ridwan Kamil dalam Rakor Percepatan Vaksinasi Provinsi Jabar via konferensi video dari Gedung Pakuan, Kota Bandung, Selasa (27/7/2021).



Menurut Gubernur yang akrab disapa Kang Emil itu, Pemprov Jabar sudah menyusun strategi percepatan vaksinasi COVID-19. Ada lima strategi yang sudah dibuat secara komprehensif dan penuh perhitungan yang diharapkan dapat mempercepat pembentukan herd immunity.

Adapun kelima strategi percepatan vaksinasi COVID-19 di Jabar, yaitu membangun pos vaksin (rumah sakit, puskesmas, dan kantor kesehatan pelabuhan), home service, jemput bola ke area publik, drive thru, dan sentra vaksin.

Kang Emil juga meminta sekolah-sekolah di Jabar, mulai dari SD, SMP, dan SMA, serta pesantren, dijadikan sentra vaksinasi COVID-19. Kemudian, mobil vaksinasi pun harus disiapkan untuk memperluas cakupan vaksinasi COVID-19.

"Tolong semangati puskesmas-puskesmas untuk melakukan vaksinasi. Kemudian, semua tempat dimanfaatkan. Tidak hanya SMA, tetapi juga SD, SMP, dan pesantren yang memadai (untuk pelaksanaan vaksinasi) bisa didata," paparnya.
Halaman :
tulis komentar anda
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More