Gubernur Jabar Ajak Media Massa Edukasi Masyarakat soal New Normal

Kamis, 28 Mei 2020 - 10:58 WIB
Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil mengajak untuk turut serta melakukan edukasi dan sosialisasi terkait tatanan normal baru atau new normal. Foto/Dok/SINDOnews
BANDUNG - Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil mengajak untuk turut serta melakukan edukasi dan sosialisasi terkait tatanan normal baru atau new normal yang bakal diterapkan di Provinsi Jabar mulai Senin, 1 Juni 2020.

Gubernur yang akrab disapa Kang Emil itu menyatakan, Pemprov Jabar akan merancang dan menyosialisasikan new normal kepada masyarakat, agar masyarakat dapat segera beradaptasi. (Baca juga; Pemkot Bantah Mal di Bandung Mulai Beroperasi 30 Mei )

"Kita akan mulai (adaptasi new normal) kurang lebih di hari Senin nanti, dari Rabu sampai Minggu ini kita sosialiasi. Nanti di hari kerja, di hari Senin kita mulai," ujar Kang Emil lewat keterangan tertulisnya, Kamis (28/5/2020).



Kang Emil pun mengajak semua pihak, termasuk media massa, untuk turut menyosialisasikan dan mengedukasi masyarakat terkait new normal tersebut. Menurut dia, dengan sosialisasi yang komprehensif, pengendalian COVID-19 dan new normal dapat berjalan optimal.

"Jadi, saya minta kerja sama ke media selama empat atau lima hari ini kita fokus mengedukasi tentang tata cara normalitas baru itu. Sebab, (kondisi) terkendalinya Jawa Barat akan terganggu jika ada euforia dalam normalitas baru," katanya. (Baca juga; Pemprov Jabar Persiapkan Penerapan Tatanan Normal Baru secara Matang )

Kang Emil kembali menegaskan, penunjukan Jabar untuk menerapkan new normal didasari alasan Jabar dinilai mampu mengendalikan COVID-19. Hal tersebut terlihat dari angka reproduksi (Rt) penyebaran COVID-19 yang menyentuh angka 1,09.

"Angka reproduksi kita ada di 1,09. Dalam standar WHO, angka itu bisa dianggap terkendali, makin kecil di nol, itu lebih baik. Kita akan fokus menjaga ini selama 14 hari ke depan. Kita sudah satu minggu rasionya di angka satu. Mudah-mudahan seminggu lagi tetap ada di angka satu, sehingga bisa dalam kategori terkendali," terangnya.

Meski demikian, Kang Emil menekankan, penerapan new normal di Jabar akan tetap mengacu pada level kewaspadaan COVID-19. "Maka istilahnya itu bukan pelonggaran, bukan relaksasi, istilahnya itu adaptasi. Adaptasi terhadap situasi baru," jelasnya.

Dia mencontohkan, dalam penerapan new normal, tempat perbelanjaan atau pertokoan harus menerapkan jaga jarak, penggunaan masker, dan cuci tangan. Selain itu, jumlah kapasitas pengunjung pun harus dibatasi.

"Semua toko atau ekonomi harus bikin surat pernyataan bahwa dia siap mematuhi protokol baru di new normal dan siap diberi sanksi kalau melanggar. Intinya hanya terbagi dalam tiga, yaitu menjaga jarak, harus menjaga higienis yakni menggunakan masker, dan cuci tangan ketika keluar-masuk dari sebuah tempat," paparnya.

Selain di tempat perbelanjaan, konsep new normal juga akan diterapkan di semua sektor, seperti lembaga pendidikan, rumah ibadah, dan industri. "Normalitas baru itulah yang akan kita lakukan di daerah-daerah. Dan ini akan dikawal oleh TNI/Polri selama 14 hari. Pak Presiden sudah memberi tugas pada Panglima TNI dan Kapolri untuk memobilisasi TNI dan Polri di empat provinsi ini," katanya.

Diketahui, Provinsi Jabar menjadi salah satu provinsi yang bersiap memasuki new normal sesuai arahan pemerintah pusat. Selain Jabar, 3 provinsi lainnya yakni DKI Jakarta, Sumatera Barat, serta Gorontalo, dan 25 kabupaten/kota yang juga menerapkan new normal.
(wib)
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More Content