Revitalisasi Sungai Citarum Dikebut, Mulai Kalimalang hingga Penataan Situ Ciburuy
Jum'at, 25 Juni 2021 - 09:48 WIB
"Satu restoran typical menampung 4 warung, satu restoran kecil menampung 8 warung, adapun jumlah total warung yang dibangun sebanyak 38 warung, dan saat ini kondisi eksisting di lapangan terdapat 34 warung," paparnya.
Adapun kriteria keberhasilan penataan Situ Ciburuy sama halnya dengan penataan Kalimalang, yaitu meningkatnya destinasi wisata berbasis air dengan kualitas air mutu kelas 2 di lahan seluas 41,15 hektare yang menampung sekitar 4.755.000 m3 air itu.
Terakhir, kata Dikky, pekerjaan pembangunan Embung Tanjungwangi dengan kriteria keberhasilan meningkatnya ketersediaan air untuk menunjang produktivitas ekonomi dan domestik serta penambahan volume ketersediaan air.
Embung terletak di Desa Tanjungwangi, Kecamatan Pacet, Kabupaten Bandung dengan luas tangkapan air 1,82 hektare itu bermanfaat untuk menahan kelebihan air pada musim hujan dan menjadi sumber irigasi pada musim kemarau. Selain itu, bisa menjadi wisata lokal kampung ikan.
"Ke depan kami berencana untuk memperluas embung di Desa Cipeujeuh," tutur Dikky.
Sebelumnya diberitakan, Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Jabar sendiri telah mengklaim bahwa predikat sungai terkotor di dunia tak lagi relevan disematkan kepada Sungai Citarum. Hal itu ditandai dengan menurunnya tingkat pencemaran, termasuk kualitas air yang jauh lebih baik.
Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Jabar, Prima Mayaningtias mengatakan, perbaikan Sungai Citarum seiring pelaksanaan program Citarum Harum yang diatur dalam Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 15 Tahun 2018 tentang Percepatan Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan DAS Citarum.
Menurutnya, sejak perpres tersebut disahkan dan program Citarum Harum berjalan, berbagai upaya pengendalian kerusakan sungai telah berjalan efektif. Sedikitnya ada 13 program yang fokus dikerjakan untuk menuntaskan sengkarut pencemaran di Daerah Aliran Sungai (DAS) Citarum dari hulu ke hilir.
Prima menegaskan, kondisi saat ini berbeda dengan kondisi Sungai Citarum dibandingkan hampir satu dekade ke belakang dimana predikat salah satu sungai terkotor di dunia sempat disematkan.
Saat ini, kata Prima, sungai yang juga menjadi sumber air baku bagi puluhan juta orang di 13 kabupaten/kota di Pulau Jawa dan Bali tersebut perlahan berprogres menuju kondisi yang lebih baik.
Adapun kriteria keberhasilan penataan Situ Ciburuy sama halnya dengan penataan Kalimalang, yaitu meningkatnya destinasi wisata berbasis air dengan kualitas air mutu kelas 2 di lahan seluas 41,15 hektare yang menampung sekitar 4.755.000 m3 air itu.
Terakhir, kata Dikky, pekerjaan pembangunan Embung Tanjungwangi dengan kriteria keberhasilan meningkatnya ketersediaan air untuk menunjang produktivitas ekonomi dan domestik serta penambahan volume ketersediaan air.
Embung terletak di Desa Tanjungwangi, Kecamatan Pacet, Kabupaten Bandung dengan luas tangkapan air 1,82 hektare itu bermanfaat untuk menahan kelebihan air pada musim hujan dan menjadi sumber irigasi pada musim kemarau. Selain itu, bisa menjadi wisata lokal kampung ikan.
"Ke depan kami berencana untuk memperluas embung di Desa Cipeujeuh," tutur Dikky.
Sebelumnya diberitakan, Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Jabar sendiri telah mengklaim bahwa predikat sungai terkotor di dunia tak lagi relevan disematkan kepada Sungai Citarum. Hal itu ditandai dengan menurunnya tingkat pencemaran, termasuk kualitas air yang jauh lebih baik.
Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Jabar, Prima Mayaningtias mengatakan, perbaikan Sungai Citarum seiring pelaksanaan program Citarum Harum yang diatur dalam Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 15 Tahun 2018 tentang Percepatan Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan DAS Citarum.
Menurutnya, sejak perpres tersebut disahkan dan program Citarum Harum berjalan, berbagai upaya pengendalian kerusakan sungai telah berjalan efektif. Sedikitnya ada 13 program yang fokus dikerjakan untuk menuntaskan sengkarut pencemaran di Daerah Aliran Sungai (DAS) Citarum dari hulu ke hilir.
Prima menegaskan, kondisi saat ini berbeda dengan kondisi Sungai Citarum dibandingkan hampir satu dekade ke belakang dimana predikat salah satu sungai terkotor di dunia sempat disematkan.
Saat ini, kata Prima, sungai yang juga menjadi sumber air baku bagi puluhan juta orang di 13 kabupaten/kota di Pulau Jawa dan Bali tersebut perlahan berprogres menuju kondisi yang lebih baik.
tulis komentar anda