Kebutuhan Aksesibilitas Penting bagi Kelangsungan Penyandang Tunanetra
Senin, 21 Juni 2021 - 03:25 WIB
SURABAYA - Pemenuhan aksesibilitas pelayanan bagi penyandang tunanetra mutlak untuk diterapkan di kota besar. Tak hanya terkait masalah pendidikan vokasi , namun ketersedian lapangan kerja juga menjadi salah satu fokus utama.
Kebutuhan aksesibilitas itu diketahui Wakil Wali Kota Surabaya, Armuji saat menghadiri sebuah acara Public Movement bertemakan 'This Is Ability Not Disability' yang berlangsung di Plaza Surabaya, Minggu (20/6/2021).
"Ini yang tentunya kita dorong dan tentunya dari pemkot juga memberikan suatu support. Besok pun juga ada pelatihan IT bagi tuna netra di Gedung Wanita. Jadi baik dari mulai yang anak-anak, remaja ataupun dewasa selalu kita support," kata Armuji.
Dalam public movement tersebut, katanya, anak-anak diajari bagaimana menggambar dengan cara mengenali bau dari tiap warna cat. Dengan didampingi keluarga dan pembimbing, mereka dibantu melukis menggunakan jari sesuai dengan imajinasinya.
Politisi PDIP itu menambahkan, public movement yang diselenggarakan Universitas Airlangga (Unair) bekerjasama dengan Yayasan Pendidikan Anak-anak Buta merupakan salah satu pendidikan ekstra. Aksesibilitas seperti ini tentu akan semakin mendukung anak-anak penyandang tunanetra untuk dapat berkarya meski dengan keterbatasan.
"Ini adalah suatu pendidikan ekstra, dimana anak-anak yang ingin belajar menggambar atau melukis, mereka diajari dengan cara (identifikasi) bau dari warna itu sendiri. Maka mereka juga bisa mengekspresikan di dalam kanvas dimana akan membentuk seperti apa yang diinginkan," ucapnya.
Ia menambahkan, selama ini Pemkot Surabaya juga terus berupaya menyediakan aksesibilitas bagi masyarakat yang memiliki keterbatasan. Salah satu diantaranya adalah menyediakan lapangan kerja di lingkup pemkot sesuai dengan bakat dan keahliannya.
"Kita contoh konkret merekrut untuk bisa bekerja bersama teman-teman normal seperti biasa. Baik yang dari tunarungu, tunawicara, maupun tunanetra. Itu bentuk daripada kepedulian pemerintah kota," ungkapnya.
Armuji juga menyatakan, dukungan dari berbagai pihak sangat dibutuhkan dalam upaya pemenuhan pelayanan bagi penyandang tunanetra. Pihaknya juga mendorong stakeholder lain agar turut serta dalam mewujudkan upaya tersebut.
Kebutuhan aksesibilitas itu diketahui Wakil Wali Kota Surabaya, Armuji saat menghadiri sebuah acara Public Movement bertemakan 'This Is Ability Not Disability' yang berlangsung di Plaza Surabaya, Minggu (20/6/2021).
"Ini yang tentunya kita dorong dan tentunya dari pemkot juga memberikan suatu support. Besok pun juga ada pelatihan IT bagi tuna netra di Gedung Wanita. Jadi baik dari mulai yang anak-anak, remaja ataupun dewasa selalu kita support," kata Armuji.
Dalam public movement tersebut, katanya, anak-anak diajari bagaimana menggambar dengan cara mengenali bau dari tiap warna cat. Dengan didampingi keluarga dan pembimbing, mereka dibantu melukis menggunakan jari sesuai dengan imajinasinya.
Politisi PDIP itu menambahkan, public movement yang diselenggarakan Universitas Airlangga (Unair) bekerjasama dengan Yayasan Pendidikan Anak-anak Buta merupakan salah satu pendidikan ekstra. Aksesibilitas seperti ini tentu akan semakin mendukung anak-anak penyandang tunanetra untuk dapat berkarya meski dengan keterbatasan.
"Ini adalah suatu pendidikan ekstra, dimana anak-anak yang ingin belajar menggambar atau melukis, mereka diajari dengan cara (identifikasi) bau dari warna itu sendiri. Maka mereka juga bisa mengekspresikan di dalam kanvas dimana akan membentuk seperti apa yang diinginkan," ucapnya.
Ia menambahkan, selama ini Pemkot Surabaya juga terus berupaya menyediakan aksesibilitas bagi masyarakat yang memiliki keterbatasan. Salah satu diantaranya adalah menyediakan lapangan kerja di lingkup pemkot sesuai dengan bakat dan keahliannya.
Baca Juga
"Kita contoh konkret merekrut untuk bisa bekerja bersama teman-teman normal seperti biasa. Baik yang dari tunarungu, tunawicara, maupun tunanetra. Itu bentuk daripada kepedulian pemerintah kota," ungkapnya.
Armuji juga menyatakan, dukungan dari berbagai pihak sangat dibutuhkan dalam upaya pemenuhan pelayanan bagi penyandang tunanetra. Pihaknya juga mendorong stakeholder lain agar turut serta dalam mewujudkan upaya tersebut.
tulis komentar anda