Satgas Pangan Polda Jatim Turun Cek Harga Kedelai, Ada Apa?

Kamis, 03 Juni 2021 - 11:50 WIB
Satgas Pangan Polda Jatim turun langsung ke para agen dan distributor guna melakukan pengecekan harga kedelai
SURABAYA - Satgas Pangan Polda Jatim turun langsung ke para agen dan distributor guna melakukan pengecekan harga kedelai. Ini menyusul keluhan dari sejumlah perajin tahu dan tempe terkait harga bahan baku kedelai impor yang mengalami kenaikan.

Dirreskrimsus Polda Jatim Kombes Farman mengatakan, berdasarkan siaran pers Kementerian Perdagangan (Kemendag) pada 31 Mei 2021, harga kedelai internasional sudah mengalami penurunan. Dari Rp9.604 per kilogram (kg) menjadi Rp9.220 per kg. Namun, pihaknya juga turun langsung ke beberapa agen di Jatim untuk memastikan stok dan harganya. “Kami berkoordinasi dengan Disperindag dan Dinas Pertanian untuk mengecek stok dan harga kedelai,” katanya, Kamis (3/6/2021).

Baca juga: Gubernur Khofifah Minta Bupati/Wali Kota di Jatim Pantau Perkembangan Kasus Harian COVID-19



Dia menambahkan, informasi dari PT. Surabaya Palentig Company FPC, harga kedelai saat ini sudah turun jika dibanding bulan ramadan. Dari semula Rp10.150 per kg di tingkat importer, saat ini menjadi Rp9.500 per kg. “Dan saat ini FPC memiliki stok kurang lebih 1.000 ton kedelai," kata Farman.

Pihaknya juga mengecek ke PT. FKS, di sana harga kedelai sudah mengalami penurunan dibanding saat hari raya Idul fitri. PT FKS menjual dengan harga Rp10.100 per kg di gudang importir. Ada pula informasi dari CV. Jaya Tri Hutama Lumajang. Saat ini, perusahaan itu menjual kedelai dengan harga Rp10.300 per kg dan masih ada stok kurang lebih 40 ton. “Beberapa hari terakhir permintaan kedelai turun karena harga yang masih tinggi," ujar Farman.

Informasi dari salah satu agen sub distributor kedelai di Tulungagung, imbuh Farman, saat ini harga kedelai di agen Rp10.500 per kg, dalam kemasan 25 kg. Sedangkan jika dijual eceran harganya Rp10.750 per kg. Sedangkan di distributor kedelai di Tulungagung, CV. Polowijo menjual kedelai di harga Rp10.300 per kg. “Dari informasi importir dan distributor, stok kedelai masih cukup namun harga masih tinggi,” imbuhnya.

Baca juga: Waspadai Penawaran Properti Abal-abal, Polrestabes Surabaya Ungkap Penipuan Investasi Smartkost

Menurutnya, harga yang tinggi itu disebabkan oleh beberapa faktor. Pertama harga internasional atau dari negara asalnya seperti Amerika dan Brazil sudah tinggi. Sedangkan kebutuhan kedelai untuk bahan baku tahu tempe di dalam negeri, sekitar 80% masih bergantung pada impor. Selain itu, ada kenaikan biaya transportasi kapal karena dampak dari pandemi COVID-19. “Saat ini perusahaan perkapalan yang beroperasi masih sedikit akibat pandemi COVID-19," tandasnya.

Farman mengatakan, pihaknya telah mengambil langkah-langkah untuk mengatasi tingginya harga kedelai. Yakni berkoordinasi dengan dinas terkait, apakah perlu diadakan operasi pasar di wilayah yang harga kedelainya tinggi atau tidak. “Kami juga terus melakukan pengecekan harga langsung ke distributor-distributor di seluruh wilayah dengan memberdayakan Satgas Pangan tingkat kabupaten," pungkasnya.
(msd)
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More Content