13 Tewas dalam Penembakan Brutal di Kanada
Senin, 20 April 2020 - 08:46 WIB
PORTAPIQUE - Seorang pria bersenjata secara brutal melakukan penembakan di wilayah Nova Scotia, Kanada, sehingga menewaskan 13 orang, termasuk seorang perwira. Royal Canadian Mounted Police (RCMP), kepolisian Kanada, mengatakan pelaku pembantaian sudah tewas selama perburuan besar-besaran.
Penembakan massal berlangsung pada Sabtu (19/4/2020) malam waktu setempat, saat negara itu sedang menghadapi pandemi virus Corona atau COVID-19. Pelaku penembakan massal diidentifikasi oleh polisi sebagai Gabriel Wortman berusia 51 tahun. Dia beraksi di daerah pedesaan dekat kota Portapique.
Menurut polisi, secara keseluruhan sebanyak 13 orang kehilangan nyawa mereka. Namun, polisi memperingatkan bahwa kemungkinan ada lebih banyak korban jiwa karena penyelidikan masih berlangsung.
Heidi Stevenson, seorang veteran dari RCMP dan seorang ibu dari dua anak, terbunuh. Seorang petugas RCMP lain berada di rumah sakit dengan cedera yang tidak mengancam jiwa. (Baca juga; Para Pengacara AS Gugat China Triliunan Dolar karena Pandemi Covid-19 )
"RCMP mengatakan para petugas yang menanggapi penggilan telepon 911 tadi malam menemukan banyak mayat di dalam dan di luar rumah tempat mereka dihubungi," kata jurnalis Mercedes Stephenson, kepala biro Ottawa untuk Global News melalui akun Twitter-nya, @MercedesGlobal, Senin (20/4/2020).
Keterangan jurnalis itu mengutip petugas operasi kriminal RCMP di Nova Scotia, Chris Leather. Polisi mengatakan pria bersenjata sudah tidak ada di lokasi ketika para petugas polisi tiba. Masih menurut polisi, pelaku melakukan beberapa pembunuhan di bagian utara provinsi Nova Scotia. "Jika Anda melihatnya, hubungi 911. Jangan mendekati," kata RCMP di Twitter pada Minggu pagi waktu setempat."Tersangka bersenjata dan berbahaya."
Pengejaran dilakukan di sepanjang salah satu jalan raya tersibuk di provinsi itu dan berakhir di dekat sebuah pompa bensin sekitar 35 kilometer di utara Halifax menjelang tengah hari. Menurut Leather, pria bersenjata itu sudah tewas, namun dia tidak menjelaskan lebih lanjut penyebab kematiannya, meski ada baku tembak antara pelaku dan polisi.
"Ini adalah salah satu tindakan kekerasan yang paling tidak masuk akal dalam sejarah provinsi kami," kata Menteri Utama Nova Scotia, Stephen McNeil. (Baca juga; 8 Rumah Dibakar Akibat Berselisih soal Pemasangan Portal Terkait Pandemi Corona )
Penembakan massal berlangsung pada Sabtu (19/4/2020) malam waktu setempat, saat negara itu sedang menghadapi pandemi virus Corona atau COVID-19. Pelaku penembakan massal diidentifikasi oleh polisi sebagai Gabriel Wortman berusia 51 tahun. Dia beraksi di daerah pedesaan dekat kota Portapique.
Menurut polisi, secara keseluruhan sebanyak 13 orang kehilangan nyawa mereka. Namun, polisi memperingatkan bahwa kemungkinan ada lebih banyak korban jiwa karena penyelidikan masih berlangsung.
Heidi Stevenson, seorang veteran dari RCMP dan seorang ibu dari dua anak, terbunuh. Seorang petugas RCMP lain berada di rumah sakit dengan cedera yang tidak mengancam jiwa. (Baca juga; Para Pengacara AS Gugat China Triliunan Dolar karena Pandemi Covid-19 )
"RCMP mengatakan para petugas yang menanggapi penggilan telepon 911 tadi malam menemukan banyak mayat di dalam dan di luar rumah tempat mereka dihubungi," kata jurnalis Mercedes Stephenson, kepala biro Ottawa untuk Global News melalui akun Twitter-nya, @MercedesGlobal, Senin (20/4/2020).
Keterangan jurnalis itu mengutip petugas operasi kriminal RCMP di Nova Scotia, Chris Leather. Polisi mengatakan pria bersenjata sudah tidak ada di lokasi ketika para petugas polisi tiba. Masih menurut polisi, pelaku melakukan beberapa pembunuhan di bagian utara provinsi Nova Scotia. "Jika Anda melihatnya, hubungi 911. Jangan mendekati," kata RCMP di Twitter pada Minggu pagi waktu setempat."Tersangka bersenjata dan berbahaya."
Pengejaran dilakukan di sepanjang salah satu jalan raya tersibuk di provinsi itu dan berakhir di dekat sebuah pompa bensin sekitar 35 kilometer di utara Halifax menjelang tengah hari. Menurut Leather, pria bersenjata itu sudah tewas, namun dia tidak menjelaskan lebih lanjut penyebab kematiannya, meski ada baku tembak antara pelaku dan polisi.
"Ini adalah salah satu tindakan kekerasan yang paling tidak masuk akal dalam sejarah provinsi kami," kata Menteri Utama Nova Scotia, Stephen McNeil. (Baca juga; 8 Rumah Dibakar Akibat Berselisih soal Pemasangan Portal Terkait Pandemi Corona )
(wib)
tulis komentar anda