Jilbab dan Masker Lukis Jadi Primadona Jelang Lebaran
Rabu, 12 Mei 2021 - 08:30 WIB
SURABAYA - Jelang perayaan Idul Fitri penjualan jilbab dan masker lukis terus meroket. Kedua komoditas itu merupakan produk UMKM yang sedang bangkit dari pandemi COVID-19. Salah satunya adalah UMKM Verrinza Design & Art yang bergerak dalam bidang fashion ini menjadikan seni lukis sebagai ciri khas unik yang memikat.
Busana, jilbab dan masker, adalah tiga dari sekian ragam produk UMKM yang berlokasi di Jalan Undaan Peneleh V no 22, Surabaya. Pendiri UMKM Verrinza Design & Art bernama Catur Andriani menuturkan, pada momen menjelang Hari Raya Idul Fitri 1442 Hijriah ini, produknya banyak diminati oleh sejumlah kalangan terutama pada ibu yang menggemari seni lukis.
Mulai dari jilbab instan (langsung pakai), busana casual, busana muslim, bahkan tak sedikit warga memborong masker lukis dengan jumlah yang cukup besar. “Alhamdulillah, menjelang lebaran banjir pembeli, yang paling banyak terjual jilbab lukis instan dan masker. Hampir setiap hari kami melakukan pengiriman di dalam maupun luar kota,” kata Nindy, panggilan akrabnya saat ditemui di rumahnya, Selasa (11/5/2021).
Ia melanjutkan, terkadang beberapa pembeli yang sudah menjadi pelanggan setianya, tiba-tiba datang ke lokasi dengan membawa tas dan hijab. Di sana, mereka ingin tas dan jilbabnya dilukis sesuai dengan pesanan.
Alhasil, beberapa hari kemudian, Nindy bersama tim berhasil mewujudkan keinginan pelanggan sesuai pesanan. “Jadi kebanyakan gitu, biar kembar katanya. Saya juga layani, karena tidak sedikit ibu-ibu yang ingin tampil trendy dengan karya seni lukis,” ungkapnya.
Ia juga memastikan, karya miliknya dipastikan berbeda dengan karya seni lukis yang lain. Sebab, dia membuat gradasi warna di setiap titik lukisannya. Bahkan, ia pun mengaku selama proses produksi mulai dari sketsa gambar, bloking hingga pewarnaan dilakukan secara mandiri. “Kami lakukan itu untuk menjaga kualitas, karena melukis itu dari hati dan mengerjakannya harus fokus tidak bisa digantikan,” katanya.
Uniknya, untuk pengerjaan busana tidak hanya dilukis saja. Tetapi juga dipasang payet dan manik-manik agar lukisan di atas kain itu terlihat lebih hidup dan menonjol. Perempuan berusia 45 tahun ini pun memastikan, untuk proeses pengerjaannya tidak membutuhkan waktu yang lama.
Menurutnya, untuk jilbab dalam satu hari dapat menyelesaikan satu pcs. Sedangkan, untuk masker dalam sehari bisa menyelesaikan sekitar lima buah. “Nah untuk baju, sekitar dua hari tergantung tingkat kerumitannya. Untuk sepatu tiga hari, dompet bisa satu hari,” jelasnya.
Sementara itu, untuk harga masker berkisar antara Rp35 ribu-75 ribu. Kemudian, untuk harga jilbab lukis yakni Rp125-185 ribu. Selanjutnya, harga busana berkisar Rp250 ribu-500 ribu. Dia berharap ke depan, warga semakin antusias lagi membeli produk-produk lokal.
Apalagi saat ini produk lokal dinilai memiliki kualitas yang tidak kalang dengan produk luar. Ia pun terus melakukan promosi melalui sosial media agar karyanya semakin menjangkau di seluruh pelosok negeri.
Busana, jilbab dan masker, adalah tiga dari sekian ragam produk UMKM yang berlokasi di Jalan Undaan Peneleh V no 22, Surabaya. Pendiri UMKM Verrinza Design & Art bernama Catur Andriani menuturkan, pada momen menjelang Hari Raya Idul Fitri 1442 Hijriah ini, produknya banyak diminati oleh sejumlah kalangan terutama pada ibu yang menggemari seni lukis.
Mulai dari jilbab instan (langsung pakai), busana casual, busana muslim, bahkan tak sedikit warga memborong masker lukis dengan jumlah yang cukup besar. “Alhamdulillah, menjelang lebaran banjir pembeli, yang paling banyak terjual jilbab lukis instan dan masker. Hampir setiap hari kami melakukan pengiriman di dalam maupun luar kota,” kata Nindy, panggilan akrabnya saat ditemui di rumahnya, Selasa (11/5/2021).
Ia melanjutkan, terkadang beberapa pembeli yang sudah menjadi pelanggan setianya, tiba-tiba datang ke lokasi dengan membawa tas dan hijab. Di sana, mereka ingin tas dan jilbabnya dilukis sesuai dengan pesanan.
Alhasil, beberapa hari kemudian, Nindy bersama tim berhasil mewujudkan keinginan pelanggan sesuai pesanan. “Jadi kebanyakan gitu, biar kembar katanya. Saya juga layani, karena tidak sedikit ibu-ibu yang ingin tampil trendy dengan karya seni lukis,” ungkapnya.
Ia juga memastikan, karya miliknya dipastikan berbeda dengan karya seni lukis yang lain. Sebab, dia membuat gradasi warna di setiap titik lukisannya. Bahkan, ia pun mengaku selama proses produksi mulai dari sketsa gambar, bloking hingga pewarnaan dilakukan secara mandiri. “Kami lakukan itu untuk menjaga kualitas, karena melukis itu dari hati dan mengerjakannya harus fokus tidak bisa digantikan,” katanya.
Uniknya, untuk pengerjaan busana tidak hanya dilukis saja. Tetapi juga dipasang payet dan manik-manik agar lukisan di atas kain itu terlihat lebih hidup dan menonjol. Perempuan berusia 45 tahun ini pun memastikan, untuk proeses pengerjaannya tidak membutuhkan waktu yang lama.
Menurutnya, untuk jilbab dalam satu hari dapat menyelesaikan satu pcs. Sedangkan, untuk masker dalam sehari bisa menyelesaikan sekitar lima buah. “Nah untuk baju, sekitar dua hari tergantung tingkat kerumitannya. Untuk sepatu tiga hari, dompet bisa satu hari,” jelasnya.
Sementara itu, untuk harga masker berkisar antara Rp35 ribu-75 ribu. Kemudian, untuk harga jilbab lukis yakni Rp125-185 ribu. Selanjutnya, harga busana berkisar Rp250 ribu-500 ribu. Dia berharap ke depan, warga semakin antusias lagi membeli produk-produk lokal.
Apalagi saat ini produk lokal dinilai memiliki kualitas yang tidak kalang dengan produk luar. Ia pun terus melakukan promosi melalui sosial media agar karyanya semakin menjangkau di seluruh pelosok negeri.
(don)
tulis komentar anda