Gandeng Ciamis, Agree Bidik Kerja Sama dengan 35 Sentra Pertanian

Kamis, 06 Mei 2021 - 11:37 WIB
Aplikasi pengembang sektor pertanian Agree masuk ke Ciamis, Jabar, sebagai upaya pengembangan sektor pertanian di kawasan tersebut. Foto istimewa
BANDUNG - Aplikasi agregator agribisnis Agree manergetkan dapat memperluas jangkauan kerja sama dengan 34 sentra pertanian di seluruh Indonesia hingga akhir tahun 2021. Ekspansi aplikasi besutan Digital Next Business (DXB) PT Telkom ini diharapkan dapat meningkatkan produktivitas sektor pertanian di Indonesia.

CEO & Product Manager Agree, Baskara Widhi mengatakan, pihaknya baru saja memperoleh sambutan baik dari Bupati Ciamis Herdiat Sunarya setelah mengaktifkan layanan tersebut dalam FGD "Sinergi Program BUMN Mendukung Inklusi Keuangan bagi Petani Milenial" di Aula Setda Kabupaten Ciamis, Rabu (5/5/2021) kemarin.

"Sebelumnya kami sudah ke sini tahun 2020 lalu tapi kolaborasi belum terjalin. Sekarang, setelah acara ini, Agree dari Telkom fokus di digitalisasi , Bank Mandiri dari sisi pembiayaan, pupuknya dari PT Pupuk Indonesia, dan hasil panen nanti akan dijual ke Mitra Desa Pamarican, anak usaha dari BUMN PT Mitra BUMDes Nusantara,” katanya dalam keterangan persnya, Kamis (6/5/2021).



Agree memiliki fitur aplikasi Android andalan layanan Agree Partner guna memantau proses pertanian dari hulu ke hilir. Agree Modal terkait pengajuan permodalan ke Bank, hingga Agree Market guna memfasilitasi penjualan pertanian .

Baskara Widhi menjelaskan, pihaknya memiliki keunggulan dari startup agribisnis yang cenderung hanya bermain di sisi hulu (pendanaan) atau hilir (marketplace). Pihaknya bermain di bagian tengah tengah yakni penyedia platform ekosistem kemitraan agrobisnis, sehingga potensial diserap pasar lebih luas.

"Saat ini, layanan kami ada di 30 sentra pertanian Indonesia yakni di Sumatera Utara, Jabar, Jateng, dan Jatim. Kami dalam waktu dekat akan perluas ke Garut untuk komoditas cabe, Malang untuk kopi, dan Tange Aceh juga untuk kopi," katanya.

Agree, sambung dia, sudah memiliki lebih dari 15.000 pendaftar dengan pengguna aktif di kisaran mendekati 1.000 mitra petani. Umumnya mereka menggunakan aplikasi guna memantau proses agribisnis, seperti pendaftaran kemitraan, pencatatan aktivitas budidaya, pengajuan modal, dan transaksi ke offtaker/pembeli grosir.

"Aplikasi juga bisa memantau proses pembiayaan dan transaksi para pelaku agribisnis. Data ini yang kemudian bisa dimanfaatkan dengan sinergi BUMN seperti oleh Bank Mandiri. Semuanya terekam di sistem, sehingga memudahkan pengambilan keputusan," katanya.

Baskara mengatakan, ke depannya, pihaknya akan menerapkan sistem berbagi hasil per transaksi maupun biaya berlangganan kepada offtaker. Saat ini, fokusnya adalah memperkenalkan aplikasi di tengah belum semua petani/peternak/pekebun merubah pola aktivitasnya.
Halaman :
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More Content