Istri Kanker Otak, Petani Miskin Ini Tolak BLT karena Mampu Bekerja
Jum'at, 22 Mei 2020 - 13:30 WIB
BLORA - Seorang petani miskin di Kabupaten Blora menolak bantuan langsung tunai dana desa (BLT DD) karena masih merasa mampu bekerja. Padahal, istrinya tengah terbaring tak berdaya di tempat tidur karena menderita kanker otak.
Kisah mengharukan itu terjadi pada keluarga Bambang dan istrinya, Siswati. Mereka tercatat sebagai warga Dukuh Jagong RT 11/RW 3, Desa Pengkoljagong, Kecamatan Doplang. Sebagaimana warga miskin pada umumnya, rumah mereka tak besar. Lantai masih beralaskan tanah dan berbilik papan kayu.
Meja dan kursi tamu yang terbuat dari kayu juga tampak seadanya. Cat pelitur warna cokelat di meja dan kursi sudah pudar bercampur debu. Sudah barang tentu, karena mebel itu langsung diletakkan di atas lantai tanah tTanpa dilapisi karpet sebagaimana rumah-rumah gedongan.( )
Di samping meja dan kursi itu juga terlihat tempat tidur atau dipan sederhana. Ruang kecil itu tak hanya digunakan untuk menerima tamu tapi juga sekaligus tempat tidur. Hal yang biasa terjadi pada keluarga miskin, menyatukan banyak ruang karena terbatasnya keuangan. Jangan bandingkan dengan rumah gedongan.
Tempat tidur yang digunakan berbaring Siswati tak kalah memprihatinkan. Kasur lusuh ditutup sprei seadanya. Beberapa bantal tampak mengganjal kepala dan leher Siswati agar posisi berbaringnya lebih nyaman.
Kain kelambu di atas dipan untuk mencegah nyamuk hanya dicantolkan dengan dinding. Sementara untuk sudut lainnya disangga kayu yang dilangsung ditancapkan ke lantai tanah. Meski tak teratur dan terkesan berantakan, tapi fungsi utamanya terpenuhi, melindungi Siswati dari gigitan nyamuk.
Kelambu ini juga berperan ganda, termasuk menutupi dari sengatan cahaya matahari yang menerobos dinding kayu. Papan yang tak rapat dan beberapa lubang, menjadikan pancaran sang surya menyorot sejak pagi hingga menjelang Magrib.
Untuk mengusir hawa panas, sebuah kipas angin berdiri di samping dipan. Putaran baling-baling cukup ampuh menjadikan angin bertiup sepoi-sepoi meski bercampur debu lantai.
Pemandangan itu semua terlihat oleh Wakil Bupati Blora Arief Rohman saat melakukan kunjungan pada Kamis (21/5/2020). Arief mengaku bersimpati dengan keluarga petani itu karena berjiwa besar untuk mundur dari daftar penerima BLT Dana Desa.
Kisah mengharukan itu terjadi pada keluarga Bambang dan istrinya, Siswati. Mereka tercatat sebagai warga Dukuh Jagong RT 11/RW 3, Desa Pengkoljagong, Kecamatan Doplang. Sebagaimana warga miskin pada umumnya, rumah mereka tak besar. Lantai masih beralaskan tanah dan berbilik papan kayu.
Meja dan kursi tamu yang terbuat dari kayu juga tampak seadanya. Cat pelitur warna cokelat di meja dan kursi sudah pudar bercampur debu. Sudah barang tentu, karena mebel itu langsung diletakkan di atas lantai tanah tTanpa dilapisi karpet sebagaimana rumah-rumah gedongan.( )
Di samping meja dan kursi itu juga terlihat tempat tidur atau dipan sederhana. Ruang kecil itu tak hanya digunakan untuk menerima tamu tapi juga sekaligus tempat tidur. Hal yang biasa terjadi pada keluarga miskin, menyatukan banyak ruang karena terbatasnya keuangan. Jangan bandingkan dengan rumah gedongan.
Tempat tidur yang digunakan berbaring Siswati tak kalah memprihatinkan. Kasur lusuh ditutup sprei seadanya. Beberapa bantal tampak mengganjal kepala dan leher Siswati agar posisi berbaringnya lebih nyaman.
Kain kelambu di atas dipan untuk mencegah nyamuk hanya dicantolkan dengan dinding. Sementara untuk sudut lainnya disangga kayu yang dilangsung ditancapkan ke lantai tanah. Meski tak teratur dan terkesan berantakan, tapi fungsi utamanya terpenuhi, melindungi Siswati dari gigitan nyamuk.
Kelambu ini juga berperan ganda, termasuk menutupi dari sengatan cahaya matahari yang menerobos dinding kayu. Papan yang tak rapat dan beberapa lubang, menjadikan pancaran sang surya menyorot sejak pagi hingga menjelang Magrib.
Untuk mengusir hawa panas, sebuah kipas angin berdiri di samping dipan. Putaran baling-baling cukup ampuh menjadikan angin bertiup sepoi-sepoi meski bercampur debu lantai.
Pemandangan itu semua terlihat oleh Wakil Bupati Blora Arief Rohman saat melakukan kunjungan pada Kamis (21/5/2020). Arief mengaku bersimpati dengan keluarga petani itu karena berjiwa besar untuk mundur dari daftar penerima BLT Dana Desa.
tulis komentar anda