Penyeberangan Laut ke Selayar Ditutup, Puluhan Warga Dipulangkan ke Makassar
Minggu, 19 April 2020 - 18:28 WIB
BULUKUMBA - Puluhan warga Kabupaten Kepulauan Selayar, Sulawesi Selatan (Sulsel) terpaksa kembali ke Makassar. Padahal mereka telah berada di Pelabuhan Bira, Kecamatan Bontobahari, Kabupaten Bulukumba, untuk menyeberang ke Selayar.
Hanya saja, tidak ada rute penyeberangan laut yang melayani penumpang dari Bira ke Selayar. Penutupan jalur lintas laut tersebut, telah dilakukan oleh Pemkab Kepulauan Selayar sejak kurang lebih dua pekan lalu.
Komandan Pos Jaga Pelabuhan Bira, Andi Abidin yang dikonfirmasi membenarkan hal tersebut. Menurutnya, penutupan sementara jalur penyeberangan untuk memutus mata rantai penyebaran covid-19 alias virus corona.
"Iya ada sekitar 50 orang, ada mahasiswa ada juga warga. Mereka mengaku mau ke Jampea, cuman kan tidak ada penyeberangan, kita juga tidak mungkin bisa paksakan," katanya, Minggu (19/4/2020).
Menurut Andi Abidin, para warga dan mahasiswa tersebut saat ini sudah tidak berada di Desa Bira dan sekitarnya. Mereka telah difasilitasi untuk kembali ke daerah domisili sementara mereka, seperti salah satunya di Kota Makassar.
"Hari Jumat sudah kembali (ke Makassar), difasilitasi oleh kades Bira, Ibu Camat Bontobahari, dan relawan," tambahnya.
Sekadar diketahui, dua pelabuhan besar yang selama ini menjadi akses dan pintu transportasi laut di wilayah Selayar, kini ditutup sementara. Dua pelabuhan itu yakni Pelabuhan Pamatata dan Pelabuhan Pattumbukang. Penutupan tersebut berlaku mulai Senin (30/3/2020) lalu.
Terpisah, Bupati Kabupaten Kepulauan Selayar, Basli Ali beberapa waktu lalu mengungkapkan jika rencana awal penutupan pelabuhan hanya diperkirakan berlangsung hingga 6 April 2020. Hanya saja, kondisi saat ini membuat pemerintah memperpanjang masa penutupan pelabuhan hingga waktu yang belum ditentukan.
"Kebijakan tersebut tentu akan berimbas bagi perputaran roda ekonomi yang akan menurun, karena melalui jalur lautlah selama ini perekenomian masyarakat terputar. Namun kesehatan masyarakat yang paling utama dan tidak kalah pentingnya," katanya.
Namun, mantan pimpinan DPRD Selayar itu memastikan ketersedian pangan dan kebutuhan sehari-hari selama penutupan jalur laut tersebut. Olehnya, ia menyiapkan opsi jalur udara jika terjadi hal yang sifatnya darurat, seperti misalnya jika ada pasien yang harus dirujuk ke Makassar.
Untuk jalur udara sendiri, Basli telah berkoordinasi dengan pihak maskapai penerbangan untuk mengurangi rute penerbangan dari Selayar maupun sebaliknya.
"Kita juga meminta untuk memperketat pemeriksaan, seperti suhu badan bagi para penumpang," jelasnya.
Hanya saja, tidak ada rute penyeberangan laut yang melayani penumpang dari Bira ke Selayar. Penutupan jalur lintas laut tersebut, telah dilakukan oleh Pemkab Kepulauan Selayar sejak kurang lebih dua pekan lalu.
Komandan Pos Jaga Pelabuhan Bira, Andi Abidin yang dikonfirmasi membenarkan hal tersebut. Menurutnya, penutupan sementara jalur penyeberangan untuk memutus mata rantai penyebaran covid-19 alias virus corona.
"Iya ada sekitar 50 orang, ada mahasiswa ada juga warga. Mereka mengaku mau ke Jampea, cuman kan tidak ada penyeberangan, kita juga tidak mungkin bisa paksakan," katanya, Minggu (19/4/2020).
Menurut Andi Abidin, para warga dan mahasiswa tersebut saat ini sudah tidak berada di Desa Bira dan sekitarnya. Mereka telah difasilitasi untuk kembali ke daerah domisili sementara mereka, seperti salah satunya di Kota Makassar.
"Hari Jumat sudah kembali (ke Makassar), difasilitasi oleh kades Bira, Ibu Camat Bontobahari, dan relawan," tambahnya.
Sekadar diketahui, dua pelabuhan besar yang selama ini menjadi akses dan pintu transportasi laut di wilayah Selayar, kini ditutup sementara. Dua pelabuhan itu yakni Pelabuhan Pamatata dan Pelabuhan Pattumbukang. Penutupan tersebut berlaku mulai Senin (30/3/2020) lalu.
Terpisah, Bupati Kabupaten Kepulauan Selayar, Basli Ali beberapa waktu lalu mengungkapkan jika rencana awal penutupan pelabuhan hanya diperkirakan berlangsung hingga 6 April 2020. Hanya saja, kondisi saat ini membuat pemerintah memperpanjang masa penutupan pelabuhan hingga waktu yang belum ditentukan.
"Kebijakan tersebut tentu akan berimbas bagi perputaran roda ekonomi yang akan menurun, karena melalui jalur lautlah selama ini perekenomian masyarakat terputar. Namun kesehatan masyarakat yang paling utama dan tidak kalah pentingnya," katanya.
Namun, mantan pimpinan DPRD Selayar itu memastikan ketersedian pangan dan kebutuhan sehari-hari selama penutupan jalur laut tersebut. Olehnya, ia menyiapkan opsi jalur udara jika terjadi hal yang sifatnya darurat, seperti misalnya jika ada pasien yang harus dirujuk ke Makassar.
Untuk jalur udara sendiri, Basli telah berkoordinasi dengan pihak maskapai penerbangan untuk mengurangi rute penerbangan dari Selayar maupun sebaliknya.
"Kita juga meminta untuk memperketat pemeriksaan, seperti suhu badan bagi para penumpang," jelasnya.
(luq)
tulis komentar anda