Pagi hingga Siang, Merapi Lima Kali Semburkan Awan Panas dengan Jarak Luncur Capai 1,5 Km
Selasa, 20 April 2021 - 11:46 WIB
YOGYAKARTA - Aktivitas vulkanik Gunung Merapi belum menunjukkan penurunan. Sejak pagi hingga siang ini Merapi terus mengeluarkan awan panas guguran dengan jarak luncur maksimal 1,5 km.
Kepala Balai Penyelidikan dan pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) Hanik Humaida mengatakan, sejak dini hari tercatat lima kali awan panas guguran keluar dari puncak gunung api teraktif di Indonesia tersebut.
Awan panas guguran hari ini, pertama kali terjadi pada pukul 04.11 WIB. Awan panas yang juga dikenal dengan sebutan wedus gembel ini tercatat di seismogram dengan amplitudo maksimal 30 mm dan durasi maksimal 113 detik.
"Untuk jarak luncur kurang lebih 1.300 meter ke arah barat daya," terangnya di Yogyakarta, Selasa (20/4/2021).
Kemudian, lanjut dia, awan panas guguran kembali terjadi pada pukul 04.50 WIB yang tercatat di seismogram dengan amplitudo maksimal 18 mm dan durasi 114 detik. Jarak luncur juga masih sama sekitar 1.300 meter ke arah barat daya.
"Setelah itu awan panas guguran terjadi lagi pada pukul 6.31 WIB. Kali ini tercatat di seismogram dengan amplitudo maksimal 39 mm dan durasi 118 detik. Jarak luncur semakin jauh berkisar 1.500 meter atau 1,5 km ke arah barat daya," jelasnya.
Setelah beberapa jam reda dari aktivitas awan panas, gunung yang berada di perbatasan antara DIY dan Jawa Tengah ini kembali menunjukkan aktivitas khasnya tersebut.
Awan panas guguran kembali keluar pada pukul 9.57. Kali ini tercatat di seismogram dengan amplitudo 35 dan durasi 119 detik.
"Beberapa saat kemudian, pada pukul 10.08 WIB kembali terjadi awan panas dengan durasi 120 detik dan amplitudo 55 mm. Jarak mundurnya juga sekitar 1,5 km," tandasnya.
Kepala Balai Penyelidikan dan pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) Hanik Humaida mengatakan, sejak dini hari tercatat lima kali awan panas guguran keluar dari puncak gunung api teraktif di Indonesia tersebut.
Awan panas guguran hari ini, pertama kali terjadi pada pukul 04.11 WIB. Awan panas yang juga dikenal dengan sebutan wedus gembel ini tercatat di seismogram dengan amplitudo maksimal 30 mm dan durasi maksimal 113 detik.
"Untuk jarak luncur kurang lebih 1.300 meter ke arah barat daya," terangnya di Yogyakarta, Selasa (20/4/2021).
Kemudian, lanjut dia, awan panas guguran kembali terjadi pada pukul 04.50 WIB yang tercatat di seismogram dengan amplitudo maksimal 18 mm dan durasi 114 detik. Jarak luncur juga masih sama sekitar 1.300 meter ke arah barat daya.
"Setelah itu awan panas guguran terjadi lagi pada pukul 6.31 WIB. Kali ini tercatat di seismogram dengan amplitudo maksimal 39 mm dan durasi 118 detik. Jarak luncur semakin jauh berkisar 1.500 meter atau 1,5 km ke arah barat daya," jelasnya.
Setelah beberapa jam reda dari aktivitas awan panas, gunung yang berada di perbatasan antara DIY dan Jawa Tengah ini kembali menunjukkan aktivitas khasnya tersebut.
Awan panas guguran kembali keluar pada pukul 9.57. Kali ini tercatat di seismogram dengan amplitudo 35 dan durasi 119 detik.
"Beberapa saat kemudian, pada pukul 10.08 WIB kembali terjadi awan panas dengan durasi 120 detik dan amplitudo 55 mm. Jarak mundurnya juga sekitar 1,5 km," tandasnya.
tulis komentar anda