Saat Darurat Corona, 109 Tenaga Kesehatan Ini Dipecat, Ada Apa?

Kamis, 21 Mei 2020 - 09:56 WIB
Tenaga kesehatan Ogan Ilir, mendatangi Kantor DPRD Ogan Ilir. Foto/Ist.
OGAN ILIR - Saat seluruh dunia membutuhkan tenaga dan pikiran tenaga kesehatan, untuk menghadapi pandemi COVID-19 yang mematikan, di Kabupaten Ogan Ilir, malah terjadi pemecatan terhadap 109 tenaga kesehatan.

(Baca juga: Ahli Biologi Sel: COVID-19 Menyebar Global Bermutasi Jadi Virus Lokal )

Pemecatan secara tidak hormat kepada para pejuang garis depan dalam menghadapi ancaman pandemi COVID-19 ini, dilakukan melalui surat keputusan Bupati Ogan Ilir, Ilyas Panji Alam.



Ratusan tenaga kesehatan yang dipecat, berstatus sebagai pegawai honorer di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Tanjung Senai. Pemecatan ini diduga sebagai buntut dari aksi yang dilakukan oleh para tenaga kesehatan honorer yang menuntut kejelasan insentif, APD serta rumah singgah untuk mereka bekerja.

Dalam poin a surat keputusan bupati, menyatakan bahwa pemerintah Ogan Ilir dan RSUD Ogan Ilir tidak dapat memenuhi tuntutan yang diajukan para honorer tersebut. Selain itu, para tenaga kesehatan juga dianggap telah meninggalkan tugas selama lima hari.

Salah satu tenaga kesehatan RSUD Tanjung Senai yang turut dipecat menyangkal dia dan beberapa temannya tidak masuk kerja. Bahkan sebelum surat keputusan pemecatan dikeluarkan, tenaga kesehatan ini diminta menghadap Bupati Ogan Ilir didampingi oleh Direktur RSUD Tanjung Senai.

"Kami disuruh meminta maaf dan mengakui kesalahan kepada pak Bupati tetapi kami tidak mau. Kami masih bekerja hingga kamis (21/5/2020) subuh, tapi kami juga turut dipecat," ucap narasumber.

Menanggapi hal tersebut, anggota DPR RI Komisi IX (Sembilan) DPR RI, Sri Meliyana menyayangkan tindakan pemecatan tersebut yang diambil saat pandemi COVID-19 sekarang ini.

"Sangat disayangkan, disaat seharusnya semua orang bekerjasama memerangi COVID-19, Ogan Ilir malah kehilangan garda terdepan penanggulangan COVID-19. Kami belum mengetahui secara persis apa penyebab kejadian ini, tapi kami tahu jalan keluar yang bisa menyelesaikan permasalahan ini, yaitu komunikasi saling mendengar dan saling menghargai," ucap Sri Meliyana kepada SINDOnews.
(eyt)
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More Content