Kewalahan Antisipasi Lonjakan PMKS, Dinsos Bandung Bakal Libatkan Aparat Terkait

Rabu, 14 April 2021 - 12:31 WIB
Dinas Sosial (Dinsos) Kota Bandung bakal melibatkan aparat terkait seperti Satpol PP mengantisipasi lonjakan penyandang masalah kesejahteraan sosial (PMKS). Ilustrasi/SINDOnews
BANDUNG - Dinas Sosial (Dinsos) Kota Bandung bakal melibatkan aparat terkait seperti Satpol PP mengantisipasi lonjakan penyandang masalah kesejahteraan sosial (PMKS). Diprediksi, PMKS bakal mengalami kenaikan akibat pendemi dan masuknya bulan Ramadhan.

Kepala Bidang Rehabilitasi Sosial Dinsos Kota Bandung, Dadang Aziz Salim mengungkapkan, dari hasil penjangkauan beberapa waktu lalu ada tren baru yang mendorong PMKS turun ke jalan. Mereka menjadi gelandangan dan pengemis (gepeng) ini lantaran baru saja terkena Pemutusan Hubungan Kerja (PHK).

Dadang mengaku telah berkoordinasi dengan sejumlah pihak untuk bisa bekerja sama dengan tim dari Unit Social Respon (USR) guna menyasar sejumlah lokasi. Seperti di seperti tempat ibadah, tempat perbelanjaan, dan di persimpangan jalan.



Menurut dia, tim USR Dinsos Kota Bandung kerap kewalahan melakukan penjangkauan saat Ramadhan. Sehingga membutuhkan kerja sama dengan berbagai pihak baik instansi pemerintah, lembaga swasta ataupun masyarakat.

“Kami keterbatasan sarana dan prasarana dan SDM. Karena keterbatasan anggaran, jadi kami hanya bisa merekrut 30 orang. Makanya kami akan koordinasi dengan aparat terkait, seperti Satpol PP,” terangnya. Baca: Remaja di Bangka Barat Diringkus Polisi Usai Bawa Lari Alat Tambang.



Dadang menyebutkan salah satu zona merah yang paling rawan di Kota Bandung berada di kawasan Pasir Koja. Menurutnya, PMKS di wilayah tersebut justru dihimpun dan memiliki koordinator yang memimpin di area tersebut.

Menurut Dadang PMKS di lokasi tersebut kerap melawan ketika dilakukan penjangkauan. Sedangkan tim USR Dinsos tidak bisa melakukan tindakan tegas karena tetap mengedepankan upaya persuasif. Baca Juga: Pria dan Waria Pelaku Jembret Sadis Diringkus Polda Sumatera Selatan.



“Titik merah yang rawan itu seperti di Pasir Koja itu susah karena ada yang 'pegang'. Jadi ada yang mengoordinir. Di sana itu mereka bisa sampai ketok-ketok pintu (kendaraan). Sulit juga dijangkau penertiban,” jelasnya.
(nag)
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More Content