Ini Isi Surat Wasiat Pelaku Bom Bunuh Diri di Gereja Katedral ke Ibunya
Selasa, 30 Maret 2021 - 13:11 WIB
MAKASSAR - Sebuah foto secarik kertas ditulis tangan lengkap dengan bubuhan tanda tangan lelaki L, terduga pelaku pengeboman Gereja Katedral Makassar merupakan surat wasiat beredar di sosial media, Selasa (30/3/2021).
Kapolda Sulsel, Irjen Pol Merdisyam membenarkan surat ditulis yang nampak menggunakan tinta pulpen adalah salah satu barang bukti yang disita petugas saat penggeledahan di rumah L.
"Ya itu salah satu yang didapat saat penggeledahan," ungkap Merdisyam kepada wartawan lewat pesan WhatsApp.
Secarik kertas itu, lanjutnya ditemukan di area ruang tamu rumah kontrakan L di Jalan Tinumbu, Kelurahan Bunga Ejaya, Kecamatan Bontoala, Kota Makassar, Senin (29/3/2021). "Barang bukti lain nanti kita publis," singkat Merdisyam.
Secara umum surat itu berisikan permohonan maaf L kepada ibu dan adik perempuannya. Pria 25 tahun itu juga berpesan untuk tetap beribadah dan tidak lupa menunaikan salat.
Masih dalam surat itu, L juga berpesan kepada ibunya untuk tidak meminjam uang di bank karena menurutnya peminjaman tersebut merupakan bentuk riba. Dia lalu menitipkan tabungannya untuk ibunya.
"Ini ada uang simpananku Rp2.350.000 untuk bayar pinjam ta di bank dan itu uang kontrak rumahku masih ada 5 bulan di karyawan laundrynya Mus, 500. 000/bulan na kontrakkan ambil tiap bulan, simpan untuk bayar pinjam ta," pesan L.
L juga mengaku menempuh jalan itu (bom bunuh diri) untuk menyelematkan keluarganya.
Kapolda Sulsel, Irjen Pol Merdisyam membenarkan surat ditulis yang nampak menggunakan tinta pulpen adalah salah satu barang bukti yang disita petugas saat penggeledahan di rumah L.
"Ya itu salah satu yang didapat saat penggeledahan," ungkap Merdisyam kepada wartawan lewat pesan WhatsApp.
Secarik kertas itu, lanjutnya ditemukan di area ruang tamu rumah kontrakan L di Jalan Tinumbu, Kelurahan Bunga Ejaya, Kecamatan Bontoala, Kota Makassar, Senin (29/3/2021). "Barang bukti lain nanti kita publis," singkat Merdisyam.
Secara umum surat itu berisikan permohonan maaf L kepada ibu dan adik perempuannya. Pria 25 tahun itu juga berpesan untuk tetap beribadah dan tidak lupa menunaikan salat.
Masih dalam surat itu, L juga berpesan kepada ibunya untuk tidak meminjam uang di bank karena menurutnya peminjaman tersebut merupakan bentuk riba. Dia lalu menitipkan tabungannya untuk ibunya.
"Ini ada uang simpananku Rp2.350.000 untuk bayar pinjam ta di bank dan itu uang kontrak rumahku masih ada 5 bulan di karyawan laundrynya Mus, 500. 000/bulan na kontrakkan ambil tiap bulan, simpan untuk bayar pinjam ta," pesan L.
L juga mengaku menempuh jalan itu (bom bunuh diri) untuk menyelematkan keluarganya.
tulis komentar anda