Ratu Zaleha, Cucu Pangeran Antasari yang Tangguh Melawan Belanda

Senin, 22 Maret 2021 - 05:00 WIB
Ratu Zaleha, pejuang wanita yang tangguh melawan Belanda. (Wikipedia)
RATU Zaleha atau Djaleha lahir di Muara Lawung, tahun 1880. Dia adalah putri dari Sultan Muhammad Seman bin Pangeran Antasari, yang gigih berjuang mengusir Belanda dalam Perang Banjar, melanjutkan perjuangan Pangeran Antasari.

Sejak kanak-kanak, Zaleha telah merasakan getirnya perjuangan bersama ayahnya dan kakeknya melawan penjajah Belanda . Saat ditinggal mati kakeknya, Pangeran Antasari, Zaleha sangat kehilangan.

Ketika beranjak dewasa, Zaleha bersama ayahnya gencar mengusir penjajah dan selalu dikejar-kejar Belanda sampai masuk hutan ke luar hutan.

Sebelum ayahnya meninggal, Gusti Zaleha diberi cincin kerajaan dari ayahnya. Sejak itu pula dia menggantikan ayahnya sebagai Sultan dan Pemimpin Perang Tertinggi, lalu diberi gelar Ratu Zaleha. Bersama sang suami, Gusti Muhammad Arsyad, Zaleha melanjutkan perjuangan ayahnya.

Ratu Zaleha dapat menghimpun kekuatan dari suku-suku Dayak Dusun, Kenyah, Ngaju, Kayan, Siang, Bakumpai, Suku Banjar. Dia berjuang bersama seorang wanita pemuka Dayak Kenyah bernama Bulan Jihad atau Wulan Djihad. Ada juga nama Illen Masidah dan lain-lain.

Selama masa perjuangan fisik, Ratu Zaleha bersama Bulan Jihad juga memberikan pelajaran baca tulis (Arab Melayu) dan ajaran agama Islam kepada anak-anak Banjar. Keduanya juga memberi penyuluhan kepada perempuan-perempuan Banjar tentang peranan perempuan, ajaran agama Islam, dan ilmu pengetahuan.

Ratu Zaleha sangat murka ketika suami dan pasukannya dilumpuhkan Belanda. Suaminya ditangkap, lalu diasingkan ke Buitenzorg atau Bogor pada 1 Agustus 1904.

Zaleha tidak patah arang. Bersama pengikutnya, dia membangun pertahanan di Benteng Manawing dan Tambang Batu Bara Oranje Nassau untuk mengadang gempuran pasukan Belanda yang memiliki persenjataan lengkap.

Meski menderita kelelahan fisik dan batin luar biasa karena menjadi buruan Belanda, Ratu Zaleha menolak menyerah. Ia terus melawan. Bahkan, senjata kelewang Ratu Zaleha disebut pernah memotong leher serdadu Belanda dalam suatu pertempuran di Barito.

Anggraini Antemas dalam artikelnya di Harian Utama edisi 26 September 1970 yang berjudul "Mengenang Kembali Perjuangan Pahlawan Puteri Kalimantan Gusti Zaleha" menyebutkan, dalam suatu medan perang di lembah Barito, Ratu Zaleha terkepung pasukan Belanda.
Halaman :
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More Content