Krisis Pariwisata Akibat Corona, Apa Saja Strategi Disparbud Jabar?
Sabtu, 18 April 2020 - 12:22 WIB
BANDUNG - Pariwisata menjadi sektor industri paling awal sekaligus paling terpukul pandemi corona atau Covid-19. Hal ini pun dirasakan Provinsi Jawa Barat.
Berdasarkan data Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Disparbud) Jawa Barat, per 16 April 2020 sebanyak 2.768 usaha pariwisata tutup. Imbasnya, mata pencaharian 33.084 pekerja sektor pariwisata hilang.
”Ada 2.768 usaha pariwisata yang terdiri dari destinasi wisata, hotel, dan ekraf (ekonomi kreatif) yang sudah tutup” kata Kepala Disparbud Jawa Barat Dedi Taufik, Sabtu (18/4/2020).
Untuk mengatasi masa krisis ini, ada sejumlah strategi yang disiapkannya. Namun sebagai langkah awal Disparbud memberikan bantuan kepada para pelaku dan pekerja pariwisata yang kehidupannya sangat bergantung pada industri pariwisata.
"Fokus kita saat ini membantu para pekerja yang bergerak di sektor pariwisata dan UMKM," jelas Dedi. (Baca : Warga Bandung Raya Optimistis PSBB Bisa Tekan Wabah Corona)
Strategi tersebut juga telah disampaikan kepada Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Wishnutama dalam rapat terbatas melalui video conference, Kamis (16/4/2020).
Rapat virtual tersebut diikuti oleh enam perwakilan provinsi yang wilayahnya memiliki destinasi superprioritas yakni Sumatera Utara, Jawa Tengah, Daerah Istimewa Yogyakarta, Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur, dan Sulawesi Utara. Selain itu, ada lima provinsi yang wilayahnya menjadi pintu utama masuk wisatawan mancanegara, yakni Bali, Jawa Timur, DKI Jakarta, dan Jawa Barat.
Dedi menekankan, langkah strategis yang diambil itu sejalan dengan pemerintah pusat yang juga menginginkan adanya sinergi antara pemerintah pusat, provinsi, hingga kota/kabupaten untuk melewati masa-masa sulit ini.
”Kami menawarkan usulan matching fund saat kedaruratan dan harus ada matching program saat recovery, serta matching promotions dengan event bersama,” paparnya.
Pihaknya optimistis, strategi dan langkah yang sinergis antara pemerintah pusat dan daerah ini akan mempercepat penanggulangan krisis sektor pariwisata, khususnya di Jabar.
"Harus ada strategi dan langkah yang sinergi antara pemerintah pusat dan daerah dalam penanganan COVID-19 di sektor pariwisata serta strategi pada fase pemulihan menuju fase normalisasi yang penekanannya pada brand awareness," pungkasnya.
Berdasarkan data Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Disparbud) Jawa Barat, per 16 April 2020 sebanyak 2.768 usaha pariwisata tutup. Imbasnya, mata pencaharian 33.084 pekerja sektor pariwisata hilang.
”Ada 2.768 usaha pariwisata yang terdiri dari destinasi wisata, hotel, dan ekraf (ekonomi kreatif) yang sudah tutup” kata Kepala Disparbud Jawa Barat Dedi Taufik, Sabtu (18/4/2020).
Untuk mengatasi masa krisis ini, ada sejumlah strategi yang disiapkannya. Namun sebagai langkah awal Disparbud memberikan bantuan kepada para pelaku dan pekerja pariwisata yang kehidupannya sangat bergantung pada industri pariwisata.
"Fokus kita saat ini membantu para pekerja yang bergerak di sektor pariwisata dan UMKM," jelas Dedi. (Baca : Warga Bandung Raya Optimistis PSBB Bisa Tekan Wabah Corona)
Strategi tersebut juga telah disampaikan kepada Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Wishnutama dalam rapat terbatas melalui video conference, Kamis (16/4/2020).
Rapat virtual tersebut diikuti oleh enam perwakilan provinsi yang wilayahnya memiliki destinasi superprioritas yakni Sumatera Utara, Jawa Tengah, Daerah Istimewa Yogyakarta, Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur, dan Sulawesi Utara. Selain itu, ada lima provinsi yang wilayahnya menjadi pintu utama masuk wisatawan mancanegara, yakni Bali, Jawa Timur, DKI Jakarta, dan Jawa Barat.
Dedi menekankan, langkah strategis yang diambil itu sejalan dengan pemerintah pusat yang juga menginginkan adanya sinergi antara pemerintah pusat, provinsi, hingga kota/kabupaten untuk melewati masa-masa sulit ini.
”Kami menawarkan usulan matching fund saat kedaruratan dan harus ada matching program saat recovery, serta matching promotions dengan event bersama,” paparnya.
Pihaknya optimistis, strategi dan langkah yang sinergis antara pemerintah pusat dan daerah ini akan mempercepat penanggulangan krisis sektor pariwisata, khususnya di Jabar.
"Harus ada strategi dan langkah yang sinergi antara pemerintah pusat dan daerah dalam penanganan COVID-19 di sektor pariwisata serta strategi pada fase pemulihan menuju fase normalisasi yang penekanannya pada brand awareness," pungkasnya.
(muh)
tulis komentar anda