Baktimed dan Diaspora Eropa Bantu Rumah Sakit Apung Dr Lie Darmawan
Rabu, 03 Maret 2021 - 16:00 WIB
JAKARTA - Yayasan Bakti Nusantara Medika (Baktimed) dan Perhimpunan Eropa untuk Indonesia Maju (PETJ) memberikan bantuan untuk korban terdampak gempa bumi di Sulawesi Barat.
Sumbangan sebesar Rp60 juta itu di serahkan langsung di depan Rumah Sakit Apung (RSA) kepada pendiri Yayasan doktorSHARE Dr Lie Dharmawan oleh pendiri/pembina Yayasan Baktimed, Wahid Supriyadi, didampingi Wakil Pembina Hanny Moniaga, Wakil Ketua Masni Eritrina dan Kepala Bidang Logistik dan Transportasi Abdul Wahab.
Sementara dari pihak PETJ diwakili oleh Tessa Dennis, Wakil Ketua Departemen Ekonomi dan Investasi yang datang langsung dari Inggris. Penyerahan bantuan dilakukan Selasa (2/3/2021).
Aksi sosial ini adalah aksi kedua yang dilakukan Baktimed setelah sebelumnya yayasan yang baru berdiri awal Januari ini membantu korban tanahlongsor di Bogor 26 Januari 2021 lalu. Selain uang, Baktimed juga menyumbang peralatan alat pelindung diri (APD) lengkap untuk keperluan tim medis, 40 desinfectan spraydan 1 portable sterilizer sumbangan dari Kyoto Healthcare.
RSA Lie Dharmawan dijadwalkan akan segera berangkat ke Sulawesi Barat untuk membantu korban gempa bumi yang terjadi pertengahan Januari lalu.
Dalam pertemuannya dengan Dr Lie, Wahid yang mantan Dubes RI untuk Uni Emirat Arab dan Rusia merangkap Belarus menyampaikan penghargaannya atas upaya yang dilakukan oleh doctorSHARE selama ini, dan Baktimed siap untuk berkolaborasi.
“Ini suatu kerjasama yang pas dan saling mengisi. Yayasan doctorSHARE berpengalaman lebih dari 10 tahun di lapangan dan memiliki fasilitas RSA memadai, sementara Baktimed nantinya akan memberikan bantuan kesehatan kepada masyarakat terpencil dengan menggunakan pesawat-pesawat kecil," ujar Wahid dalam keterangannya, (Rabu/3/2021).
Sementara Dr Lie mengucapkan terimakasih atas bantuan yang diberikan oleh Baktimed. Dr Lie menyambut baik uluran kerjasama dan bersinergi, mengingat keduanya memiliki tujuan yang sama, yaitu membantu masyarakat yang kurang mampu di bidang kesehatan yang tinggal di daerah terpencil.
Wahid, yang juga mantan Kepala Desk Diaspora Kemlu, secara khusus mengucapkan terimakasih kepada PETJ yang secara spontan melakukan fund raising di Eropa. PETJ adalah wadah perhimpunan masyarakat Indonesia (diaspora) di 19 negara Eropa yang peduli dan mendukung pemerintah untuk mencapai Indonesia maju.
Dr Lie sempat mengajak tim Baktimed dan PETJ untuk melihat dari dekat fasilitas RSA miliknya. Dia bercerita bahwa sepulangnya dari Jerman, dia membeli sendiri kapal nelayan bekas dan dengan kemampuan keuangan sendiri mengubahnya menjadi rumah sakit apung pertama di Indonesia. Yayasan yang dipimpinnya saat ini memiliki sekitar 1000 sukarelawan dari berbagai keahlian.
Sumbangan sebesar Rp60 juta itu di serahkan langsung di depan Rumah Sakit Apung (RSA) kepada pendiri Yayasan doktorSHARE Dr Lie Dharmawan oleh pendiri/pembina Yayasan Baktimed, Wahid Supriyadi, didampingi Wakil Pembina Hanny Moniaga, Wakil Ketua Masni Eritrina dan Kepala Bidang Logistik dan Transportasi Abdul Wahab.
Sementara dari pihak PETJ diwakili oleh Tessa Dennis, Wakil Ketua Departemen Ekonomi dan Investasi yang datang langsung dari Inggris. Penyerahan bantuan dilakukan Selasa (2/3/2021).
Aksi sosial ini adalah aksi kedua yang dilakukan Baktimed setelah sebelumnya yayasan yang baru berdiri awal Januari ini membantu korban tanahlongsor di Bogor 26 Januari 2021 lalu. Selain uang, Baktimed juga menyumbang peralatan alat pelindung diri (APD) lengkap untuk keperluan tim medis, 40 desinfectan spraydan 1 portable sterilizer sumbangan dari Kyoto Healthcare.
RSA Lie Dharmawan dijadwalkan akan segera berangkat ke Sulawesi Barat untuk membantu korban gempa bumi yang terjadi pertengahan Januari lalu.
Dalam pertemuannya dengan Dr Lie, Wahid yang mantan Dubes RI untuk Uni Emirat Arab dan Rusia merangkap Belarus menyampaikan penghargaannya atas upaya yang dilakukan oleh doctorSHARE selama ini, dan Baktimed siap untuk berkolaborasi.
“Ini suatu kerjasama yang pas dan saling mengisi. Yayasan doctorSHARE berpengalaman lebih dari 10 tahun di lapangan dan memiliki fasilitas RSA memadai, sementara Baktimed nantinya akan memberikan bantuan kesehatan kepada masyarakat terpencil dengan menggunakan pesawat-pesawat kecil," ujar Wahid dalam keterangannya, (Rabu/3/2021).
Sementara Dr Lie mengucapkan terimakasih atas bantuan yang diberikan oleh Baktimed. Dr Lie menyambut baik uluran kerjasama dan bersinergi, mengingat keduanya memiliki tujuan yang sama, yaitu membantu masyarakat yang kurang mampu di bidang kesehatan yang tinggal di daerah terpencil.
Wahid, yang juga mantan Kepala Desk Diaspora Kemlu, secara khusus mengucapkan terimakasih kepada PETJ yang secara spontan melakukan fund raising di Eropa. PETJ adalah wadah perhimpunan masyarakat Indonesia (diaspora) di 19 negara Eropa yang peduli dan mendukung pemerintah untuk mencapai Indonesia maju.
Dr Lie sempat mengajak tim Baktimed dan PETJ untuk melihat dari dekat fasilitas RSA miliknya. Dia bercerita bahwa sepulangnya dari Jerman, dia membeli sendiri kapal nelayan bekas dan dengan kemampuan keuangan sendiri mengubahnya menjadi rumah sakit apung pertama di Indonesia. Yayasan yang dipimpinnya saat ini memiliki sekitar 1000 sukarelawan dari berbagai keahlian.
(shf)
tulis komentar anda