Incar Kursi Ketua Golkar Jabar, Ridwan Kamil Memicu Risiko Besar
Senin, 22 Februari 2021 - 13:47 WIB
BANDUNG - Niat Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil mengincar kursi Ketua Dewan DPD Partai Golkar Jabar dipastikan akan memicu risiko besar. Apalagi, jika niat tersebut diwujudkan hanya untuk memuluskan langkahnya menjadi calon presiden (Capres) 2024 mendatang. Terlebih, niat itu pun tidak dibarengi pemenuhan syarat menjadi seorang Ketua DPD Partai Golkar.
Wakil Sekretaris DPD Partai Golkar Jabar , Sukmin Nur Arief mengatakan, salah satu risiko besar yang bakal dihadapi Ridwan Kamil , yakni kekecewaan dan ketersinggungan kader Golkar Jabar jika Ridwan Kamil benar-benar mengincar kursi Ketua DPD Partai Golkar Jabar.
"Untuk menjadi seorang ketua DPD, seseorang harus menjadi kader Golkar minimal 5 tahun dan menjadi pengurus minimal satu periode. Beliau (Ridwan Kamil) kan bukan (kader maupun pengurus). Ya, kader (Golkar Jabar) bakal tersinggung," ungkap Wakil Sekretaris DPD Partai Golkar Jabar , Sukmin Nur Arief, Senin (22/2/2021).
Menurut Sukmin, kekecewaan dan ketersinggungan kader tersebut wajar. Pasalnya, Gubernur yang akrab disapa Emil itu tidak melalui proses yang sudah digariskan dalam Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga (AD/ART) Partai Golkar tersebut.
Selain itu, lanjut Sukmin, masa kepemimpinan Ketua DPD Partai Golkar Jabar Ade Barkah Surahman pun baru seumur jagung. Menurutnya, hal itu pun akan memicu gejolak lainnya.
Diketahui, Ade Barkah Surahman terpilih secara aklamasi sebagai Ketua DPD Partai Golkar Jabar melalui Musyawarah Daerah X DPD Partai Golkar Jabar di Hotel Le-Eminence, Cipanas, Cianjur, 1-2 Maret 2020 lalu. "Apalagi, Pak Ade Barkah sendiri baru memimpin DPD Golkar Jabar satu tahun," ujarnya.
Disinggung soal soliditas kader, Sukmin menegaskan, di bawah kepemimpinan Ade Barkah Surahman, Golkar Jabar masih sangat solid. Dia pun menampik adanya persoalan di tubuh partai berlambang pohon beringin itu di bawah komando Ade Barkah Surahman.
Baca Juga
Wakil Sekretaris DPD Partai Golkar Jabar , Sukmin Nur Arief mengatakan, salah satu risiko besar yang bakal dihadapi Ridwan Kamil , yakni kekecewaan dan ketersinggungan kader Golkar Jabar jika Ridwan Kamil benar-benar mengincar kursi Ketua DPD Partai Golkar Jabar.
"Untuk menjadi seorang ketua DPD, seseorang harus menjadi kader Golkar minimal 5 tahun dan menjadi pengurus minimal satu periode. Beliau (Ridwan Kamil) kan bukan (kader maupun pengurus). Ya, kader (Golkar Jabar) bakal tersinggung," ungkap Wakil Sekretaris DPD Partai Golkar Jabar , Sukmin Nur Arief, Senin (22/2/2021).
Menurut Sukmin, kekecewaan dan ketersinggungan kader tersebut wajar. Pasalnya, Gubernur yang akrab disapa Emil itu tidak melalui proses yang sudah digariskan dalam Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga (AD/ART) Partai Golkar tersebut.
Selain itu, lanjut Sukmin, masa kepemimpinan Ketua DPD Partai Golkar Jabar Ade Barkah Surahman pun baru seumur jagung. Menurutnya, hal itu pun akan memicu gejolak lainnya.
Diketahui, Ade Barkah Surahman terpilih secara aklamasi sebagai Ketua DPD Partai Golkar Jabar melalui Musyawarah Daerah X DPD Partai Golkar Jabar di Hotel Le-Eminence, Cipanas, Cianjur, 1-2 Maret 2020 lalu. "Apalagi, Pak Ade Barkah sendiri baru memimpin DPD Golkar Jabar satu tahun," ujarnya.
Disinggung soal soliditas kader, Sukmin menegaskan, di bawah kepemimpinan Ade Barkah Surahman, Golkar Jabar masih sangat solid. Dia pun menampik adanya persoalan di tubuh partai berlambang pohon beringin itu di bawah komando Ade Barkah Surahman.
tulis komentar anda