OPM Pimpinan Undius Kogoya Bertanggung Jawab Atas Penembakan Terhadap Prajurit Raider Prada Ginanjar

Senin, 15 Februari 2021 - 19:41 WIB
Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat (TPNPB)-Organisasi Papua Merdeka mengaku bertanggung jawab dalam aksi penembakan yang menyebabkan gugurnya Prada Ginanjar, Senin (15/2/2021). Ilustrasi OPM/SINDOnews
INTAN JAYA - Pihak Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat (TPNPB)- Organisasi Papua Merdeka mengaku bertanggung jawab dalam aksi penembakan yang menyebabkan gugurnya prajurit Raider Yonif 400/Banteng Raiders Prada Ginanjar, Senin (15/2/2021). Hal ini disampaikan Juru Bicara TPNPB OPM Sebby Sembom melalui sambungan telepon internasional.

"Manajemen Markas Pusat Komnas TPNPB-OPM telah terima laporan konfirmasi bahwa benar, dan TPNPB KODAP VIII Intan Jaya dibawah pimpinan Sabinus Waker bertanggungjawab. Penyerang ini dipimpin langsung oleh Komandan Kompi, yaitu Undius Kogoya," tutur Sebby Sembom dalam wawancara per telepon internasional, Senin (15/2/2021) malam.

Menurut dia, pihaknya bertanggung jawab atas kejadian penembakan yang menyebabkan satu anggota TNI AD meninggal dunia. Penembakan terhadap personel TNI tersebut dipimpin langsung oleh Komandan Kompi, yaitu Undius Kogoya.



Baca: Baku Tembak dengan KKB, 1 Prajurit Raider Yonif 400/BR Gugur di Intan Jaya Papua




Sebby memastikan eskalasi pertempuran yang terjadi antara pihaknya dengan TNI akan terus meningkat. Dia pun meminta pemerintah Indonesia agar mau berunding guna mencari jalan keluar.

"TPNPB sampaikan kepada Pemerintah Republik Indonesia, perang pembebasan nasional yang dilakukan oleh Pasukan TPNPB tidak akan berhenti. Ini semua akan terus kami lakukan. Oleh karena itu, Pemerintah Indonesia bersedia duduk di meja perundingan bersama Pimpinan TPNPB dan semua elemen perjuangan guna mencari solusi," katanya.

Saat ditanya adanya tawaran dialog khusus dalam kerangka damai dengan Pemerintah Indonesia. Sebby mengatakan pihaknya menolak melakukan dialog khusus dengan pihak pemerintah Indonesia.

"Kami tidak mau dan tidak minta dialog khusus dengan Pemerintah Indonesia. Kami minta perundingan Internasional di bawah mediasi PBB. Sekali lagi pertemuan segitiga dengan mediasi yang dilakukan oleh PBB, itulah yang kami mau. Kalau tidak ada itu, kami tetap melakukan perlawanan dengan Indonesia," tegasnya.
Halaman :
tulis komentar anda
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More