Banjir Bandang dan Longsor Menerjang di Awal Tahun 2021, Apa Benar Akibat Hujan Deras?
Selasa, 26 Januari 2021 - 23:25 WIB
SURABAYA - Di awal tahun ini, hujan deras mengguyur Indonesia secara bergiliran dari Sabang hingga Merauke. Hujan deras juga selalu dijadikan alasan utama bencana banjir dan longsor yang melanda di berbagai daerah secara beruntun.
Peneliti dari Pusat Penelitian Mitigasi Kebencanaan dan Perubahan Iklim (MKPI) Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) memberikan sudut pandangnya, mengapa hujan tidak selamanya bisa disalahkan . Sebab, ada berbagai faktor lain yang harus dipahami dan bisa diantisipasi.
Peneliti Senior MKPI ITS, Amien Widodo menuturkan, dirinya mulai menceritakan bagaimana mulanya hujan sering disebut sebagai penyebab longsor dan banjir . Saat hujan turun, air akan mengalir di permukaan tanah dan memberikan gesekan yang dapat menyebabkan erosi. "Selama hujan terus turun, selama itu pula volume air permukaan semakin besar," kata Amien, Selasa (26/1/2021).
Dosen Departemen Teknik Geofisika ini menambahkan, air permukaan yang mengalir inilah yang disebut sebagai banjir . Bila tanah di lereng mengalami kebasahan yang semakin menambah berat tanah pada lereng, maka akan dapat terjadi longsoran karena terjadi penurunan daya ikat (kohesi) tanah di lereng tersebut.
Amien menegaskan, air yang mengerosi tanah tersebut jika terus mengalir akan dapat menyebabkan banjir lumpur atau berubah menjadi banjir bandang . "Tetapi, bukan berarti semua tanah di lereng kondisinya tidak stabil dan siap terhadap longsor," imbuhnya.
Dikatakan Amien, lereng yang stabil dapat menjadi tidak siap terhadap longsor karena beberapa pemicu. "Setidaknya ada lima penyebab dan pemicu lapisan tanah menjadi tidak stabil dan siap terhadap longsor," katanya.
Makanya, ia menyebut hujan bukan satu-satunya penyebab longsor . Pertama, pengurangan vegetasi baik itu secara legal maupun ilegal. Akar pohon dapat mengeluarkan enzim yang membantu pelapukan batuan. Tetapi juga, akar pohon bertanggung jawab mencengkeram lempung yang semakin tebal karena proses pelapukan. Robohnya banyak pepohonan karena penebangan, pembakaran, atau angin kencang menjadikan tanah tidak tahan longsor.
Peneliti dari Pusat Penelitian Mitigasi Kebencanaan dan Perubahan Iklim (MKPI) Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) memberikan sudut pandangnya, mengapa hujan tidak selamanya bisa disalahkan . Sebab, ada berbagai faktor lain yang harus dipahami dan bisa diantisipasi.
Peneliti Senior MKPI ITS, Amien Widodo menuturkan, dirinya mulai menceritakan bagaimana mulanya hujan sering disebut sebagai penyebab longsor dan banjir . Saat hujan turun, air akan mengalir di permukaan tanah dan memberikan gesekan yang dapat menyebabkan erosi. "Selama hujan terus turun, selama itu pula volume air permukaan semakin besar," kata Amien, Selasa (26/1/2021).
Dosen Departemen Teknik Geofisika ini menambahkan, air permukaan yang mengalir inilah yang disebut sebagai banjir . Bila tanah di lereng mengalami kebasahan yang semakin menambah berat tanah pada lereng, maka akan dapat terjadi longsoran karena terjadi penurunan daya ikat (kohesi) tanah di lereng tersebut.
Amien menegaskan, air yang mengerosi tanah tersebut jika terus mengalir akan dapat menyebabkan banjir lumpur atau berubah menjadi banjir bandang . "Tetapi, bukan berarti semua tanah di lereng kondisinya tidak stabil dan siap terhadap longsor," imbuhnya.
Dikatakan Amien, lereng yang stabil dapat menjadi tidak siap terhadap longsor karena beberapa pemicu. "Setidaknya ada lima penyebab dan pemicu lapisan tanah menjadi tidak stabil dan siap terhadap longsor," katanya.
Makanya, ia menyebut hujan bukan satu-satunya penyebab longsor . Pertama, pengurangan vegetasi baik itu secara legal maupun ilegal. Akar pohon dapat mengeluarkan enzim yang membantu pelapukan batuan. Tetapi juga, akar pohon bertanggung jawab mencengkeram lempung yang semakin tebal karena proses pelapukan. Robohnya banyak pepohonan karena penebangan, pembakaran, atau angin kencang menjadikan tanah tidak tahan longsor.
tulis komentar anda