Aktivitas Merapi ke Barat Daya, 182 Pengungsi Sleman Masih Bertahan di Barak
Kamis, 21 Januari 2021 - 12:58 WIB
YOGYAKARTA - Gunung Merapi terus meluncurkan awan panas guguran dan lava pijar ke arah barat daya, Rabu (20/1/2021) malam hingga Kamis (21/1/2021) dini hari.
Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kegemapaan Geologi (BPPTKG) mencatat awan panas teramati sebanyak 4 kali dengan jarak luncur 1 km - 1,5 km ke arah barat daya. Dua di antaranya ke hulu sungai Krasak dan Boyong serta lava pijar guguran sebanyak 9 kali dengan jarak luncur 300-700 meter juga ke arah barat daya.
Meski aktivitas Gunung Merapi terjadi perubahan arah, namun warga Kalitengah Lor, Glagaharjo, Cangkringan, terutama kelompok rentan (lansia, balita, bayi, ibu hamil, ibu menyusui, anak-anak dan disbalitas) yang sekarang mengungsi di barak pengungsian Glagaharjo, Cangkringan, Sleman tetap bertahan.
Baca juga: Aktivitas Gunung Api Meningkat, Waspadai Letusan Gunung Anak Krakatau
Data Pokso pengungsian Glagaharjo mencatat hingga Kamis (21/1/2021) pagi, ada 182 pengungsi. Rinciannya lansia 54 orang, anak-anak 24 orang, balita 2 orang, bayi 12 orang, ibu hamil 2 orang, ibu menyusui 12 orang dan disabilitas 11 orang serta dewasa 63 orang.
Panewu Cangkringan, Sleman, Suparmono mengatakan, jika dibandingka data terakhir 19 Desember 2021 ada penurunan jumlah pengungsi 2 orang, sebab sebelumnya 184 orang. Yang berkurang bukan kelompok rentan, namun kelompok dewasa dan sesuai SOP memang tidak direkomendasikan untuk mengungsi saat status Gunung Merapi level III atau siaga per 5 November 2020 lalu.
“Pengungsi kelompok rentan masih bertahan,” kata Suparmono, Kamis (21/1/2021).Baca juga: 4 Kali Wedus Gembel Kembali Terjadi di Merapi
Suparmono menjelaskan, sampai sekarang status Gunung Merapi masih siaga walau ada perubahan arah potensi bahaya. Warga di Kalitengah Lor, khususnya kelompok rentan diminta tetap berada di pengungsian. Sebab sesuai rekomendasi BPPTKG saat ini radius aman 5 km dari puncak dan Kalitengah lor jaraknya kurang dari 5 km.
“Kami tetap menghimbau pengungsi tetap bertahan sambil menunggu keputusan lebih lanjut dari pemerintah kabupaten (pemkab),” paparnya.
Untuk keadaan pengungsi sendiri, setiap hari ada petugas yang mengecek dan memantau kondisi kesehatannya dan hingga sekarang kesehatan mereka tidak ada masalah. Untuk kesediaan logistik juga tidak ada masalah.
“Kami juga memberikan pendampingan kepada mereka tetap kondisi sekarang ini dan mereka bisa menerima,” ungkapnya.
Lihat Juga: Miss Indonesia 2025 Gelar Audisi di Yogyakarta, Peserta Ini Ingin Jadi Perempuan Berintegritas
Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kegemapaan Geologi (BPPTKG) mencatat awan panas teramati sebanyak 4 kali dengan jarak luncur 1 km - 1,5 km ke arah barat daya. Dua di antaranya ke hulu sungai Krasak dan Boyong serta lava pijar guguran sebanyak 9 kali dengan jarak luncur 300-700 meter juga ke arah barat daya.
Meski aktivitas Gunung Merapi terjadi perubahan arah, namun warga Kalitengah Lor, Glagaharjo, Cangkringan, terutama kelompok rentan (lansia, balita, bayi, ibu hamil, ibu menyusui, anak-anak dan disbalitas) yang sekarang mengungsi di barak pengungsian Glagaharjo, Cangkringan, Sleman tetap bertahan.
Baca juga: Aktivitas Gunung Api Meningkat, Waspadai Letusan Gunung Anak Krakatau
Data Pokso pengungsian Glagaharjo mencatat hingga Kamis (21/1/2021) pagi, ada 182 pengungsi. Rinciannya lansia 54 orang, anak-anak 24 orang, balita 2 orang, bayi 12 orang, ibu hamil 2 orang, ibu menyusui 12 orang dan disabilitas 11 orang serta dewasa 63 orang.
Panewu Cangkringan, Sleman, Suparmono mengatakan, jika dibandingka data terakhir 19 Desember 2021 ada penurunan jumlah pengungsi 2 orang, sebab sebelumnya 184 orang. Yang berkurang bukan kelompok rentan, namun kelompok dewasa dan sesuai SOP memang tidak direkomendasikan untuk mengungsi saat status Gunung Merapi level III atau siaga per 5 November 2020 lalu.
“Pengungsi kelompok rentan masih bertahan,” kata Suparmono, Kamis (21/1/2021).Baca juga: 4 Kali Wedus Gembel Kembali Terjadi di Merapi
Suparmono menjelaskan, sampai sekarang status Gunung Merapi masih siaga walau ada perubahan arah potensi bahaya. Warga di Kalitengah Lor, khususnya kelompok rentan diminta tetap berada di pengungsian. Sebab sesuai rekomendasi BPPTKG saat ini radius aman 5 km dari puncak dan Kalitengah lor jaraknya kurang dari 5 km.
“Kami tetap menghimbau pengungsi tetap bertahan sambil menunggu keputusan lebih lanjut dari pemerintah kabupaten (pemkab),” paparnya.
Untuk keadaan pengungsi sendiri, setiap hari ada petugas yang mengecek dan memantau kondisi kesehatannya dan hingga sekarang kesehatan mereka tidak ada masalah. Untuk kesediaan logistik juga tidak ada masalah.
“Kami juga memberikan pendampingan kepada mereka tetap kondisi sekarang ini dan mereka bisa menerima,” ungkapnya.
Lihat Juga: Miss Indonesia 2025 Gelar Audisi di Yogyakarta, Peserta Ini Ingin Jadi Perempuan Berintegritas
(msd)
tulis komentar anda