Menaker: ASEAN Butuh Peta Jalan Ketenagakerjaan Pasca Pandemi COVID-19

Jum'at, 15 Mei 2020 - 19:01 WIB
Foto/ilustrasi.ist
JAKARTA - Pemerintah Indonesia mendorong ASEAN membuat peta jalan ketenagakerjaan untuk menghadapi dampak pandemi COVID-19 . Peta jalan tersebut akan menjadi tindak lanjut dokumen ASEAN Labour Ministers Join Statement on Response to the Impact of COVID-19 on Labour and Employment yang sedang disusun.

Menteri Ketenagakerjaan ( Menaker ) Ida Fauziyah mengatakan peta jalan tersebut sangat diperlukan untuk mengembalikan stabilitas lapangan kerja di tingkat nasional dan ASEAN .

“Untuk itu, ASEAN perlu mengambil langkah cepat dan tepat mendukung stabilitas pasar kerja, perlindungan pekerja, dan keberlangsungan usaha yang terdampak pandemi COVID-19 ,” terang Ida Fauziyah dalam pertemuan Tingkat Menteri Ketenagakerjaan ASEAN (ALMM) seperti dikutip dari laman resmi Kemenaker pada Kamis (15/5/2020).



(Baca: Jabar Siapkan Antisipasi Kedatangan Ribuan Pekerja Migran dari Luar Negeri)

Pada pertemuan itu dipimpin oleh Menteri Sumber Manusia Malaysia Datuk Seri M Saravanan tersebut, ada pemahaman bersama bahwa pandemi COVID-19 diprediksi akan mengubah kebiasaan pada segala sendi kehidupan, termasuk pola kerja masyarakat.

Karena itu Ida mengusulkan untuk melakukan penyusunan pedoman kesehatan dan keselamatan kerja (K3) tentang pencegahan penyebaran Sars Cov-II dan virus menular lainnya di tempat kerja yang sejalan dengan protokol WHO.

(Baca: 48.248 Pekerja Pariwisata Dirumahkan Akibat Pandemi Corona)

Ida juga mendorong ALMM bekerja sama dengan organisasi internasional dan mitra ASEAN untuk pemulihan krisis jangka pendek. Selain itu, tentu merancang pemulihan jangka menengah dan panjang. Ini untuk mengembalikan stabilitas perekonomian, termasuk menjaga keberlanjutan rantai pasokan di kawasan ASEAN .

“Mengimbau Senior Labour Official Meeting (SLOM) untuk melakukan refocusing dan re-targeting aktivitas-akativitas ASEAN pada sektor ketenagakerjaan agar lebih fokus ke pemulihan ekonomi pasca pandemi. Sektor yang memerlukan perhatian, antara lain, perhotelan, manufaktur, dan sektor jasa lainnya,” tuturnya.

(Baca: Dampak Pandemi Corona, Ribuan Pekerja di Jabar Di-PHK dan Dirumahkan)

Sementara itu, Sekjen ASEAN Dato Lim Jock Hoi membenarkan pandemi Covid-19 telah berdampak siginfikan terhadap perekonomian negara-negara ASEAN . Rantai pasokan dan pasar kerja juga mengalami disrupsi.

Berdasarkan data ILO, ada 1,6 miliar pekerja informal yang ekonominya terdampak dan pendapatan menurun hingga 60 persen. “Bagi pekerja itu, berhenti bekerja atau bekerja di rumah bukan suatu pilihan karena itu menghilangkan penghasilan mereka,” pungkasnya.
(muh)
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More Content