OJK: Kinerja Sektor Jasa Keuangan di Sulut Tumbuh Positif
Jum'at, 08 Januari 2021 - 23:15 WIB
MANADO - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Sulawesi Utara, Gorontalo dan Maluku Utara (Sulutgomalut) mencatat kinerja sektor jasa keuangan khususnya di Sulawesi Utara (Sulut) tumbuh positif. Kepala OJK Sulutgomalut Darwisman menjelaskan, industri jasa keuangan di Sulut pada posisi Oktober 2020 di masa pandemi tetap tumbuh positif dan terus mengalami peningkatan.
"Total aset perbankan di Provinsi Sulut terus mengalami peningkatan. Di mana, total aset perbankan posisi Oktober 2020 tumbuh 10,60 persen yoy dengan nominal mencapai Rp70,1 triliun,” ujar Darwisman, Jumat (8/1/2021). (Baca juga: Tahun Ini Bank Kalsel Fokus pada Pemisahan Unit Usaha Syariahnya)
Dia menguraikan, penyaluran kredit Bank umum dan BPR/S juga mengalami peningkatan mencapai Rp41 triliun pada posisi Oktober 2020 dibanding periode yang sama Oktober 2019 sebesar Rp.40,63 triliun atau tumbuh 0,68 persen yoy."Penghimpunan DPK juga mengalami pertumbuhan mencapai Rp.31,25 triliun pada posisi Oktober 2020, tumbuh 12,29 persen yoy dengan NPL 3,44 persen dan LDR 130,92 persen," kata Darwisman.
Total penyaluran kredit investasi di Sulut sampai dengan Oktober 2020 mencapai Rp5,5 triliun (0,52 persen yoy), kredit konsumsi mencapai Rp23,9 triliun (2,01 persen yoy) dan kredit modal kerja mencapai Rp10,1 triliun (-3,12 persen yoy).“Pada masa pandemi COVID-19 ini, kredit perbankan di Sulawesi Utara masih mengalami pertumbuhan positif, walaupun sangat kecil. Namun pertumbuhan ini masih bagus jika dibandingkan dengan daerah lain yang mengalami pertumbuhan negatif,” tutur Darwisman.
Pertumbuhan kredit yang positif walaupun kecil ini menurut Darwisman menandakan pengusaha di Sulut tetap beraktivitas. Walaupun memang ia mengatakan porsi kredit terbesar di Sulut masih didominasi oleh sektor Konsumsi. Sementara investasi dan modal kerja belum terlalu besar.
Adapun penghimpunan DPK perbankan di Sulut terus mengalami peningkatan dan tumbuh positif 12,29 persen di tengah pandemi COVID-19, dengan nominal Rp31,2 triliun sampai dengan posisi Oktober 2020, terdiri dari tabungan Rp13,90 triliun, Giro Rp6,23 triliun dan deposito Rp11,12 triliun. (Baca juga: Insurtech Bantu Masyarakat Dapatkan Produk Asuransi di Tengah Pandemi)
"Untuk Non Performing Loan (NPL) di Sulut tercatat stabil dan masih berada pada posisi yang aman. Pada Oktober 2020, NPL Sulut tercatat 3,44 persen, sedikit mengalami kenaikan dibanding Oktober 2020 yang sebesar 3,34 persen," tutup Darwisman.
"Total aset perbankan di Provinsi Sulut terus mengalami peningkatan. Di mana, total aset perbankan posisi Oktober 2020 tumbuh 10,60 persen yoy dengan nominal mencapai Rp70,1 triliun,” ujar Darwisman, Jumat (8/1/2021). (Baca juga: Tahun Ini Bank Kalsel Fokus pada Pemisahan Unit Usaha Syariahnya)
Dia menguraikan, penyaluran kredit Bank umum dan BPR/S juga mengalami peningkatan mencapai Rp41 triliun pada posisi Oktober 2020 dibanding periode yang sama Oktober 2019 sebesar Rp.40,63 triliun atau tumbuh 0,68 persen yoy."Penghimpunan DPK juga mengalami pertumbuhan mencapai Rp.31,25 triliun pada posisi Oktober 2020, tumbuh 12,29 persen yoy dengan NPL 3,44 persen dan LDR 130,92 persen," kata Darwisman.
Total penyaluran kredit investasi di Sulut sampai dengan Oktober 2020 mencapai Rp5,5 triliun (0,52 persen yoy), kredit konsumsi mencapai Rp23,9 triliun (2,01 persen yoy) dan kredit modal kerja mencapai Rp10,1 triliun (-3,12 persen yoy).“Pada masa pandemi COVID-19 ini, kredit perbankan di Sulawesi Utara masih mengalami pertumbuhan positif, walaupun sangat kecil. Namun pertumbuhan ini masih bagus jika dibandingkan dengan daerah lain yang mengalami pertumbuhan negatif,” tutur Darwisman.
Pertumbuhan kredit yang positif walaupun kecil ini menurut Darwisman menandakan pengusaha di Sulut tetap beraktivitas. Walaupun memang ia mengatakan porsi kredit terbesar di Sulut masih didominasi oleh sektor Konsumsi. Sementara investasi dan modal kerja belum terlalu besar.
Adapun penghimpunan DPK perbankan di Sulut terus mengalami peningkatan dan tumbuh positif 12,29 persen di tengah pandemi COVID-19, dengan nominal Rp31,2 triliun sampai dengan posisi Oktober 2020, terdiri dari tabungan Rp13,90 triliun, Giro Rp6,23 triliun dan deposito Rp11,12 triliun. (Baca juga: Insurtech Bantu Masyarakat Dapatkan Produk Asuransi di Tengah Pandemi)
"Untuk Non Performing Loan (NPL) di Sulut tercatat stabil dan masih berada pada posisi yang aman. Pada Oktober 2020, NPL Sulut tercatat 3,44 persen, sedikit mengalami kenaikan dibanding Oktober 2020 yang sebesar 3,34 persen," tutup Darwisman.
(don)
tulis komentar anda