Kebanggaan Warga Pariaman, Ungku Saliah Terkenal Lewat Bingkai Foto

Jum'at, 15 Mei 2020 - 05:00 WIB
Anak Sikumbang

Potret Ungku Saliah mulai marak di pajang di rumah makan Padang setelah ia berpulang, 3 Agustus 1974. Belum ada yang memastikan tanggal, bulan dan tahun kelahirannya. Namun, banyak yang memperkirakan sekitar 1887 di Pasa Panjang Sungai Sariak.

Ayahnya bernama Tulih orang Mandailing. Ibunya Tuneh, perempuan Sungai Sariak dari suku Sikumbang. Karena urang awak berfaham matrilineal, maka dengan sendirinya Ungku Saliah adalah anak Sikumbang.



Orang tua memberinya nama Dawaik. Dari empat beradik kakak, cuma Dawaik yang menjadi ulama. Seperti pepatah Minang, marantau bujang dahulu di kampung paguno balun, pada usia belasan tahun Dawaik meninggalkan kampung untuk menuntut ilmu tarekat kepada Syekh Muhammad Yatim Tuangku Mudiak Padang di Surau Kalampaian Ampalu Tinggi.

Karena budi perangainya yang baik, Dawaik digelari saliah oleh sang guru. Saliah sama artinya dengan anak yang saleh. Gelar inilah yang kemudian melekat di badannya.Dawaik juga berguru kepada Syekh Aluma Nan Tuo, di Koto Tuo, Bukittinggi dan Syekh Abdurrahman di Surau Bintungan Tinggi. Keduanya orang tarekat.

Nama Ungku Saliah mulai melekat di badan Dawaik, seiring dibukanya pengajian Surau Ujuang Gunuang Sungai Sariak, kampung halamannya.Ungku itu panggilan kepada guru mengaji. Kalau di Jawa semacam kyiai. Berselang waktu, Ungku Saliah pun punya banyak murid dan pengikut. Namanya harum.

Orang Keramat

Dawaik anak Sikumbang atau Ungku Saliah dikenal juga bergelar Syekh Kiramatullah. Gelar yang disebut belakangan karena ia diyakini sebagai orang keramat alias sakti.

Cerita kesaktiannya begitu populer. Beredar dari mulut ke mulut. Dikisahkan, semasa perang mempertahankan kemerdekaan Indonesia (1945-1949), ketika Agresi Belanda masuk Sungai Sariak, rakyat berdatangan, berlindung kepada Ungku Saliah di suraunya.
Halaman :
tulis komentar anda
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More