Gereja Kepanjen, Rose Window Berpadu Kaca Mozaik, Pernah Hancur saat Battle of Surabaya
Jum'at, 25 Desember 2020 - 05:00 WIB
Ketika berkali-kali menjadi sasaran tempur, Gereja Kepanjen tak bisa musnah. Pondasi gereja yang kuat menjadi salah satu faktornya. Tak tanggung-tanggung, sebanyak 799 batang kayu galam dari Kalimantan yang menjadi pondasi bangunan ini. Kayu-kayu ini juga berjajar menghiasi bagian langit-langit gereja, yang semakin menambah kesan klasik yang terus terjaga di gereja ini.
Jajaran kursi gereja yang juga terbuat dari kayu membuat keindahan interior gereja ini semakin terasa. Selain itu, kamu juga bisa melihat elemen-elemen dekoratif lain yang membuat gereja ini semakin indah dipandang mata dengan berbagai ornamen.
Battle of Surabaya pada November 1945 tak akan pernah dilupa. Seluruh kota bernaung api dan siasat saling memukul mundur sekutu. Gereja Kepanjen ini sempat menjadi korban dari pertempuran. Kemegahan dan keindahan gereja ini dihancurkan oleh serangan tentara Inggris yang berasal dari sisi laut dan udara.
Sisa perang menyisahkan banyak luka dan bangunan. Bangunan di Surabaya menjadi santapan perang. Termasuk yang terjadi pada Gereja Kepanjen, hanya pondasi dan kerangka bangunan saja yang tersisa. Sejarah pun kembali membuktikan Gereja Kepanjen pantang untuk tandas. Pada 1950, gereja ini direnovasi secara besar-besaran oleh Pastor PA Bastiansen CM, dengan tidak mengubah desain dan struktur bangunan yang sebelumnya.
Renovasi selanjutnya dilakukan pada 1960, dengan mengubah kaca-kaca pada bagian jendela gereja ini. Setelah direnovasi secara bertahap, gereja ini kembali difungsikan seperti sedia kala pada 1951.
Dalam berbagai lipatan sejarah itu, Gereja Kepanjen tetap berdiri. Dengan pilarnya yang gagah dan ornamen cahaya yang terpantul tenang dari mozaik nan indah.
Lihat Juga: Kisah Tumenggung Pati Pembisik Sultan Amangkurat I Meredam Konflik Kesultanan Mataram dengan Banten
Jajaran kursi gereja yang juga terbuat dari kayu membuat keindahan interior gereja ini semakin terasa. Selain itu, kamu juga bisa melihat elemen-elemen dekoratif lain yang membuat gereja ini semakin indah dipandang mata dengan berbagai ornamen.
Battle of Surabaya pada November 1945 tak akan pernah dilupa. Seluruh kota bernaung api dan siasat saling memukul mundur sekutu. Gereja Kepanjen ini sempat menjadi korban dari pertempuran. Kemegahan dan keindahan gereja ini dihancurkan oleh serangan tentara Inggris yang berasal dari sisi laut dan udara.
Sisa perang menyisahkan banyak luka dan bangunan. Bangunan di Surabaya menjadi santapan perang. Termasuk yang terjadi pada Gereja Kepanjen, hanya pondasi dan kerangka bangunan saja yang tersisa. Sejarah pun kembali membuktikan Gereja Kepanjen pantang untuk tandas. Pada 1950, gereja ini direnovasi secara besar-besaran oleh Pastor PA Bastiansen CM, dengan tidak mengubah desain dan struktur bangunan yang sebelumnya.
Renovasi selanjutnya dilakukan pada 1960, dengan mengubah kaca-kaca pada bagian jendela gereja ini. Setelah direnovasi secara bertahap, gereja ini kembali difungsikan seperti sedia kala pada 1951.
Dalam berbagai lipatan sejarah itu, Gereja Kepanjen tetap berdiri. Dengan pilarnya yang gagah dan ornamen cahaya yang terpantul tenang dari mozaik nan indah.
Lihat Juga: Kisah Tumenggung Pati Pembisik Sultan Amangkurat I Meredam Konflik Kesultanan Mataram dengan Banten
(shf)
tulis komentar anda