Broodis, Brand Pakaian Pria yang Sukses dengan Strategi Digital

Jum'at, 18 Desember 2020 - 01:17 WIB
Broodis, Brand Pakaian Pria yang Sukses dengan Strategi Digital. Foto/Ist
TANGERANG SELATAN - Broodis adalah brand pakaian pria asal Jakarta yang berdiri pada tahun 2015. Broodis pada awalnya adalah proyek iseng-iseng yang dilakoni Defri Algiano dan sahabatnya dimulai pada September 2015. Mereka melihat masih sedikitnya brand mens clothing yang bersaing di Instagram sebagai peluang untuk berjualan.

Defri menjelaskan, Broodis memiliki makna yaitu, “Broo” artinya pria, dua O menggambarkan dua pria yaitu dirinya sendiri dan sahabatnya yang menciptakan Broodis. Sementara “dis” adalah singkatan dari distro atau tempat berbelanja pakaian. (Baca juga: Bangga Buatan Lokal, Cleo Cletta Hadirkan Fashion Wanita )

"Awal berjualan, setiap minggu saya pergi menggunakan motor untuk membeli kemeja dari toko langganan saya di Tanah Abang. Sesampainya di rumah, saya memanggil tukang jahit keliling untuk mencabut label merek pada kemeja tersebut dan menggantinya dengan label Broodis," cerita Defri kepada pers, Kamis (17/12/2020). (Baca juga: Instagram Live MNC Sekuritas Kamis Pukul 18.30: Investasi untuk Pemula, Milenial Wajib Ikutan! )



Nah, berawal dari bisnis model dropshipper tersebut, pada akhir 2015 dia memutuskan untuk memulai produksi kemeja sendiri setelah memiliki modal yang cukup.

Saat ini Broodis telah memiliki total 20 karyawan yang dinaungi Defri Algiano sebagai Founder dan 2 Co-Founder lain yaitu, Ramadhan NP dan Fathurossi.

"Lokasi gudang dan kantor pengiriman kami terletak di wilayah Cilandak, Jakarta Selatan sedangkan tempat produksi kami berada di daerah Tangerang Selatan," jelas diai.

Sejak awal, Broodis fokus untuk menjadi pure online & bazaar retailer. Mereka memilih untuk tidak memiliki toko offline dan mengikuti event bazaar seperti Jakcloth, Trademark Bandung dan beberapa merk event ternama lainnya.

"Kami juga fokus menggunakan seluruh platform online yang ada seperti Instagram dan Marketplace untuk berjualan. Hal ini dilakukan karena berjualan online menurut kami lebih efisien dan menguntungkan dibanding harus membuka toko offline yang pasarnya sangat terbatas per wilayah. Dengan berjualan online, rasanya sama seperti memiliki toko virtual di tiap kota di Indonesia tanpa harus mengeluarkan biaya sewa," urai dia.

Pertengahan 2017, Broodis sempat mengalami titik terendah. Pihaknya mengalami kerugian hingga ratusan juta akibat penipuan terhadap spesifikasi bahan yang dipesan oleh vendor. Demi mempertahankan reputasi kemeja Broodis yang telah dibangun dengan baik, mereka putuskan untuk membagikannya secara gratis kepada siapapun yang berminat kala itu.
Halaman :
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More Content