Pasien Positif Corona Terus Bertambah, Pemda DIY Siapkan RS Cadangan
Rabu, 13 Mei 2020 - 08:50 WIB
YOGYAKARTA - Jumlah warga DIY yang terkena virus Corona jenis baru (COVID-19) terus melonjak. Banyak warga yang terkena virus meskipun merasakan keluhan alias orang tanpa gejala (OTG).
Untuk antisipasi Pemda DIY telah menyiapkan dua rumah sakit cadangan. Di antaranya adalah RSPAU Hardjolukito serta RS Bhayangkara Polda DIY.
Gubernur DIY Sri Sultan Hamengku Buwono X mengatakan, pada prinsipnya, Rumah Sakit Hardjolukito memiliki 200 bed di tiga lantai. Namun karena dokter dan perawat ditarik ke wisma Atlet Jakarta, maka yang difungsikan hanya satu lantai saja. "Itu saja yang terisi sampai saat ini baru 60%. Hanya saja dari perkembangan klaster seperti Indogrosir, Sleman takut nanti semakin banyak," terangnya kepada wartawan di Kepatihan Selasa (12/5/2020).
Dengan kondisi tersebut maka untuk mengantisipasi ruangan di dua lantai lagi bisa digunakan dengan syarat. Di antaranya adalah kesanggupan pihak kabupaten menyediakan tenaga medis. "Ini yang akan digunakan sebagai bahan berbicara dengan RS Hardjolukito," lanjutnya.
Namun demikian satu lagi rumah sakit, milik Polda DIY juga bisa digunakan untuk antisipasi meningkatnya pasien positif Corona dari klaster-klaster yang ada. "Bapak Kapolda juga sudah menyampaikan, RS Bhayangkara bisa digunakan untuk penanganan penderita COVID-19," imbuh Sultan.
Ketika disinggung rapid test, Sultan mengatakan saat ini masih ada sekitar 3 ribu alat rapid diagnostic test (RDT). Harapannya pemerintah kabupaten menghabiskan dulu dari sekitar seribu RDT. "Nanti baru kalau habis digunakan urnuk tambahan Klaster Indogrosir dan yang lain," tandasnya.
Seperti diketahui saat ini di DIY ada empat klaster besar penyebaran COVID-19. Di antaranya klaster jamaah tabligh Sleman, klaster Gereja GPIB, klaster jamaah tabligh Gunungkidul dan yang terbaru adalah klaster Indogrosir yang terus dilakukan tracking.
Untuk antisipasi Pemda DIY telah menyiapkan dua rumah sakit cadangan. Di antaranya adalah RSPAU Hardjolukito serta RS Bhayangkara Polda DIY.
Gubernur DIY Sri Sultan Hamengku Buwono X mengatakan, pada prinsipnya, Rumah Sakit Hardjolukito memiliki 200 bed di tiga lantai. Namun karena dokter dan perawat ditarik ke wisma Atlet Jakarta, maka yang difungsikan hanya satu lantai saja. "Itu saja yang terisi sampai saat ini baru 60%. Hanya saja dari perkembangan klaster seperti Indogrosir, Sleman takut nanti semakin banyak," terangnya kepada wartawan di Kepatihan Selasa (12/5/2020).
Dengan kondisi tersebut maka untuk mengantisipasi ruangan di dua lantai lagi bisa digunakan dengan syarat. Di antaranya adalah kesanggupan pihak kabupaten menyediakan tenaga medis. "Ini yang akan digunakan sebagai bahan berbicara dengan RS Hardjolukito," lanjutnya.
Namun demikian satu lagi rumah sakit, milik Polda DIY juga bisa digunakan untuk antisipasi meningkatnya pasien positif Corona dari klaster-klaster yang ada. "Bapak Kapolda juga sudah menyampaikan, RS Bhayangkara bisa digunakan untuk penanganan penderita COVID-19," imbuh Sultan.
Ketika disinggung rapid test, Sultan mengatakan saat ini masih ada sekitar 3 ribu alat rapid diagnostic test (RDT). Harapannya pemerintah kabupaten menghabiskan dulu dari sekitar seribu RDT. "Nanti baru kalau habis digunakan urnuk tambahan Klaster Indogrosir dan yang lain," tandasnya.
Seperti diketahui saat ini di DIY ada empat klaster besar penyebaran COVID-19. Di antaranya klaster jamaah tabligh Sleman, klaster Gereja GPIB, klaster jamaah tabligh Gunungkidul dan yang terbaru adalah klaster Indogrosir yang terus dilakukan tracking.
(nun)
tulis komentar anda