Empat Remaja Mabuk di Madiun Diduga Konsumsi Pil Koplo
Selasa, 12 Mei 2020 - 22:15 WIB
MADIUN - Empat remaja di Kota Madiun yang ditemukan dalam kondisi mabuk Jumat lalu (08/05/2020), diduga kuat mengonsumsi pil koplo. Indikasi ini disampaikan Aan, seorang mantan pecandu narkoba yang sudah taubat.
"Kalau melihat kondisi saat itu, saya menduga anak-anak itu mengonsumsi pil koplo atau pil kirik," katanya ditemui di lapangan Gulun, Kota Madiun,Selasa (12/05/2020). (baca juga: Empat Remaja Mabuk Berat, 3 di Antaranya di Bawah Umur )
Menurut pria asli Madiun mantan pecandu narkoba, dugaan itu bukan tanpa alasan. Sejumlah ciri dari fakta yang ada di lokasi saat itu, terutama pada fisik empat remaja itu sudah bisa menjadi dugaan awal yang kuat.
"Lihat saja saat itu, remaja laki laki yang masih duduk dalam kondisi mirip orang linglung. Di tanya tidak merespon, dari mulutnya keluar air liur. Sekali lagi air liur. Hanya diam dengan tatapan kosong. Sedangkan yang satu lagi seolah tertidur tanpa peduli di sekelilingnya sudah banyak orang yang memperhatikan," ujar Aan memberikan analisis dugaannya.
Soal ditanya kemungkin anak-anak remaja itu mengkonsumsi miras, dengan tegas Ia membantahnya. "Kalau menenggak minuman keras itu mulutnya pasti berbau. Ini tidak seperti bau miras yang tidak asing bagi warga kebanyakan Mas. Saya hapal karena saya pengalaman," jawabnya.
"Saya ini hanya prihatin. Apalagi melihat dua remaja putri yang masih belia juga dalam kondisi tak jauh berbeda. Saat melihat mereka di evakuasi petugas satpoll PP ke mobil, saya hampir nangis. Bukan karena mereka dibawa aparat satpol PP ke rumah sakit, tapi gak tega membayangkan bagaimana mereka bisa ngoplo di usia yang masih belia. Ini yang salah siapa? Anak-anak itu, orang tuanya, gurunya, bandarnya atau yang tidak memberantas peredarannya?" ungkapnya.
Untuk memperkuat dugaannya, Aan kemudian menceritakan pengalamanya di masa lalu. Ia mengaku pernah mengkonsumsi miras, obat obatan terlarang, bahkan sabu sabu yang kala itu (2010) harganya masih Rp.500.000 per paket. Termasuk bergaul dengan para pemakai masing masing miras, obat terlarang dan beragam variannya. Sehingga tak heran jika hapal dengan tabiat penggunanya usai mengkonsumsi.
"Pada pengguna pil koplo, habis konsumsi akan nge-flay. Tapi bukan nge-flay enak kayak narkoba lain. Tapi ini flay goblok. Akan diam seperti orang bodoh dengan tatapan kosong dan ngiler ngiler (keluar air liur). Makanya juga sering disebut pil kirik (sebutan untuk anjing)." ceritanya.
Aan menegaskan, yang berbahaya dari pil koplo bukan hanya itu, melainkan juga efek obat itu lebih parah dari sabu sabu. Menurutnya pil koplo akan merusak saraf otak, jika penggunanya sering mengkonsumsinya, bisa putus saraf otaknya.
Sebelum mengakhiri wawancaranya, Aan menantang jurnalis untuk investigasi rantai peredaran pil koplo di kota Madiun yang mayoritas konsumennya anak anak yang salah pergaulan di jalanan.
"Ayo kapan kapan para pewarta ini ke lapangan, pura pura beli obatnya, tak tunjukan titiknya, harganya, biar bisa membuktikan peredaran dan konsumennya," pungkasnya
Lihat Juga: Riwayat Karier Kolonel Inf Rama Pratama, Danrem 081/Dirotsaha Jaya Madiun Lulusan Akmil 98
"Kalau melihat kondisi saat itu, saya menduga anak-anak itu mengonsumsi pil koplo atau pil kirik," katanya ditemui di lapangan Gulun, Kota Madiun,Selasa (12/05/2020). (baca juga: Empat Remaja Mabuk Berat, 3 di Antaranya di Bawah Umur )
Menurut pria asli Madiun mantan pecandu narkoba, dugaan itu bukan tanpa alasan. Sejumlah ciri dari fakta yang ada di lokasi saat itu, terutama pada fisik empat remaja itu sudah bisa menjadi dugaan awal yang kuat.
"Lihat saja saat itu, remaja laki laki yang masih duduk dalam kondisi mirip orang linglung. Di tanya tidak merespon, dari mulutnya keluar air liur. Sekali lagi air liur. Hanya diam dengan tatapan kosong. Sedangkan yang satu lagi seolah tertidur tanpa peduli di sekelilingnya sudah banyak orang yang memperhatikan," ujar Aan memberikan analisis dugaannya.
Soal ditanya kemungkin anak-anak remaja itu mengkonsumsi miras, dengan tegas Ia membantahnya. "Kalau menenggak minuman keras itu mulutnya pasti berbau. Ini tidak seperti bau miras yang tidak asing bagi warga kebanyakan Mas. Saya hapal karena saya pengalaman," jawabnya.
"Saya ini hanya prihatin. Apalagi melihat dua remaja putri yang masih belia juga dalam kondisi tak jauh berbeda. Saat melihat mereka di evakuasi petugas satpoll PP ke mobil, saya hampir nangis. Bukan karena mereka dibawa aparat satpol PP ke rumah sakit, tapi gak tega membayangkan bagaimana mereka bisa ngoplo di usia yang masih belia. Ini yang salah siapa? Anak-anak itu, orang tuanya, gurunya, bandarnya atau yang tidak memberantas peredarannya?" ungkapnya.
Untuk memperkuat dugaannya, Aan kemudian menceritakan pengalamanya di masa lalu. Ia mengaku pernah mengkonsumsi miras, obat obatan terlarang, bahkan sabu sabu yang kala itu (2010) harganya masih Rp.500.000 per paket. Termasuk bergaul dengan para pemakai masing masing miras, obat terlarang dan beragam variannya. Sehingga tak heran jika hapal dengan tabiat penggunanya usai mengkonsumsi.
"Pada pengguna pil koplo, habis konsumsi akan nge-flay. Tapi bukan nge-flay enak kayak narkoba lain. Tapi ini flay goblok. Akan diam seperti orang bodoh dengan tatapan kosong dan ngiler ngiler (keluar air liur). Makanya juga sering disebut pil kirik (sebutan untuk anjing)." ceritanya.
Aan menegaskan, yang berbahaya dari pil koplo bukan hanya itu, melainkan juga efek obat itu lebih parah dari sabu sabu. Menurutnya pil koplo akan merusak saraf otak, jika penggunanya sering mengkonsumsinya, bisa putus saraf otaknya.
Sebelum mengakhiri wawancaranya, Aan menantang jurnalis untuk investigasi rantai peredaran pil koplo di kota Madiun yang mayoritas konsumennya anak anak yang salah pergaulan di jalanan.
"Ayo kapan kapan para pewarta ini ke lapangan, pura pura beli obatnya, tak tunjukan titiknya, harganya, biar bisa membuktikan peredaran dan konsumennya," pungkasnya
Lihat Juga: Riwayat Karier Kolonel Inf Rama Pratama, Danrem 081/Dirotsaha Jaya Madiun Lulusan Akmil 98
(msd)
tulis komentar anda