Pura Ponjok Batu Buleleng Sambut Program We Love Bali

Senin, 07 Desember 2020 - 16:43 WIB
Sebagai destinasi yang terkenal dengan julukan Pulau Seribu Pura, kita dapat menemui tempat persembahyangan umat Hindu Bali itu di hampir setiap sudut wilayah. (Ist)
BULELENG - Sebagai destinasi yang terkenal dengan julukan Pulau Seribu Pura, kita dapat menemui tempat persembahyangan umat Hindu Bali itu di hampir setiap sudut wilayah. Pura Ponjok Batu Buleleng adalah salah satunya. Aura positif terpancar begitu tiba di lokasi. Pura Ponjok Batu membawa ingatan kita ke masa lampau.

Kendati begitu, tidak ada catatan riil mengenai waktu berdirinya dari bangunan Pura Ponjok Batu. Hanya, keberadaan pura ini memiliki peran penting pada peristiwa datangnya Pendeta Siwa Sidanta Danghyang Nirartha pada abad ke-15 M.

Masyarakat Bali percaya kalau Pura Ponjok Batu Buleleng berdiri jauh sebelum abad ke-15 Masehi. Kepercayaan itu diperkuat dengan adanya bukti berupa sarkofagus, yakni peti mayat yang dibuat dari bahan batu cadas. Model pemakaman seperti ini digunakan oleh masyarakat Bali pada rentang antara 2500 sampai 3000 SM. Penempatan mayat di sarkofagus merupakan upaya dari bentuk penghormatan kepada roh leluhur.



Pura Ponjok Batu Buleleng merupakan Pura Dang Kahyangan atau Penyungsungan Jagat. Selain pura ini, ada pula pura lain yang memiliki fungsi serupa, yakni Pura Pulaki di wilayah Desa Banyupoh. Pura ini juga memiliki kedekatan hubungan dengan Pura Bukit Sinunggal. Setiap pelaksanaan upacara melasti di Pura Bukit Situnggal, lokasi pemelastiannya dilaksanakan di Pura Ponjok Batu.

Para wisatawan pun bisa mendatangi secara langsung perahu batu yang ada di Pura Ponjok Batu Buleleng. Hanya, pastikan untuk tetap berhati-hati, karena ombak yang begitu besar di perairan ini. Selain itu, ada pula gua kecil yang berlokasi di depan perahu batu, digunakan sebagai tempat untuk melukat (pembersihan pikiran dan jiwa secara spiritual) oleh masyarakat Hindu Bali.

Hari kedua pelaksanaan program "We Love Bali" yang digagas Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Badan Pariwisata Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf/Baparekraf) peserta diajak mengunjungi pura yang eksotik tersebut.

Deputi Bidang Produk Wisata dan Penyelenggara Kegiatan (Event) Kemenparekraf/Baparekraf, Rizki Handayani mengatakan, dalam upaya memperbaiki kondisi ekonomi yang terpuruk selama pandemi COVID-19 dan dalam rangka membangkitkan pariwisata Bali, Pemerintah Daerah Bali melalui Tim Percepatan Pemulihan Pariwisata Bali yang didukung dan dibiayai penuh oleh Kementerian Pariwisata dan Enonomi Kreatif/ Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif menyelenggarakan program 'We Love Bali'.

"Dimana masyarakat lokal diundang dan dibiayai untuk berlibur serta menikmati daya tarik wisata Bali sekaligus diperkenalkan dan mendapatkan edukasi terkait penerapan protokol kesehatan berbasis CHSE, yaitu cleanliness (kebersihan), health (kesehatan), safety (keamanan), dan environment friendly (ramah lingkungan)," ujar Rizki, Senin (7/12/2020). (Baca: Kapolres Tasikmalaya Pegangi Anggota yang Takut Disuntik).

Dikatakan, implementasi penerapan CHSE melalui program ‘We Love Bali’ ini merupakan salah satu bentuk dukungan kepada para pelaku usaha pariwisata dan ekonomi kreatif termasuk hotel, usaha perjalanan wisata, usaha transport, pemandu wisata, restoran, daerah tujuan wisata, UMKM dan lain sebagainya. "Kegiatan ini bertujuan memperbaiki kondisi ekonomi yang terpuruk selama pandemi COVID-19 dan dalam rangka membangkitkan pariwisata Bali," sebutnya.

"Pelaksanaan protokol kesehatan juga dilakukan dengan ketat di setiap daya tarik wisata yang dikunjungi, seperti wajib mengikuti pengecekan suhu tubuh, mencuci tangan sebelum memasuki daya tarik wisata, menggunakan handsanitizer, mengenakan masker, dan menjaga jarak saat berkunjung ke destinasi wisata," pungkasnya.
(nag)
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More Content