Dugaan Politik Uang, Massa Gerebek Kampanye Gelap di Masjid
Senin, 07 Desember 2020 - 07:30 WIB
PONOROGO - Kampanye gelap dan dugaan pembagian politik uang kembali terjadi di Ponorogo, Jawa Timur (Jatim) , Minggu (6/12/2020) malam.
Sekelompok orang diduga menggelar kampanye di masjid, massa yang emosi pun membubarkan kegiatan dan menyita sejumlah alat bukti di antaranya, peraga pencoblosan, para pelaku selanjutnya digiring ke Kantor Bawaslu setempat. (Baca Juga: Kapolda Jatim Irjen Nico Instruksikan Kapolres Turun Lapangan Cek Distribusi Logistik Pilkada)
Enam orang yang terlibat dalam kampanye itu pun tak berkutik saat puluhan massa mendatangi masjid yang menjadi tempat kegiatan kampanye, beruntung petugas kepolisian dan Bawaslu kecamatan datang sehingga massa tidak anarkis.
Aksi penggrebekan berawal, saat ada informasi kegiatan kampanye di masa tenang oleh tim dari salah satu pasangan calon yang digelar di masjid, Jalan Tirtotejo Kelurahan Cokromenggalan, Ponorogo. Padahal, sesuai aturan masjid tidak boleh menjadi lokasi kampanye apalagi sudah memasuki masa tenang. (Baca Juga: 2 Terduga Teroris yang Ditangkap Densus 88 di Jambi Ternyata Tukang Roti)
Kapolsek Kota Ponorogo, AKP Haryo Kusbintoro yang turun ke lokasi menyebutkan, mendapat laporan warga adanya kegiatan kampanye di masjid. Namun karena terkait dengan pilkada penanganan kasusnya di Bawaslu Ponorogo. Para pelaku selanjutnya diamankan polisi dan dibawa ke kantor Bawaslu Ponorogo.
“Kami mendapat laporan warga adanya pengumpulan massa di masjid, ternyata betul. Mereka menyampaikan sosilisasi pencoblosan di musllah, masjid, padahal kan sebenarnya tidak boleh,” ujarnya. (Baca Juga: Forkopimda Sulut - Bawaslu Pantau Penertiban APK di Wilayah Manado, Minut dan Bitung)
Selain itu, juga beredar kabar ada pembagian politik uang kepada pemilih, bahkan pelaku kampanye gelap ini adalah Ketua KPPS 5 Kelurahan Cokromenggalan, yang diketahui bermana Agung. Saat ditanya alasannya menggelar kegiatan di masjid, dia hanya beralasan kebetulan. “Tadi saya mau ke rumah teman, tapi ketemu disini,” tuturnya kepada petugas. (Baca Juga: Jelang Pilkada 2020, Polda Sulsel Siapkan Tim Penjinak Bom dan K9)
Pilkada Ponorogo diikuti dua pasangan calon, nomor satu pasangan calon, sugiri Sancoko- Lisdyarita diusung oleh PDIP, Hanura, PAN dan PPP. Satu pasangan lainnya, yakni Ipong Muchlissoni- Bambang Tri Wahono yang diusung oleh Partai Nasdem, PKB, Gerindra, Demokrat dan PKS.
Sekelompok orang diduga menggelar kampanye di masjid, massa yang emosi pun membubarkan kegiatan dan menyita sejumlah alat bukti di antaranya, peraga pencoblosan, para pelaku selanjutnya digiring ke Kantor Bawaslu setempat. (Baca Juga: Kapolda Jatim Irjen Nico Instruksikan Kapolres Turun Lapangan Cek Distribusi Logistik Pilkada)
Enam orang yang terlibat dalam kampanye itu pun tak berkutik saat puluhan massa mendatangi masjid yang menjadi tempat kegiatan kampanye, beruntung petugas kepolisian dan Bawaslu kecamatan datang sehingga massa tidak anarkis.
Aksi penggrebekan berawal, saat ada informasi kegiatan kampanye di masa tenang oleh tim dari salah satu pasangan calon yang digelar di masjid, Jalan Tirtotejo Kelurahan Cokromenggalan, Ponorogo. Padahal, sesuai aturan masjid tidak boleh menjadi lokasi kampanye apalagi sudah memasuki masa tenang. (Baca Juga: 2 Terduga Teroris yang Ditangkap Densus 88 di Jambi Ternyata Tukang Roti)
Kapolsek Kota Ponorogo, AKP Haryo Kusbintoro yang turun ke lokasi menyebutkan, mendapat laporan warga adanya kegiatan kampanye di masjid. Namun karena terkait dengan pilkada penanganan kasusnya di Bawaslu Ponorogo. Para pelaku selanjutnya diamankan polisi dan dibawa ke kantor Bawaslu Ponorogo.
“Kami mendapat laporan warga adanya pengumpulan massa di masjid, ternyata betul. Mereka menyampaikan sosilisasi pencoblosan di musllah, masjid, padahal kan sebenarnya tidak boleh,” ujarnya. (Baca Juga: Forkopimda Sulut - Bawaslu Pantau Penertiban APK di Wilayah Manado, Minut dan Bitung)
Selain itu, juga beredar kabar ada pembagian politik uang kepada pemilih, bahkan pelaku kampanye gelap ini adalah Ketua KPPS 5 Kelurahan Cokromenggalan, yang diketahui bermana Agung. Saat ditanya alasannya menggelar kegiatan di masjid, dia hanya beralasan kebetulan. “Tadi saya mau ke rumah teman, tapi ketemu disini,” tuturnya kepada petugas. (Baca Juga: Jelang Pilkada 2020, Polda Sulsel Siapkan Tim Penjinak Bom dan K9)
Pilkada Ponorogo diikuti dua pasangan calon, nomor satu pasangan calon, sugiri Sancoko- Lisdyarita diusung oleh PDIP, Hanura, PAN dan PPP. Satu pasangan lainnya, yakni Ipong Muchlissoni- Bambang Tri Wahono yang diusung oleh Partai Nasdem, PKB, Gerindra, Demokrat dan PKS.
(nic)
tulis komentar anda