Layanan Daring Belum Dongkrak Penjualan Toko Kelontong
Selasa, 12 Mei 2020 - 14:35 WIB
SURABAYA - Layanan pembelian berbasis daring atau online ditengah penerapan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB), ternyata belum cukup mampu mendongkrak penjualan bisinis toko kelontong.
(Baca juga: PSBB Malang Raya Disetujui Menkes, Ini Harapan Khofifah )
Ketua Paguyuban Sampoerna Retail Community (SRC) Surabaya Raya, Sri Utari mengatakan, tidak terdongkraknya penjualan sistim online ini disebabkan turunnya daya beli masyarakat. "Meski ada pelayanan online tapi tidak cukup mendongkrak karena daya beli masyarakat menurun," katanya.
Ia mengungkapkan, saat ini rata-rata penjualan anggotanya menurun hingga 50 persen jika dibandingkan dengan sebelum pandemi. Apalagi banyak konsumen sudah pulang kampung dan tidak bisa kembali ke Surabaya karena ada pembatasan-pembatasan dan tidak beroperasinya tempat kerja.
"Selain itu yang biasanya banyak orang kerja yang sering membeli keperluan probadi dan jajan uangnya semakin sulit. Mereka mengurangi pembelian," katanya, usai menyerahkan bantuan untuk warga Surabaya di Convention Hall Arif Rahman Hakim, Selasa (12/5/2020).
Paguyuban SCR Surabaya bergototong royong dengan mengumpulkan sedikit dari keuntungan berjualan untuk masyarakat yang terdampak COVID-19. Hasil patungan tersebut mereka wujudkan menjadi paket sembako mencapai satu truk dan diserahkan ke pemkot Surabaya.
"Alhamdulillah teman-teman mau menyisihkan rejekinya, semoga apa yang dilakukan oleh paguyuban ini dapat imbalan dari tuhan," ucapnya.
Koordinator Posko sekaligus Kepala DP5A Surabaya, Chandra Oratmangun menjelaskan, seuruh bantuan dari masyarakat akan ditampung dulu di posko. Nantinya bantuan yang terkumpul akan dikelompokkan dan dikemas sesuai kebutuhan warga.
"Bantuan-bantuan ini ditampung dulu. Kemudian nanti dikemas dan disalurkan ke setiap kecamatan di kota Surabaya," tandasnya.
(Baca juga: PSBB Malang Raya Disetujui Menkes, Ini Harapan Khofifah )
Ketua Paguyuban Sampoerna Retail Community (SRC) Surabaya Raya, Sri Utari mengatakan, tidak terdongkraknya penjualan sistim online ini disebabkan turunnya daya beli masyarakat. "Meski ada pelayanan online tapi tidak cukup mendongkrak karena daya beli masyarakat menurun," katanya.
Ia mengungkapkan, saat ini rata-rata penjualan anggotanya menurun hingga 50 persen jika dibandingkan dengan sebelum pandemi. Apalagi banyak konsumen sudah pulang kampung dan tidak bisa kembali ke Surabaya karena ada pembatasan-pembatasan dan tidak beroperasinya tempat kerja.
"Selain itu yang biasanya banyak orang kerja yang sering membeli keperluan probadi dan jajan uangnya semakin sulit. Mereka mengurangi pembelian," katanya, usai menyerahkan bantuan untuk warga Surabaya di Convention Hall Arif Rahman Hakim, Selasa (12/5/2020).
Paguyuban SCR Surabaya bergototong royong dengan mengumpulkan sedikit dari keuntungan berjualan untuk masyarakat yang terdampak COVID-19. Hasil patungan tersebut mereka wujudkan menjadi paket sembako mencapai satu truk dan diserahkan ke pemkot Surabaya.
"Alhamdulillah teman-teman mau menyisihkan rejekinya, semoga apa yang dilakukan oleh paguyuban ini dapat imbalan dari tuhan," ucapnya.
Koordinator Posko sekaligus Kepala DP5A Surabaya, Chandra Oratmangun menjelaskan, seuruh bantuan dari masyarakat akan ditampung dulu di posko. Nantinya bantuan yang terkumpul akan dikelompokkan dan dikemas sesuai kebutuhan warga.
"Bantuan-bantuan ini ditampung dulu. Kemudian nanti dikemas dan disalurkan ke setiap kecamatan di kota Surabaya," tandasnya.
(eyt)
tulis komentar anda