Pilkada Karawang: Tingkat Kepuasan Tinggi dan Basis Pemilih Solid, Cellica-Aep Unggul
Selasa, 01 Desember 2020 - 19:13 WIB
KARAWANG - Kepuasan rakyat Karawang terhadap kinerja Bupati Cellica Nurachdiana selama lima tahun terakhir serta soliditas basis pemilih partai pengusungnya, tampaknya akan mengantarkannya lagi pada masa jabatan kedua, mengalahkan lawan-lawannya yang terdiri dari Wakil Bupati, politisi lokal, artis maupun direktur rumah sakit.
Berpasangan dengan pengusaha Aep Syaefulloh, dr. Cellica Nurachdiana meraih elektabilitas 35,5 %, jauh mengungguli paslon Wabup Ahmad Zamakhsyari (Jimmy) dan politisi Yusni Rinzani dengan elektabilitas 26,3% serta paslon direktur rumah sakit dr. Yesy Karya Lianti dan artis Ahmad Adly Fairuz yang hanya memperoleh 6%.
Sementara itu, sebanyak 11,0% responden masih merahasiakan pilihan dan 21,3% lainnya tidak tahu atau tidak menjawab. Potensi suara yang masih bisa beralih (swing voters) sekitar 26,0%, sementara 38,5% lainnya sudah yakin dengan pilihan mereka.
Ini terungkap dalam paparan hasil survei Romeo Strategic Survey and Consulting yang dirilis di Karawang (30/11). Survei dilakukan atas 400 responden di semua kecamatan di Kabupaten Karawang, pada 17-20 November 2020. Survei menggunakan metode Multistage Random Sampling, dengan tingkat kepercayaan 95% dan margin of error 5%.
Direktur Eksekutif RSRC Dr. Ahmad Khoirul Umam mengatakan data mengindikasikan popularitas Cellica didorong oleh faktor tingkat kepuasan publik atas kinerja Pemda Karawang selama dipimpin Bupati Cellica, yaitu 59,3%.
Cellica juga diuntungkan oleh preferensi masyarakat terhadap Partai Demokrat, yang mengusung Cellica, serta soliditas basis pemilih Demokrat. Survei menunjukkan 51,8% pemilih Partai Demokrat menyatakan akan memilih paslon nomor dua Cellica-Aep.
Sedangkan basis pemilih Partai Gerindra terlihat terpecah. Jumlah pemilih Gerindra yang akan memilih paslon yang diusung Gerindra, yaitu Jimmy–Yusni, sebesar 37,0%. Ini berselisih sedikit dengan 31,5% pemilih Gerindra yang akan memilih paslon Cellica–Aep.
Basis pemilih PDIP lebih terpecah lagi. Hanya 24,3% basis pemilih PDIP yang akan memilih paslon Yesy-Adly yang didukung PDIP, sedangkan 21,6% sisanya lebih memilih Cellica–Aep, dan 18,9% lagi memilih Jimmy–Yusni. 35,1% lainnya mengatakan belum menentukan pilihan. (Baca: Wisata Lembang Ditutup Pasca 9 Pekerja Postiif Terinfeksi COVID-19).
Dalam paparannya, Umam mengungkapkan mayoritas (54%) masyarakat Karawang secara terbuka memilih bantuan uang, ketimbang barang (10,5%). Saat ditanya besaran uang yang diharapkan, 30,5% responden memilih uang atau barang dengan pilihan nilai tertinggi, sedangkan 40,5% mengatakan tidak tahu atau tidak menjawab.
Dalam kesimpulannya, Umam mengatakan, “Hampir 40% pemilih tidak akan mengubah pilihan mereka lagi, namun jumlah swing voters (26%) dan undecided voters masih besar. Artinya, kemampuan untuk menarik basis swing voters dan undecided voters, dengan tetap mempertahankan basis pemilih loyal, akan menjadi penentu kemenangan.” sebutnya.
Selain itu, papar Umam melanjutkan, “Faktor penentu lain adalah fenomena politik uang. Sejauh ini, perilaku politik pemilih Kebupaten Karawang cenderung terbuka dalam merespon potensi tawaran politik uang. Besar kemungkinan hal itu dipengaruhi oleh kondisi ekonomi masyarakat setempat yang mengalami peningkatan jumlah pengangguran akibat situasi pandemi," pungkasnya.
Berpasangan dengan pengusaha Aep Syaefulloh, dr. Cellica Nurachdiana meraih elektabilitas 35,5 %, jauh mengungguli paslon Wabup Ahmad Zamakhsyari (Jimmy) dan politisi Yusni Rinzani dengan elektabilitas 26,3% serta paslon direktur rumah sakit dr. Yesy Karya Lianti dan artis Ahmad Adly Fairuz yang hanya memperoleh 6%.
Sementara itu, sebanyak 11,0% responden masih merahasiakan pilihan dan 21,3% lainnya tidak tahu atau tidak menjawab. Potensi suara yang masih bisa beralih (swing voters) sekitar 26,0%, sementara 38,5% lainnya sudah yakin dengan pilihan mereka.
Ini terungkap dalam paparan hasil survei Romeo Strategic Survey and Consulting yang dirilis di Karawang (30/11). Survei dilakukan atas 400 responden di semua kecamatan di Kabupaten Karawang, pada 17-20 November 2020. Survei menggunakan metode Multistage Random Sampling, dengan tingkat kepercayaan 95% dan margin of error 5%.
Direktur Eksekutif RSRC Dr. Ahmad Khoirul Umam mengatakan data mengindikasikan popularitas Cellica didorong oleh faktor tingkat kepuasan publik atas kinerja Pemda Karawang selama dipimpin Bupati Cellica, yaitu 59,3%.
Cellica juga diuntungkan oleh preferensi masyarakat terhadap Partai Demokrat, yang mengusung Cellica, serta soliditas basis pemilih Demokrat. Survei menunjukkan 51,8% pemilih Partai Demokrat menyatakan akan memilih paslon nomor dua Cellica-Aep.
Sedangkan basis pemilih Partai Gerindra terlihat terpecah. Jumlah pemilih Gerindra yang akan memilih paslon yang diusung Gerindra, yaitu Jimmy–Yusni, sebesar 37,0%. Ini berselisih sedikit dengan 31,5% pemilih Gerindra yang akan memilih paslon Cellica–Aep.
Basis pemilih PDIP lebih terpecah lagi. Hanya 24,3% basis pemilih PDIP yang akan memilih paslon Yesy-Adly yang didukung PDIP, sedangkan 21,6% sisanya lebih memilih Cellica–Aep, dan 18,9% lagi memilih Jimmy–Yusni. 35,1% lainnya mengatakan belum menentukan pilihan. (Baca: Wisata Lembang Ditutup Pasca 9 Pekerja Postiif Terinfeksi COVID-19).
Dalam paparannya, Umam mengungkapkan mayoritas (54%) masyarakat Karawang secara terbuka memilih bantuan uang, ketimbang barang (10,5%). Saat ditanya besaran uang yang diharapkan, 30,5% responden memilih uang atau barang dengan pilihan nilai tertinggi, sedangkan 40,5% mengatakan tidak tahu atau tidak menjawab.
Dalam kesimpulannya, Umam mengatakan, “Hampir 40% pemilih tidak akan mengubah pilihan mereka lagi, namun jumlah swing voters (26%) dan undecided voters masih besar. Artinya, kemampuan untuk menarik basis swing voters dan undecided voters, dengan tetap mempertahankan basis pemilih loyal, akan menjadi penentu kemenangan.” sebutnya.
Selain itu, papar Umam melanjutkan, “Faktor penentu lain adalah fenomena politik uang. Sejauh ini, perilaku politik pemilih Kebupaten Karawang cenderung terbuka dalam merespon potensi tawaran politik uang. Besar kemungkinan hal itu dipengaruhi oleh kondisi ekonomi masyarakat setempat yang mengalami peningkatan jumlah pengangguran akibat situasi pandemi," pungkasnya.
(nag)
tulis komentar anda