Terjadi Guguran Lava Pijar Sejauh 1 Km Dari Kawah Semeru, Warga Diminta Waspada
Minggu, 29 November 2020 - 20:19 WIB
LUMAJANG - Guguran lava pijar meluncur dari kawah Jonggring Saloko, Gunung Semeru. Luncuran lava pijar tersebut, terpantau dari Pos Pengamatan Gunung Api Semeru, Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), Badan Geologi, Kementrian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), di Gunung Sawur.
(Baca juga: Bandar Laut Besar Itu Bernama Pasuruan )
Lava pijar meluncur sejauh 1 Km dari kawah, mengarah ke Besuk Kobokan yang masuk dalam wilayah Kabupaten Lumajang. Luncuran lava pijar ini juga disertai dengan guguran awan panas. "Ya memang betul ada guguran lava pijar , pada Sabtu (28/11/2020) dini hari, sekitar pukul 24.10 WIB," ujar Kepala Pos Pengamatan Gunung Api Semeru, Liswanto.
Dia menegaskan, yang terjadi pada Sabtu (28/11/2020) dini hari tersebut, merupakan guguran lava pijar , bukan letusan. "Ada pasokan magma dari perut bumi yang keluar, dan guguran lava pijar dari kawah Jonggring Saloko bisa terjadi karena tidak stabilnya lidah lava atau kubah lava," terangnya, saat dihubungi SINDOnews, Minggiu (29/11/2020).
Guguran lava pijar disertai awan panas tersebut, menurutnya bisa terjadi sewaktu-waktu, sehingga masyarakat diminta untuk lebih waspada dan tidak melakukan aktivitas dalam radius 5 Km dari puncak. Utamanya di empat Daerah Aliran Sungai (DAS), yakni Besuk Kobokan, Besuk Kembar, Besuk Sarat, dan Besuk Bang.
(Baca juga: Nyanyian 'Hancurkan Risma' Membuat Panas Telinga, Guru Besar Fisip Unair: Itu Wajar )
Berdasarkan laporan dari Pos Patau Gunung Api Semeru di Gunung Sawur, Kabupaten Lumajang, guguran lava pijar disertai awan panas dari puncak gunung api yang memiliki ketinggian 3.676 meter di atas permukaan laut (mdpl) ini, meluncur ke arah Besuk Kobokan, sejauh 1 Km dari kawah. Saat kejadian, tercatat terjadi gempa guguran dengan amplitudo 12 mm, selama 1.994 detik.
"Status Gunung Semeru, masih tetap berada di level II atau waspada. Guguran lava pijar disertai awan panas akibat tidak stabilnya lidah lava yang ada di bibir kawah Jonggring Saloko. Masyarakat diimbau tetap waspada dan tidak termakan isu-isu yang tidak benar," ungkapnya.
Kejadian luncuran lava pijar dan awan panas dari kawah Jonggring Saloko, juga pernah terjadi pada bulan April 2020. Saat ini, masyarakat juga diimbau lebih waspada terhadap bahaya sekunder dari Gunung Semeru, utamanya saat terjadi hujan di kawasan puncak.
(Baca juga: Bandar Laut Besar Itu Bernama Pasuruan )
Lava pijar meluncur sejauh 1 Km dari kawah, mengarah ke Besuk Kobokan yang masuk dalam wilayah Kabupaten Lumajang. Luncuran lava pijar ini juga disertai dengan guguran awan panas. "Ya memang betul ada guguran lava pijar , pada Sabtu (28/11/2020) dini hari, sekitar pukul 24.10 WIB," ujar Kepala Pos Pengamatan Gunung Api Semeru, Liswanto.
Dia menegaskan, yang terjadi pada Sabtu (28/11/2020) dini hari tersebut, merupakan guguran lava pijar , bukan letusan. "Ada pasokan magma dari perut bumi yang keluar, dan guguran lava pijar dari kawah Jonggring Saloko bisa terjadi karena tidak stabilnya lidah lava atau kubah lava," terangnya, saat dihubungi SINDOnews, Minggiu (29/11/2020).
Guguran lava pijar disertai awan panas tersebut, menurutnya bisa terjadi sewaktu-waktu, sehingga masyarakat diminta untuk lebih waspada dan tidak melakukan aktivitas dalam radius 5 Km dari puncak. Utamanya di empat Daerah Aliran Sungai (DAS), yakni Besuk Kobokan, Besuk Kembar, Besuk Sarat, dan Besuk Bang.
(Baca juga: Nyanyian 'Hancurkan Risma' Membuat Panas Telinga, Guru Besar Fisip Unair: Itu Wajar )
Berdasarkan laporan dari Pos Patau Gunung Api Semeru di Gunung Sawur, Kabupaten Lumajang, guguran lava pijar disertai awan panas dari puncak gunung api yang memiliki ketinggian 3.676 meter di atas permukaan laut (mdpl) ini, meluncur ke arah Besuk Kobokan, sejauh 1 Km dari kawah. Saat kejadian, tercatat terjadi gempa guguran dengan amplitudo 12 mm, selama 1.994 detik.
"Status Gunung Semeru, masih tetap berada di level II atau waspada. Guguran lava pijar disertai awan panas akibat tidak stabilnya lidah lava yang ada di bibir kawah Jonggring Saloko. Masyarakat diimbau tetap waspada dan tidak termakan isu-isu yang tidak benar," ungkapnya.
Kejadian luncuran lava pijar dan awan panas dari kawah Jonggring Saloko, juga pernah terjadi pada bulan April 2020. Saat ini, masyarakat juga diimbau lebih waspada terhadap bahaya sekunder dari Gunung Semeru, utamanya saat terjadi hujan di kawasan puncak.
tulis komentar anda