Survei Uinsa, Machfud Arifin-Mujiaman Pecundangi Eri Cahyadi-Armudji
Selasa, 24 November 2020 - 13:28 WIB
SURABAYA - Elektabilitas Paslon Machfud Arifin -Mujiaman ( MAJU ) mampu mempecundangi rivalnya di Pilwali Surabaya , Eri Cahyadi-Armudji (ERJI). Hal ini diketahui dari hasil survei yang dilakukan Fakultas Ilmu Sosial dan Politik (Fisip), Universitas Islam Negeri Sunan Ampel (Uinsa). (Baca juga: Miris, Satu Keluarga di Labuhanbatu Tertangkap Polisi Akibat Bisnis Sabu )
Dari hasil survei tersebut, pasangan MAJU memiliki elektabilitas 46%, unggul dari pasangan ERJI yang hanya memiliki elektablitas 42,86%. Keterangan hasil survei disampaikan secara lansung oleh Kepala Prodi Ilmu Politik Fisip Uinsa, Holilah.
Dalam keterangannya, Holilah menyebutkan selisih elektabilitas kedua pasangan tersebut mencapai 3,14%. Selain elektabilitas, popularitas pasangan MAJU juga dia anggap unggul. Yakni, dengan berada di angka 47,4%. Sementara Paslon ERJI dengan angka 47,1%.
Selain elektabilitas dan popularitas, hasil survei juga membahas akseptabilitas atau yang paling disukai oleh masyarakat. Dalam hal ini pasangan MAJU unggul dengan berada di angka 47,4%. Sedangkan pasangan ERJI di angka 46,3%. (Baca juga: Prajurit TNI AL Lantamal XIV Terluka Parah, Ditembak OTK di Kota Sorong )
Holilah menjelaskan survei dilakukan pada 2-12 November 2020, atau sebelum debat publik pasangan calon digelar di televisi. Dengan melibatkan 350 koresponden serta tingkat kepercayaan 95%. "Menggunakan metode multistage random sampling," tuturnya.
Mayoritas koresponden yang terpilih disebutkan memeluk agama Islam sebesar 96,5 persen. Sementara afiliasi organisasi keagamaan masyarakat adalah NU dengan sebesar 59,4 persen. Dalam survei kali ini Holilah juga menjelaskan pertimbangan memilih kandidat mayoritas di Kota Surabaya tergolong rasional dan bukan emosional.
"Hal ini dibuktikan dengan tingginya preferensi pada program dan visi-misi (29,4%), kemampuan memimpin (23,7%), pengalaman (10,1%), dan hanya sebagian kecil yang kecenderungan sosiologis misalnya faktor agama (7,7%)," urainya.
Holilah juga menambahkan bahwa sangat besar harapan masyarakat pada pemimpin selanjutnya atau pengganti dari Tri Rismaharini mampu mengentas masalah pengangguran di Surabaya . (Baca juga: Ada Bekas Tapak Kaki di Jalur Evakuasi Merapi, Jejak Macam Tutul? )
"Tiga urutan permasalahan utama yang perlu diselesaikan oleh pemimpin Kota Surabaya mendatang menurut responden adalah masalah pengangguran (27,9%), masalah jaminan kesehatan (20,4%), dan pelayanan jaminan pendidikan (15,8%)," imbuh perempuan berjilbab ini.
Dari hasil survei tersebut, pasangan MAJU memiliki elektabilitas 46%, unggul dari pasangan ERJI yang hanya memiliki elektablitas 42,86%. Keterangan hasil survei disampaikan secara lansung oleh Kepala Prodi Ilmu Politik Fisip Uinsa, Holilah.
Dalam keterangannya, Holilah menyebutkan selisih elektabilitas kedua pasangan tersebut mencapai 3,14%. Selain elektabilitas, popularitas pasangan MAJU juga dia anggap unggul. Yakni, dengan berada di angka 47,4%. Sementara Paslon ERJI dengan angka 47,1%.
Selain elektabilitas dan popularitas, hasil survei juga membahas akseptabilitas atau yang paling disukai oleh masyarakat. Dalam hal ini pasangan MAJU unggul dengan berada di angka 47,4%. Sedangkan pasangan ERJI di angka 46,3%. (Baca juga: Prajurit TNI AL Lantamal XIV Terluka Parah, Ditembak OTK di Kota Sorong )
Holilah menjelaskan survei dilakukan pada 2-12 November 2020, atau sebelum debat publik pasangan calon digelar di televisi. Dengan melibatkan 350 koresponden serta tingkat kepercayaan 95%. "Menggunakan metode multistage random sampling," tuturnya.
Mayoritas koresponden yang terpilih disebutkan memeluk agama Islam sebesar 96,5 persen. Sementara afiliasi organisasi keagamaan masyarakat adalah NU dengan sebesar 59,4 persen. Dalam survei kali ini Holilah juga menjelaskan pertimbangan memilih kandidat mayoritas di Kota Surabaya tergolong rasional dan bukan emosional.
"Hal ini dibuktikan dengan tingginya preferensi pada program dan visi-misi (29,4%), kemampuan memimpin (23,7%), pengalaman (10,1%), dan hanya sebagian kecil yang kecenderungan sosiologis misalnya faktor agama (7,7%)," urainya.
Holilah juga menambahkan bahwa sangat besar harapan masyarakat pada pemimpin selanjutnya atau pengganti dari Tri Rismaharini mampu mengentas masalah pengangguran di Surabaya . (Baca juga: Ada Bekas Tapak Kaki di Jalur Evakuasi Merapi, Jejak Macam Tutul? )
"Tiga urutan permasalahan utama yang perlu diselesaikan oleh pemimpin Kota Surabaya mendatang menurut responden adalah masalah pengangguran (27,9%), masalah jaminan kesehatan (20,4%), dan pelayanan jaminan pendidikan (15,8%)," imbuh perempuan berjilbab ini.
(eyt)
tulis komentar anda