Dokrak Pertumbuhan Ekonomi, Kolaborasi Ciptakan SDM Aandal

Jum'at, 20 November 2020 - 22:40 WIB
Founder dan CEO IBIMA, Made Dana Tangkas, saat berbicara dalam Webinar Insan Bisnis dan Industri Manufaktur Indonesia (IBIMA), Jumat (20/11/2020). Foto/Ist
SURABAYA - Pandemi COVID-19 berimbas ke seluruh negara, bukan saja indonesia, laju pertumbuhan ekonomi tersendat di seluruh belahan dunia.

Tetapi untuk Indonesia pada triwulan III sudah menunjukan tren positif, ini membuat optimistis bahwa masyarakat Indonesia bisa keluar dari efek COVID-19 yaitu perlambatan ekonomi. (Baca juga: Doni Monardo Ungkap Dampak Kerumunan terhadap Peningkatan Kasus COVID-19 )

"Di masa pandemi saat ini dalam pertumbuhan ekonomi juga kami lihat 5 mesin pengerak ekonomi apakah itu konsumsi menurun, belanja pemerintapun menurun ekspor menurun begitu juga impor menurun, perlu adanya gerakan bersama sama masyarakat bagaimana memutar kegiatan ekonomi dan industri apakah itu industri besar, sedang maupun kecil maupun industri pedesan, untuk kembali menormalkan roda kata perekonomian," Founder dan CEO IBIMA, Made Dana Tangkas, saat berbicara dalam Webinar Insan Bisnis dan Industri Manufaktur Indonesia (IBIMA), Jumat (20/11/2020). (Baca juga: RI di Jalur yang Benar dalam Pemulihan, Ekonom UI: Ekonomi Bisa Tumbuh 7,5% )



Made mengatakan, IBIMA saat ini hadir sebagai aggregator dan integrator dan think tank bisnis serta industri melalui program-program unggulan untuk bisa memacu pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM).

Dalam upaya membantu ekonomi untuk bangkit dan tumbuh di tengah krisis, dan upaya recovery & rebuild secara mandiri, dengan mengoptimalkan seluruh local resources di Indonesia, di antaranya melalui pemberian dukungan terhadap IKM, UMKM, Koperasi dan upaya riset dan inovasi serta pengembangan Bisnis dan Industri di masa pandemi.

Kepala Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Industri (BPSDMI) Kemenperin, Eko SA Cahyanyo, menyambut baik program program yang diadakan oleh IBIMA industri tidak hanya bergantung terhadap investasi, serta teknologi, tetapi ada yang lebih penting dari itu yaitu SDM. "Negara manapun yang maju lebih tergantung kepada SDMnya, sumber daya alam itu faktor kesekian dalam mendukungnya," kata dia.

Selanjutnya ingin menciptakan skill-skill sehingga bisa membawa industri bertransformasi. Mulai dari CEO hingga fronlinernya untuk memiliki kesepahaman yang sama. Selain itu juga mentransformasi industri terutama industri kecil menengan bisa masuk ke 4.0.

Eko mengungkapkan, implementasi making Indonesia 4.0 akan mempercepat pembangunan sektor industri yang berdaya saing global. Sehingga dapat mewujudkan asa Indonesia berada menjadi 10 negara ekonomi terbesar pada tahun 2030.

Dengan itu butuh bimbingan mentoring untuk diharapkan banyak merangkul banyak pihak sehingga bisa bersama sama mentransformasi industri. Sementara industri itu tergantung dengan inovasi tanpa inovasi tidak akan bisa bertahan dan berdaya saing.

"Saya berharap kita semua bersama sama bisa mewujudkan ini semua, melalui 4.0 kita bisa memetakan industri dari mana, dan bisa membuat ekosistem industri 4.0 dan melibatkan seluruh stakeholder," kata dia.
(nth)
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More Content