Pakar Ajak Masyarakat Hindari Air Kemasan Galon Sekali Pakai
Minggu, 10 Mei 2020 - 21:21 WIB
JAKARTA - Untuk mengurangi bahaya penumpukan sampah plastik di lingkungan, masyarakat sebaiknya menghindari konsumsi air kemasan galon sekali pakai.
“Air kemasan galon yang sudah puluhan tahun dikenal masyarakat lebih ramah lingkungan karena bisa diisi ulang dipabrik dan terbukti aman di konsumsi,” kata Guru Besar Institut Pertanian Bogor (IPB) yang juga Pakar Keamanan Pangan Prof Ir Ahmad Sulaeman PhD kepada SINDOnews, Minggu (10/5/2020).
Menurut Ahmad Sulaeman, setiap produk yang sudah dikemas dan disegel sesuai standar yang telah ditetapkan, sudah pasti hiegienis dan aman dikonsumsi. Air kemasan galon yang diisi ulang di pabrik sudah memenuhi standar keamanan pangan dan lebih ramah lingkungan. Hal ini disampaikan menaggapi klaim segelintir produsen air kemasan yang menggunakan galon sekali pakai yang mengklaim produk mereka lebih aman.
Ahmad Sulaeman meminta pemerintah untuk menegur pèrusahaan-perusahaan produsen air kemasan galon sekali pakai karena bertentangan dengan kebijakan pemerintah tentang penurunan limbah plastik.
Saat ini pemerintah melalui KLHK sudah mengeluarkan kebijakan phase out bebarapa jenis produk dan kemasan produk sekali pakai sebagaimana diatur dalam Permen LHK No. P.75/2019 tentang Peta Jalan Pengurangan Sampah oleh Produsen.
“Langkah perusahaan produsen air kemasan galon sekali pakai itu kontradiksi dengan kebijakan pemerintah. Sebab pemerintah sedang berupaya mengurangi limbah plastik, seperti dengan penggunaan tumbler di sekolah, kampus, kantor, dan hotel-hotel, yang tidak lagi menyediakan air minum dalam kemasan,” kata dia.
Padahal, kata Ahmad, air kemasan galon yang sekarang digunakan telah dikonsumsi selama puluhan tahun dan sangat aman karena telah memperoleh izin keamanan pangan dari Badan POM.
Jadi jelas, produk air kemasan galon sekali pakai itu akan memperberat pekerjaan pemerintah dan masyarakat untuk mengurangi sampah plastik di lingkungan dan menambah beban pemerintah untuk mengurangi sampah plastik di laut. “Ini akan memperberat tugas pemerintah dan masyarakat dalam penanganan limbah plastik,” ujar dia.
Pemerintah juga harus membuat kebijakan yang mewajibkan produsen air kemasan galon sekali pakai itu untuk menerima dan membeli bekas kemasan galon, untuk diolah menjadi produk lainnya.
“Air kemasan galon yang sudah puluhan tahun dikenal masyarakat lebih ramah lingkungan karena bisa diisi ulang dipabrik dan terbukti aman di konsumsi,” kata Guru Besar Institut Pertanian Bogor (IPB) yang juga Pakar Keamanan Pangan Prof Ir Ahmad Sulaeman PhD kepada SINDOnews, Minggu (10/5/2020).
Menurut Ahmad Sulaeman, setiap produk yang sudah dikemas dan disegel sesuai standar yang telah ditetapkan, sudah pasti hiegienis dan aman dikonsumsi. Air kemasan galon yang diisi ulang di pabrik sudah memenuhi standar keamanan pangan dan lebih ramah lingkungan. Hal ini disampaikan menaggapi klaim segelintir produsen air kemasan yang menggunakan galon sekali pakai yang mengklaim produk mereka lebih aman.
Ahmad Sulaeman meminta pemerintah untuk menegur pèrusahaan-perusahaan produsen air kemasan galon sekali pakai karena bertentangan dengan kebijakan pemerintah tentang penurunan limbah plastik.
Saat ini pemerintah melalui KLHK sudah mengeluarkan kebijakan phase out bebarapa jenis produk dan kemasan produk sekali pakai sebagaimana diatur dalam Permen LHK No. P.75/2019 tentang Peta Jalan Pengurangan Sampah oleh Produsen.
“Langkah perusahaan produsen air kemasan galon sekali pakai itu kontradiksi dengan kebijakan pemerintah. Sebab pemerintah sedang berupaya mengurangi limbah plastik, seperti dengan penggunaan tumbler di sekolah, kampus, kantor, dan hotel-hotel, yang tidak lagi menyediakan air minum dalam kemasan,” kata dia.
Padahal, kata Ahmad, air kemasan galon yang sekarang digunakan telah dikonsumsi selama puluhan tahun dan sangat aman karena telah memperoleh izin keamanan pangan dari Badan POM.
Jadi jelas, produk air kemasan galon sekali pakai itu akan memperberat pekerjaan pemerintah dan masyarakat untuk mengurangi sampah plastik di lingkungan dan menambah beban pemerintah untuk mengurangi sampah plastik di laut. “Ini akan memperberat tugas pemerintah dan masyarakat dalam penanganan limbah plastik,” ujar dia.
Pemerintah juga harus membuat kebijakan yang mewajibkan produsen air kemasan galon sekali pakai itu untuk menerima dan membeli bekas kemasan galon, untuk diolah menjadi produk lainnya.
tulis komentar anda