UMK Dinaikkan Saat Perekonomian Belum Normal, Begini Respons Dewan
Kamis, 12 November 2020 - 11:23 WIB
MAKASSAR - DPRD Kota Makasaar menilai kenaikan UMK sebesar 2% di Kota Makassar sudah wajar di tengah ekonomi yang belum stabil.
Ketua Komisi B DPRD Kota Makassar Willian Laurin mengatakan, kenaikan di tengah pandemi justru dianggap sulit dilakukan. Sehingga hal ini perlu disyukuri.
"Makassar seharusnya bisa aja (menaikkan tinggi UMK ) tapi seharusnya dengan asumsi semua aspek perekonomian sudah berjalan sebagaimana mestinya, jadi kenaikan ini semestinya sudah jadi angin segar," katanya.
Sementara saat ini seluruh sektor perekonomian masih belum stabil dan pulih dari dampak Covid-19. William meminta agar seluruh pihak tidak memandang hanya pada satu perspektif, karena yang terdampak tak hanya pekerja namun kalangan pengusaha juga.
"Ini juga perlu perhitungan, yang kita lihat depan mata, para pelaku ekonomi (pengusaha) inikan terdampak juga," ujarnya.
Kenaikan yang lebih tinggi justru dianggap akan fatal, sejumlah pengusaha akan tercekik dan akan memilih gulung tikar jika hal ini dipaksakan.
"Jadi nda bisa juga kita serta merta, mereka yang selama ini bertahan akhirnya gulung tikar saja," katanya.
Saat ini pengusaha tengah memutar otak guna bertahan, mulai dari pengurangan pegawai hingga shift bergilir dilakukan untuk memastikan operasional tetap berjalan.
Ketua Komisi B DPRD Kota Makassar Willian Laurin mengatakan, kenaikan di tengah pandemi justru dianggap sulit dilakukan. Sehingga hal ini perlu disyukuri.
"Makassar seharusnya bisa aja (menaikkan tinggi UMK ) tapi seharusnya dengan asumsi semua aspek perekonomian sudah berjalan sebagaimana mestinya, jadi kenaikan ini semestinya sudah jadi angin segar," katanya.
Sementara saat ini seluruh sektor perekonomian masih belum stabil dan pulih dari dampak Covid-19. William meminta agar seluruh pihak tidak memandang hanya pada satu perspektif, karena yang terdampak tak hanya pekerja namun kalangan pengusaha juga.
"Ini juga perlu perhitungan, yang kita lihat depan mata, para pelaku ekonomi (pengusaha) inikan terdampak juga," ujarnya.
Kenaikan yang lebih tinggi justru dianggap akan fatal, sejumlah pengusaha akan tercekik dan akan memilih gulung tikar jika hal ini dipaksakan.
"Jadi nda bisa juga kita serta merta, mereka yang selama ini bertahan akhirnya gulung tikar saja," katanya.
Saat ini pengusaha tengah memutar otak guna bertahan, mulai dari pengurangan pegawai hingga shift bergilir dilakukan untuk memastikan operasional tetap berjalan.
tulis komentar anda