Joe Biden Menang, Bagaimana Hubungan dengan Indonesia, Ini Kata Profesor Unpad
Minggu, 08 November 2020 - 11:24 WIB
BANDUNG - Guru Besar Fisip Universitas Padjadjaran (Unpad) Prof Dr Arry Bainus MA mengatakan, kemenangan Joe Biden atas pemilu di Amerika Serikat diperkirakan bakal membawa angin segar bagi Indonesia. (Baca juga: Kamala Harris Wujudkan Politik Mimpi Orang Amerika)
Dalam siaran persnya Arry menyebut, Indonesia tetap akan dipandang sebagai salah satu andalan AS di Asia Tenggara. Hal itu dikatakan Arry Bainus dalam diskusi “Satu Jam Berbincang Ilmu” yang digelar Dewan Profesor Unpad secara virtual, Sabtu (7/11/2020). (Baca juga: Umbar Janji Kepada Muslim AS, Joe Biden Kutip Hadis Nabi)
Menurut Arry, Joe Biden cenderung akan menjalankan kebijakan multilateralisme dengan mengandalkan sekutunya di Asia Tenggara dalam berbagai isu keamanan. Indonesia menjadi negara yang dipandang penting untuk membuat kawasan Asia Tenggara tetap kondusif, terutama berkaitan dengan isu Laut Cina Selatan.
Indonesia, berpeluang menjalin kerja sama bilateral dengan AS di bidang pertahanan, seperti persediaan senjata dan pelatihan militer bagi TNI. “Namun tergantung diplomasi yang dijalankan Indonesia,” katanya.
Di sektor ekonomi, Mantan Wakil Presiden Barrack Obama ini akan kembali menjalankan kebijakan Trans-Pacific Partnership (TPP) sebagai upaya untuk melawan kekuatan ekonomi Tiongkok yang meningkat. Arry menilai Indonesia perlu mempertimbangkan kembali manfaat TPP bagi perekonomian. Ini disebabkan kebijakan Biden yang cenderung menjalankan multilateralisme.
Selain itu, diplomasi ekonomi dengan AS harus tetap ditingkatkan meskipun Indonesia telah mendapatkan surplus dari perdagangan dengan AS. Hal ini didasarkan, pasar AS tetap menjadi yang terbesar di dunia dan AS tetap melihat Indonesia terutama dari sektor migas.
Di sektor lingkungan, Prof Arry memprediksikan, Indonesia harus berhati-hati dalam melakukan perdagangan kelapa sawit. Komitmen Joe Biden yang akan membawa AS kembali masuk ke sejumlah isu global akan cenderung mengikuti Uni Eropa dalam melarang perdagangan yang berbau “merusak lingkungan”, seperti deforestasi, kebakaran hutan, hingga pembalakan liar.
Sementara di sektor pendidikan, Indonesia punya peluang kerja sama dalam pemberian beasiswa bagi WNI serta kerja sama dalam pengembangan riset dan teknologi. Peluang ini didasarkan atas kebijakan imigrasi yang terbuka dan pemberian kesempatan bagi tenaga ahli dari seluruh dunia untuk mengembangkan bakatnya di AS.
Dalam siaran persnya Arry menyebut, Indonesia tetap akan dipandang sebagai salah satu andalan AS di Asia Tenggara. Hal itu dikatakan Arry Bainus dalam diskusi “Satu Jam Berbincang Ilmu” yang digelar Dewan Profesor Unpad secara virtual, Sabtu (7/11/2020). (Baca juga: Umbar Janji Kepada Muslim AS, Joe Biden Kutip Hadis Nabi)
Menurut Arry, Joe Biden cenderung akan menjalankan kebijakan multilateralisme dengan mengandalkan sekutunya di Asia Tenggara dalam berbagai isu keamanan. Indonesia menjadi negara yang dipandang penting untuk membuat kawasan Asia Tenggara tetap kondusif, terutama berkaitan dengan isu Laut Cina Selatan.
Indonesia, berpeluang menjalin kerja sama bilateral dengan AS di bidang pertahanan, seperti persediaan senjata dan pelatihan militer bagi TNI. “Namun tergantung diplomasi yang dijalankan Indonesia,” katanya.
Di sektor ekonomi, Mantan Wakil Presiden Barrack Obama ini akan kembali menjalankan kebijakan Trans-Pacific Partnership (TPP) sebagai upaya untuk melawan kekuatan ekonomi Tiongkok yang meningkat. Arry menilai Indonesia perlu mempertimbangkan kembali manfaat TPP bagi perekonomian. Ini disebabkan kebijakan Biden yang cenderung menjalankan multilateralisme.
Selain itu, diplomasi ekonomi dengan AS harus tetap ditingkatkan meskipun Indonesia telah mendapatkan surplus dari perdagangan dengan AS. Hal ini didasarkan, pasar AS tetap menjadi yang terbesar di dunia dan AS tetap melihat Indonesia terutama dari sektor migas.
Di sektor lingkungan, Prof Arry memprediksikan, Indonesia harus berhati-hati dalam melakukan perdagangan kelapa sawit. Komitmen Joe Biden yang akan membawa AS kembali masuk ke sejumlah isu global akan cenderung mengikuti Uni Eropa dalam melarang perdagangan yang berbau “merusak lingkungan”, seperti deforestasi, kebakaran hutan, hingga pembalakan liar.
Sementara di sektor pendidikan, Indonesia punya peluang kerja sama dalam pemberian beasiswa bagi WNI serta kerja sama dalam pengembangan riset dan teknologi. Peluang ini didasarkan atas kebijakan imigrasi yang terbuka dan pemberian kesempatan bagi tenaga ahli dari seluruh dunia untuk mengembangkan bakatnya di AS.
(zil)
tulis komentar anda