Ayah Bripda MF Tak Terima Anaknya Disebut Bunuh Diri
Senin, 26 Oktober 2020 - 08:00 WIB
MAKASSAR - Idris, ayah Bripda MF, anggota Polres Selayar yang ditemukan tewas dengan luka tembak di dada kiri bersebelahan dengan senapan laras pendek jenis V2, Senin (19/10), sekitar pukul 17.30 Wita, tidak terima anaknya disebut meninggal karena bunuh diri.
“Saya tidak terima kalau dibilang bunuh diri apalagi dibilang depresi, bagaimana bisa disimpulkan begitu tanpa pemeriksaan psikiater. Anak saya itu sudah dinyatakan sembuh, pertama di RS Bhayangkara sama di dokter praktek. Semua bilang sudah normal, sembuh, sudah bisa bertugas, tapi yang ringan-ringan dulu,” kata Idris kepada SINDONews, Minggu (25/10).
Apalagi katanya, karena depresi usai insiden kecelakaan motor di Selayar, akhir Mei 2020 lalu. Ditambah, beberapa informasi yang menyebut motif anak pertamanya itu mengakhiri hidup karena persoalan rumah tangga dengan istrinya yang juga merupakan anggota polisi berinisial MI.
“Tidak ada persoalan rumah tangga sama sekali. Saya tidak terima kalau dibilang bunuh diri apalagi dibilang depresi,” kata Idris. (Baca Juga: Polisi Selayar Tewas Tertembak, Polda Tak Temukan Keterlibatan Orang Lain)
Dia menyebutkan, seharusnya Polda Sulsel ataupun Polres Selayar memberikan transparansi. Idris meminta pernyataan jika anaknya bunuh diri dibuktikan. “Saya minta diperlihatkan CCTV. Saya rasa ada ganjil dengan posisi senjata, itu bukan pistol tapi senapan tidak mudah bunuh diri pakai senapan. Saya saja mandikan itu lukanya (di dada) tembus. Tapi lebih besar robeknya di bagian depan, beberapa keluarga yang pernah pegang senjata bilang itu ditembak dari belakang bukan dari depan," tuturnya.
Dalih, keretakan rumah tangga, dipersoalkan Idris sebab selama ini hubungan anaknya dengan istrinya, Bripda MI adem ayem,"Bahkan waktu mau tugas lagi di Polres Selayar saya sama istri dan mamanya antar ke Selayar. Sekarang saya sama-sama di Gowa ada istrinya juga, tidak ada itu kalau mau cerai. Itu dugaan yang kurang baik. Saat istrinya masih shock," ungkap Idris.
Soal keluhan dua hari sebelum kematian pria berusia 26 tahun itu, kata Idris hanya keluhan biasa,"Memang ada keluhan dua hari sebelum kejadian. Tapi keluhan biasa, 'pak sakit kepalaku' saya bilang, minum obat lagi. Karena dokter praktek yang di Jalan Bawakaraeng Makassar itu bilang, kalau sakit minum lagi itu obat, kalau tidak jangan diminum," keluh Idris.
Menanggapi tudingan keluarga korban, Kapolres Selayar AKBP Temmangnganro Machmud mempersilakan kalau pihak keluarga keberatan atau menemukan keganjilan. (Baca Juga : Polisi Hentikan Penyelidikan Kasus Tewasnya Bripda MF)
“Jika keluarga menemukan keganjalan bisa dibuatkan laporan untuk diselidiki ulang. Intinya kalau orang tua komplain, kami terbuka. Kapan pun keluarganya mau buat laporan polisi, curiga bahwa ada pembunuhan atau meninggal tidak wajar, silakan melapor nanti kita otopsi. Bongkar kembali kuburannya. Dulu juga kami sudah koordinasi dengan Biddokkes Polda Sulsel untuk otopsi, tapi bapaknya menolak," ujarnya.
Kapolres menyebutkan, pihaknya sudah menghentikan penyelidikan kasus kematian Bripda MF, hasil pemeriksaan visum awal dan penolakan otopsi dari pihak keluarga juga sudah diterima dari pihak Rumah Sakit KH Hayyung Selayar. “Kasusnya sudah ditutup. Intinya kalau orang tua komplain, kami terbuka,” tandasnya.
Sebelumnya, Kapolda Sulsel Irjen Pol Merdisyam menyebutkan, investigasi awal atas meninggalnya anggota Polres Selayar, Bripda MF, pihaknya tidak menemukan adanya keterlibatan orang lain dalan kejadian memilukan tersebut. (Baca Juga: Diduga Depresi, Anggota Polisi Tewas Tembak Dada Sendiri )
“Sampai saat ini dari penyelidikan yang dilakukan tidak ada atau tidak didapati keterlibatan orang lain, walaupun sudah ada data awal namun semua tetap akan kita dalami, nanti akan kita infokan selanjutnya,” kata Merdisyam kepada SINDONews, Selasa (20/10).
“Saya tidak terima kalau dibilang bunuh diri apalagi dibilang depresi, bagaimana bisa disimpulkan begitu tanpa pemeriksaan psikiater. Anak saya itu sudah dinyatakan sembuh, pertama di RS Bhayangkara sama di dokter praktek. Semua bilang sudah normal, sembuh, sudah bisa bertugas, tapi yang ringan-ringan dulu,” kata Idris kepada SINDONews, Minggu (25/10).
Apalagi katanya, karena depresi usai insiden kecelakaan motor di Selayar, akhir Mei 2020 lalu. Ditambah, beberapa informasi yang menyebut motif anak pertamanya itu mengakhiri hidup karena persoalan rumah tangga dengan istrinya yang juga merupakan anggota polisi berinisial MI.
“Tidak ada persoalan rumah tangga sama sekali. Saya tidak terima kalau dibilang bunuh diri apalagi dibilang depresi,” kata Idris. (Baca Juga: Polisi Selayar Tewas Tertembak, Polda Tak Temukan Keterlibatan Orang Lain)
Dia menyebutkan, seharusnya Polda Sulsel ataupun Polres Selayar memberikan transparansi. Idris meminta pernyataan jika anaknya bunuh diri dibuktikan. “Saya minta diperlihatkan CCTV. Saya rasa ada ganjil dengan posisi senjata, itu bukan pistol tapi senapan tidak mudah bunuh diri pakai senapan. Saya saja mandikan itu lukanya (di dada) tembus. Tapi lebih besar robeknya di bagian depan, beberapa keluarga yang pernah pegang senjata bilang itu ditembak dari belakang bukan dari depan," tuturnya.
Dalih, keretakan rumah tangga, dipersoalkan Idris sebab selama ini hubungan anaknya dengan istrinya, Bripda MI adem ayem,"Bahkan waktu mau tugas lagi di Polres Selayar saya sama istri dan mamanya antar ke Selayar. Sekarang saya sama-sama di Gowa ada istrinya juga, tidak ada itu kalau mau cerai. Itu dugaan yang kurang baik. Saat istrinya masih shock," ungkap Idris.
Soal keluhan dua hari sebelum kematian pria berusia 26 tahun itu, kata Idris hanya keluhan biasa,"Memang ada keluhan dua hari sebelum kejadian. Tapi keluhan biasa, 'pak sakit kepalaku' saya bilang, minum obat lagi. Karena dokter praktek yang di Jalan Bawakaraeng Makassar itu bilang, kalau sakit minum lagi itu obat, kalau tidak jangan diminum," keluh Idris.
Menanggapi tudingan keluarga korban, Kapolres Selayar AKBP Temmangnganro Machmud mempersilakan kalau pihak keluarga keberatan atau menemukan keganjilan. (Baca Juga : Polisi Hentikan Penyelidikan Kasus Tewasnya Bripda MF)
“Jika keluarga menemukan keganjalan bisa dibuatkan laporan untuk diselidiki ulang. Intinya kalau orang tua komplain, kami terbuka. Kapan pun keluarganya mau buat laporan polisi, curiga bahwa ada pembunuhan atau meninggal tidak wajar, silakan melapor nanti kita otopsi. Bongkar kembali kuburannya. Dulu juga kami sudah koordinasi dengan Biddokkes Polda Sulsel untuk otopsi, tapi bapaknya menolak," ujarnya.
Kapolres menyebutkan, pihaknya sudah menghentikan penyelidikan kasus kematian Bripda MF, hasil pemeriksaan visum awal dan penolakan otopsi dari pihak keluarga juga sudah diterima dari pihak Rumah Sakit KH Hayyung Selayar. “Kasusnya sudah ditutup. Intinya kalau orang tua komplain, kami terbuka,” tandasnya.
Sebelumnya, Kapolda Sulsel Irjen Pol Merdisyam menyebutkan, investigasi awal atas meninggalnya anggota Polres Selayar, Bripda MF, pihaknya tidak menemukan adanya keterlibatan orang lain dalan kejadian memilukan tersebut. (Baca Juga: Diduga Depresi, Anggota Polisi Tewas Tembak Dada Sendiri )
“Sampai saat ini dari penyelidikan yang dilakukan tidak ada atau tidak didapati keterlibatan orang lain, walaupun sudah ada data awal namun semua tetap akan kita dalami, nanti akan kita infokan selanjutnya,” kata Merdisyam kepada SINDONews, Selasa (20/10).
(nic)
tulis komentar anda