Dampak COVID-19, Kredit Macet di Bank Jatim Naik 4,49 Persen
Jum'at, 23 Oktober 2020 - 12:21 WIB
SURABAYA - Pandemi COVID-19 membawa dampak bagi PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Timur Tbk atau Bank Jatim, khususnya dalam hal Non Performing Loan (NPL) atau kredit macet. Pada triwulan III 2020 ini, NPL bank yang mayoritas sahamnya dikuasai Pemprov Jatim itu berada di posisi 4,49%.
Angka ini meningkat dibanding akhir tahun lalu yang berada di angka 2,77%. "Peningkatan NPL ini akibat pandemi COVID-19. Di mana semua sektor penggerak ekonomi terhenti. Sehingga berpengaruh pada kelancaran dalam melakukan pembayaran kreditnya," kata Direktur Utama Bank Jatim, Basrul Iman, Jumat (23/10/2020). (Baca: Penguatan Antibodi Perbankan terhadap Serangan Covid-19 )
Menurutnya, pandemi virus asal Wuhan, China itu sangat berpengaruh pada cashflow. Tidak hanya di perbankan tapi di semua sektor usaha. Namun, kata dia, NPL Bank Jatim masih di batas toleransi dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) sebesar 5%. "Dengan tingginya NPL ini, kami berusaha untuk memanfaatkan stimulus dari pemerintah, OJK dan sebagainya. Dimana kami memberikan relaksasi kredit pada debitur yang tercatat dan terdampak pandemi COVID-19," ujarnya.
Stimulus yang diberikan, lanjut dia, hingga September 2020, sebesar Rp1,69 triliun untuk 2.753 debitur. Yang saat ini masih dalam proses relaksasi yakni sebanyak Rp 359 miliar untuk 944 debitur. Dari Rp1,69 triliun itu yang terbesar untuk debitur di sektor komersial senilai Rp1,2 triliun, Rp494 miliar untuk UMKM dan Rp484 miliar konsumer. “Tapi relaksasi ini sudah mulai melandai di September ini hanya Rp102 miliar,” tukasnya.
Sementara itu, selama triwulan III 2020, Bank Jatim berhasil membukukan aset sebesar Rp82,08 triliun atau tumbuh 13,80% dibanding periode yang sama tahun lalu (YoY). Untuk Dana Pihak Ketiga (DPK) tumbuh 13,99% (YoY) menjadi Rp69,77 triliun. Sedangkan penyaluran kredit sebesar Rp40,38 triliun atau tumbuh 7,03% (YoY). (Baca: Habis Defisit, Neraca Pembayaran RI Mulai 'Untung' Besar )
Sektor UMKM menjadi penyumbang pertumbuhan kredit tertinggi. Yaitu sebesar Rp6,46 triliun atau tumbuh 12,24% (YoY). Diikuti kredit korporasi sebesar Rp10,01 triliun atau tumbuh 9,86%. Komposisi rasio keuangan Bank Jatim periode September 2020 antara lain Return on Equity (ROE) sebesar 18,63%,
Net Interest Margin (NIM) sebesar 5,70%, dan Return On Asset (ROA) 2,57%. Sedangkan Biaya Operasional dibanding Pendapatan Operasional (BOPO) masih tetap terjaga di angka 70,25%. Dari keseluruhan kinerja positif tersebut, kami berhasil mencatatkan laba sebesar Rp1,10 triliun.
Angka ini meningkat dibanding akhir tahun lalu yang berada di angka 2,77%. "Peningkatan NPL ini akibat pandemi COVID-19. Di mana semua sektor penggerak ekonomi terhenti. Sehingga berpengaruh pada kelancaran dalam melakukan pembayaran kreditnya," kata Direktur Utama Bank Jatim, Basrul Iman, Jumat (23/10/2020). (Baca: Penguatan Antibodi Perbankan terhadap Serangan Covid-19 )
Menurutnya, pandemi virus asal Wuhan, China itu sangat berpengaruh pada cashflow. Tidak hanya di perbankan tapi di semua sektor usaha. Namun, kata dia, NPL Bank Jatim masih di batas toleransi dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) sebesar 5%. "Dengan tingginya NPL ini, kami berusaha untuk memanfaatkan stimulus dari pemerintah, OJK dan sebagainya. Dimana kami memberikan relaksasi kredit pada debitur yang tercatat dan terdampak pandemi COVID-19," ujarnya.
Stimulus yang diberikan, lanjut dia, hingga September 2020, sebesar Rp1,69 triliun untuk 2.753 debitur. Yang saat ini masih dalam proses relaksasi yakni sebanyak Rp 359 miliar untuk 944 debitur. Dari Rp1,69 triliun itu yang terbesar untuk debitur di sektor komersial senilai Rp1,2 triliun, Rp494 miliar untuk UMKM dan Rp484 miliar konsumer. “Tapi relaksasi ini sudah mulai melandai di September ini hanya Rp102 miliar,” tukasnya.
Sementara itu, selama triwulan III 2020, Bank Jatim berhasil membukukan aset sebesar Rp82,08 triliun atau tumbuh 13,80% dibanding periode yang sama tahun lalu (YoY). Untuk Dana Pihak Ketiga (DPK) tumbuh 13,99% (YoY) menjadi Rp69,77 triliun. Sedangkan penyaluran kredit sebesar Rp40,38 triliun atau tumbuh 7,03% (YoY). (Baca: Habis Defisit, Neraca Pembayaran RI Mulai 'Untung' Besar )
Sektor UMKM menjadi penyumbang pertumbuhan kredit tertinggi. Yaitu sebesar Rp6,46 triliun atau tumbuh 12,24% (YoY). Diikuti kredit korporasi sebesar Rp10,01 triliun atau tumbuh 9,86%. Komposisi rasio keuangan Bank Jatim periode September 2020 antara lain Return on Equity (ROE) sebesar 18,63%,
Net Interest Margin (NIM) sebesar 5,70%, dan Return On Asset (ROA) 2,57%. Sedangkan Biaya Operasional dibanding Pendapatan Operasional (BOPO) masih tetap terjaga di angka 70,25%. Dari keseluruhan kinerja positif tersebut, kami berhasil mencatatkan laba sebesar Rp1,10 triliun.
(don)
Lihat Juga :
tulis komentar anda