Strategi Khofifah Cegah Pelajar Ikut Demo Omnibus Law
Rabu, 14 Oktober 2020 - 07:10 WIB
SURABAYA - Gubernur Jawa Timur (Jatim) Khofifah Indar Parawansa meminta Kepala Sekolah, guru dan Kepala Cabang (Kacab) Dinas Pendidikan untuk melibatkan Komite Sekolah dan Organisasi Siswa Intra Sekolah (OSIS) dalam proses pengawasan para pelajar. Hal ini untuk meminimalisir keikutsertaan pelajar SMA/SMK dalam kegiatan demonstrasi, khususnya terkait Omnibus Law UU Cipta Kerja.
Menurut Khofifah, keikutsertaan Komite Sekolah dan OSIS bisa menjadi pendekatan yang efektif dalam memberikan pengertian kepada pelajar dan mengawasi agar tidak turut dalam aksi unjuk rasa. Apalagi usia mereka masih usia anak- anak.
“Saya minta para kepala sekolah dan guru kelas mengundang Komite Sekolah, baik secara langsung maupun virtual. Begitu pula pengurus OSIS. Mereka diajak ikut untuk mengajak putra- putri atau temannya agar tetap konsentrasi belajar,” kata Khofifah di Gedung Negara Grahadi Surabaya, Rabu (14/10/2020).
(Baca juga: https://daerah.sindonews.com/read/195460/704/ambil-paksa-jenazah-covid-19-aktivis-banyuwangi-ditahan-polisi-1602609026 )
Orang nomor satu Jatim ini menambahkan, melalui Komite Sekolah diharapkan para orang tua bisa membimbing dan memonitoring langsung aktifitas anaknya. Melalui grup sosial media, Khofifah meminta orang tua bisa bekerja sama dengan pihak sekolah untuk memonitor agar pelajar tetap fokus pada kegiatan belajar.
“Jadi kalau komite ini pendekatan melalui orang tua dan harapannya langsung akan memberikan bimbingan dan monitoring,” tutur Khofifah .
Tak hanya Komite Sekolah, pendekatan melalui OSIS disebutkan pula akan jauh lebih efektif. Dengan kedekatan emosional sebagai teman sebaya, dirinya meminta para pengurus OSIS bisa melakukan pendekatan kepada temannya baik melalui media sosial maupun secara langsung.
(Baca juga: Fenomena Hari Tanpa Bayangan, BPBD Probolinggo Imbau Masyarakat Waspada Dehidrasi )
“Kalau OSIS bahkan bisa lebih efektif karena merupakan pendekatan teman sebaya, yang menggunakan bahasa mereka, juga dengan diksi ala milenial,” imbuhnya.
Untuk itu, dirinya menekankan pentingnya literasi digital bagi pelajar sebagai upaya untuk memfilter dalam menerima dan mencerna informasi juga dalam mengutarakan pendapat.
Mengingat banyaknya berita hoax yang tersebar di kalangan pelajar, Khofifah merasa bahwa tak hanya langkah antisipatif, namun juga langkah edukatif dan rehabilitatif yang diperlukan dalam kondisi saat ini. “Di sinilah peran dari pendidikan karakter yang dirasa sangat penting khususnya bagi anak- anak SMA dan SMK,” tekannya.
Sementara itu, Kepala Dinas Pendidikan (Dindik) Jatim Wahid Wahyudi meminta Kepala Sekolah dan Guru agar memantau semua kegiatan pelajar khususnya mulai pukul 10.00 WIB hingga 14.00 WIB. Termasuk Hari Sabtu dan Minggu. "Saya juga meminta agar guru wali kelas juga masuk ke dalam grup whatsapp grup pelajar untuk mempermudah pemantauan," katanya.
Menurut Khofifah, keikutsertaan Komite Sekolah dan OSIS bisa menjadi pendekatan yang efektif dalam memberikan pengertian kepada pelajar dan mengawasi agar tidak turut dalam aksi unjuk rasa. Apalagi usia mereka masih usia anak- anak.
“Saya minta para kepala sekolah dan guru kelas mengundang Komite Sekolah, baik secara langsung maupun virtual. Begitu pula pengurus OSIS. Mereka diajak ikut untuk mengajak putra- putri atau temannya agar tetap konsentrasi belajar,” kata Khofifah di Gedung Negara Grahadi Surabaya, Rabu (14/10/2020).
(Baca juga: https://daerah.sindonews.com/read/195460/704/ambil-paksa-jenazah-covid-19-aktivis-banyuwangi-ditahan-polisi-1602609026 )
Orang nomor satu Jatim ini menambahkan, melalui Komite Sekolah diharapkan para orang tua bisa membimbing dan memonitoring langsung aktifitas anaknya. Melalui grup sosial media, Khofifah meminta orang tua bisa bekerja sama dengan pihak sekolah untuk memonitor agar pelajar tetap fokus pada kegiatan belajar.
“Jadi kalau komite ini pendekatan melalui orang tua dan harapannya langsung akan memberikan bimbingan dan monitoring,” tutur Khofifah .
Tak hanya Komite Sekolah, pendekatan melalui OSIS disebutkan pula akan jauh lebih efektif. Dengan kedekatan emosional sebagai teman sebaya, dirinya meminta para pengurus OSIS bisa melakukan pendekatan kepada temannya baik melalui media sosial maupun secara langsung.
(Baca juga: Fenomena Hari Tanpa Bayangan, BPBD Probolinggo Imbau Masyarakat Waspada Dehidrasi )
“Kalau OSIS bahkan bisa lebih efektif karena merupakan pendekatan teman sebaya, yang menggunakan bahasa mereka, juga dengan diksi ala milenial,” imbuhnya.
Untuk itu, dirinya menekankan pentingnya literasi digital bagi pelajar sebagai upaya untuk memfilter dalam menerima dan mencerna informasi juga dalam mengutarakan pendapat.
Mengingat banyaknya berita hoax yang tersebar di kalangan pelajar, Khofifah merasa bahwa tak hanya langkah antisipatif, namun juga langkah edukatif dan rehabilitatif yang diperlukan dalam kondisi saat ini. “Di sinilah peran dari pendidikan karakter yang dirasa sangat penting khususnya bagi anak- anak SMA dan SMK,” tekannya.
Sementara itu, Kepala Dinas Pendidikan (Dindik) Jatim Wahid Wahyudi meminta Kepala Sekolah dan Guru agar memantau semua kegiatan pelajar khususnya mulai pukul 10.00 WIB hingga 14.00 WIB. Termasuk Hari Sabtu dan Minggu. "Saya juga meminta agar guru wali kelas juga masuk ke dalam grup whatsapp grup pelajar untuk mempermudah pemantauan," katanya.
(msd)
tulis komentar anda