Dinas Pangan Salatiga Ajak Warga Kembangkan Program Pangan Lestari
Rabu, 06 Mei 2020 - 18:30 WIB
SALATIGA - Dinas Pangan Kota Salatiga mengajak warga untuk membentuk dan mengembangkan kelompok Program Pangan Lestari (P2L) di lingkungan masing-masing. Program ini minimal bisa memenuhi kebutuhan sayur-mayur setiap hari sehingga bisa menghemat keuangan rumah tangga.
Terlebih pada masa pandemi COVID-19 ini, sebagian besar masyarakat Salatiga terkena dampak sosial dan ekonomi akibat virus corona. Tanaman sayuran pekarangan rumah membantu masyarakat untuk bertahan pada situasi sulit selama pandemi COVID-19.
Plt Kepala Dinas Pangan Kota Salatiga Sri Satuti mengatakan, program pangan lestari merupakan gerakan menanam tanaman pangan seperti sayuran dan pembibitan di lingkungan sekitar rumah. Adapun tujuan dari program ini adalah untuk memenuhi kebutuhan pangan dan menciptakan sumber pendapatan baru masyarakat.
"Kebun sayuran dan tempat pembibitan bisa dibuat di halaman rumah. Kami mengajak masyarakat untuk mengembangkan pembibitan sayuran karena hasilnya minimal bisa memenuhi kebutuhan sayuran setiap hari dan menambah pendapatan," katanya, Rabu (6/5/2020).
Menurut dia, banyak jenis tanaman sayuran yang bisa ditanaman oleh masyarakat di halaman rumah. Seperti cabe rawit, sawi bakso, sayur kangkung, sayur bayam, cabe keriting, kacang panjang, terong, buncis, tomat, sawi sendok, pare dan seledri. "Banyak tanaman yang bisa ditanam. Kita juga bisa mengembangkan pembibitan tanaman sayur-mayur. Itu memiliki nilai ekonomi tinggi," ujar Sri Satuti.
Dia menyatakan, kunci keberhasilan dalam keberlangsungan program pangan lestari pada pengembangan kebun bibit. Selain ditanam sendiri, bibit juga bisa dijual, sehingga para pelaku program pangan lestari bisa memiliki sumber pendapatan. Kelompok juga tidak terus-menerus tergantung dari bantuan pemerintah.
"Ibu-ibu anggota KRPL (Kawasan Rumah Pangan Lestari) merupakan pejuang ketahanan pangan keluarga. Mereka masih tetap beraktivitas dan menghasilkan aneka sayuran sehingga mereka dapat menghemat belanja untuk kebutuhan dapur setiap hari," katanya.
Karena itu, kata dia, Dinas Pangan mengajak masyarakat untuk berinovasi dan malakukan gerakan untuk mendorong peningkatan kesejahteraan masyarakat. Ini bisa dilakukan di lahan yang tidak luas. "Menanam sayuran tidak harus dilahan yang luas. Bisa dilakukan dengan sistem polybag sehingga dengan luas lahan yang terbatas bisa menanam banyak tanaman," katanya.
Sementara itu, sudah ada beberapa kelompok program pangan lestari yang berhasil. Seperti program Kelompok Program Pangan Lestari KWT Mekar Lestari, Kelurahan Randuacir, Kecamatan Argomulyo. Ketua KWT Mekar Lestari Elizabeth Sri Hastuti mengatakan, konsep kawasan rumah pangan lestari tidak sekedar pemanfaatan lahan pekarangan, tapi termasuk konsep kemandirian pangan dan diversifikasi pangan berbasis sumber pangan lokal, pelestarian sumberdaya genetik pangan dan kebun bibit.
"Harapannya, dengan berkembangnya KRPL yang kami kelola mampu memenuhi kebutuhan pangan dan gizi secara lestari, menuju keluarga dan masyarakat mandiri sejahtera," ujarnya.
Terlebih pada masa pandemi COVID-19 ini, sebagian besar masyarakat Salatiga terkena dampak sosial dan ekonomi akibat virus corona. Tanaman sayuran pekarangan rumah membantu masyarakat untuk bertahan pada situasi sulit selama pandemi COVID-19.
Plt Kepala Dinas Pangan Kota Salatiga Sri Satuti mengatakan, program pangan lestari merupakan gerakan menanam tanaman pangan seperti sayuran dan pembibitan di lingkungan sekitar rumah. Adapun tujuan dari program ini adalah untuk memenuhi kebutuhan pangan dan menciptakan sumber pendapatan baru masyarakat.
"Kebun sayuran dan tempat pembibitan bisa dibuat di halaman rumah. Kami mengajak masyarakat untuk mengembangkan pembibitan sayuran karena hasilnya minimal bisa memenuhi kebutuhan sayuran setiap hari dan menambah pendapatan," katanya, Rabu (6/5/2020).
Menurut dia, banyak jenis tanaman sayuran yang bisa ditanaman oleh masyarakat di halaman rumah. Seperti cabe rawit, sawi bakso, sayur kangkung, sayur bayam, cabe keriting, kacang panjang, terong, buncis, tomat, sawi sendok, pare dan seledri. "Banyak tanaman yang bisa ditanam. Kita juga bisa mengembangkan pembibitan tanaman sayur-mayur. Itu memiliki nilai ekonomi tinggi," ujar Sri Satuti.
Dia menyatakan, kunci keberhasilan dalam keberlangsungan program pangan lestari pada pengembangan kebun bibit. Selain ditanam sendiri, bibit juga bisa dijual, sehingga para pelaku program pangan lestari bisa memiliki sumber pendapatan. Kelompok juga tidak terus-menerus tergantung dari bantuan pemerintah.
"Ibu-ibu anggota KRPL (Kawasan Rumah Pangan Lestari) merupakan pejuang ketahanan pangan keluarga. Mereka masih tetap beraktivitas dan menghasilkan aneka sayuran sehingga mereka dapat menghemat belanja untuk kebutuhan dapur setiap hari," katanya.
Karena itu, kata dia, Dinas Pangan mengajak masyarakat untuk berinovasi dan malakukan gerakan untuk mendorong peningkatan kesejahteraan masyarakat. Ini bisa dilakukan di lahan yang tidak luas. "Menanam sayuran tidak harus dilahan yang luas. Bisa dilakukan dengan sistem polybag sehingga dengan luas lahan yang terbatas bisa menanam banyak tanaman," katanya.
Sementara itu, sudah ada beberapa kelompok program pangan lestari yang berhasil. Seperti program Kelompok Program Pangan Lestari KWT Mekar Lestari, Kelurahan Randuacir, Kecamatan Argomulyo. Ketua KWT Mekar Lestari Elizabeth Sri Hastuti mengatakan, konsep kawasan rumah pangan lestari tidak sekedar pemanfaatan lahan pekarangan, tapi termasuk konsep kemandirian pangan dan diversifikasi pangan berbasis sumber pangan lokal, pelestarian sumberdaya genetik pangan dan kebun bibit.
"Harapannya, dengan berkembangnya KRPL yang kami kelola mampu memenuhi kebutuhan pangan dan gizi secara lestari, menuju keluarga dan masyarakat mandiri sejahtera," ujarnya.
(abd)
tulis komentar anda